Kelenjar sebasea sering kali dikaitkan dengan munculnya jerawat karena perannya sebagai penghasil sebum atau minyak pada kulit. Meski demikian, kelenjar yang berukuran sangat kecil ini juga memiliki fungsi lain yang penting bagi kesehatan kulit.

Kelenjar sebasea terdapat di hampir seluruh bagian tubuh. Wajah dan kulit kepala merupakan bagian tubuh yang paling banyak terdapat kelenjar ini. Sementara itu, ada pula bagian tubuh yang tidak memiliki kelenjar sebasea, yaitu bibir bawah, telapak tangan, dan telapak kaki.

Mengenal Fungsi Kelenjar Sebasea bagi Tubuh - Alodokter

Sekilas tentang Kelenjar Sebasea dan Fungsinya

Kelenjar sebasea terletak di bawah permukaan kulit. Kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan zat minyak yang disebut sebum. Kelenjar sebasea bersama dengan kelenjar keringat juga berperan dalam mengatur suhu tubuh agar tetap stabil.

Saat cuaca panas, sebum yang dikeluarkan kelenjar sebasea akan bercampur dengan keringat untuk mencegah hilangnya panas berlebih dari tubuh. Sementara itu, saat cuaca dingin, sebum akan mengandung lebih banyak minyak untuk melindungi rambut dan kulit dari kekeringan. Terkadang, hal ini bisa membuat rambut lepek.

Selain mengatur suhu tubuh dan mencegah kulit kering, sebum mengandung squalene dan zat lain yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari bakteri, jamur, dan virus penyebab infeksi.

Kaitan Antara Kelenjar Sebasea dan Jerawat

Kelenjar sebasea akan memproduksi sebum secara berlebihan selama masa pubertas. Bila disertai dengan pelepasan sel kulit mati, sebum yang berlebih dapat menyumbat pori-pori.

Pori-pori yang tersumbat dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri, seperti Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnes. Selain itu, bakteri di pori-pori kulit juga dapat memicu respons sistem imun dan memicu peradangan.

Akibatnya, akan muncul berbagai keluhan, seperti komedo hitam, komedo putih (whitehead), dan jerawat.

Gangguan Kesehatan yang Dapat Terjadi pada Kelenjar Sebasea

Selain jerawat, ada beberapa masalah kulit lain yang berkaitan dengan kelenjar sebasea, di antaranya:

1. Dermatitis seboroik

Salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada kelenjar sebasea adalah dermatitis seboroik. Kondisi ini menyerang bagian tubuh yang mengandung banyak sebum, seperti kulit kepala dan wajah.

Selain sebum, dermatitis seboroik juga dapat disebakan oleh infeksi bakteri Malassezia dan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.

2. Kista sebasea

Kista sebasea terjadi ketika kelenjar sebasea rusak atau tersumbat. Kondisi ini umumnya terjadi akibat cedera, seperti luka operasi di area kelenjar sebasea atau akibat  jerawat.

3. Nevus sebaceous

Nevus sebaceous adalah tanda lahir yang dapat muncul di wajah, leher, dahi, atau kulit kepala. Kondisi ini tergolong tumor jinak yang jarang terjadi dan biasanya sulit dihilangkan.

4. Karsinoma kelenjar sebasea

Karsinoma kelenjar sebasea adalah kanker pada kelenjar sebasea yang umumnya muncul di kelopak mata. Kanker ini awalnya ditandai dengan benjolan atau penebalan di kulit kelopak mata. Seiring perkembangannya, benjolan tersebut dapat berdarah atau mengeluarkan nanah.

5. Hiperplasia sebasea

Hiperplasia sebasea adalah kondisi ketika sebum terperangkap di dalam kelenjar sebasea. Kondisi ini menyebabkan tumbuhnya benjolan di dahi atau pipi.

Hiperplasia sebasea umumnya dialami oleh orang usia paruh baya atau lansia. Meski tidak berbahaya, kondisi ini dapat menganggu penampilan.

Agar kelenjar sebasea bisa bekerja dengan baik, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, yaitu mencukupi kebutuhan cairan tubuh, mengompres pori-pori yang tersumbat dengan air hangat, dan menghindari paparan sinar matahari langsung.

Jika Anda mengalami keluhan terkait kelenjar sebasea, seperti kulit kemerahan, gatal, atau muncul benjolan kecil di bawah kulit yang tidak hilang dalam beberapa hari, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan pengobatan yang tepat dan sesuai dengan keluhan Anda.