Hipertensi postpartum dialami oleh sekitar 2% ibu hamil. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi, seperti kehilangan penglihatan, bahkan kematian.

Hipertensi postpartum merupakan kondisi ketika seorang ibu mengalami tekanan darah tinggi setelah melahirkan. Kenaikan tekanan darah biasanya mencapai puncaknya pada 3–6 hari pascapersalinan. Namun, tekanan darah tinggi juga bisa berlangsung hingga 6 bulan setelah melahirkan.

Mengenal Gejala Hipertensi Postpartum dan Penyebabnya - Alodokter

Risiko hipertensi postpartum dapat meningkat jika Bunda mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Melahirkan anak kembar dua atau lebih
  • Memiliki berat badan berlebih atau kurang
  • Melahirkan bayi untuk pertama kali saat berusia 40 tahun lebih
  • Menderita penyakit tertentu sebelum mengandung, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi kronis

Gejala Hipertensi Postpartum

Hipertensi postpartum dapat dikenali dengan beberapa gejala, antara lain:

  • Pusing
  • Sakit kepala hebat
  • Kaki atau pergelangan kaki bengkak
  • Kelelahan parah
  • Nyeri lengan, punggung, leher, atau rahang
  • Keringat dingin atau mual
  • Jantung berdebar
  • Berat badan naik drastis

Jika Bunda mengalami gejala-gejala di atas setelah melahirkan, segeralah periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Penyebab Hipertensi Postpartum

Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebab hipertensi postpartum. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga terkait atau menjadi penyebab hipertensi postpartum, di antaranya:

Preeklamsia

Preeklamsia merupakan kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urin pada ibu hamil. Preeklamsia dapat terjadi ketika usia kandungan berumur lebih dari 20 minggu.

Wanita yang mengalami preeklamsia selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi postpartum.

Preeklamsia setelah melahirkan

Preeklamsia dapat berlanjut setelah melahirkan, tetapi kondisi ini jarang terjadi. Sebagian besar preeklamsia setelah melahirkan terjadi dalam waktu 48 jam pascapersalinan, tapi ada juga yang terjadi 6 minggu atau lebih setelah melahirkan.

Preeklamsia setelah melahirkan harus dipantau dan diobati dengan tepat agar tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius atau bahkan kematian.

Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Kondisi ini biasanya hilang setelah melahirkan. Namun, hipertensi gestasional juga dapat berlanjut selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan pascapersalinan.

Penanganan Hipertensi Postpartum

Apabila Bunda mengalami hipertensi postpartum, dokter dapat merekomendasikan dua metode penanganan berikut:

Menyusui

Semua wanita yang baru melahirkan, baik yang menderita hipertensi postpartum maupun tidak, dianjurkan untuk menyusui. Menyusui aman dilakukan dan dipercaya dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi.

Obat-obatan

Selain menyusui, dokter juga dapat meresepkan obat nifedipine, methyldopa, atau enalapril untuk menangani hipertensi postpartum. Obat-obatan tersebut tergolong aman untuk dikonsumsi selama menyusui.

Hipertensi postpartum dapat menyebabkan sejumlah masalah medis, seperti kerusakan organ, buta, penyakit jantung, kejang, stroke, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.

Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter bila Bunda merasakan berbagai gejala hipertensi postpartum seperti yang disebutkan di atas. Begitu pula halnya jika mengalami sakit dada, sesak napas, atau masalah penglihatan, bahkan pingsan setelah melahirkan.