Nifedipine adalah obat untuk mengatasi hipertensi. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dada (angina pektoris) akibat penyakit jantung koroner dan penyempitan pembuluh darah akibat sindrom Raynaud.

Nifedipine bekerja dengan cara menghambat aliran kalsium yang masuk ke dalam sel-sel pembuluh darah dan jantung. Kalsium dibutuhkan untuk kontraksi otot pembuluh darah maupun jantung.

Nifedipine - Alodokter

Dengan cara kerja tersebut, pembuluh darah dapat lebih rileks, aliran darah akan lebih lancar, dan beban kerja jantung juga menjadi lebih ringan. Nifedipine juga mengurangi tekanan pada jantung saat bekerja, sehingga dapat membantu mencegah angina pektoris.

Merek dagang nifedipine: Adalat Oros, Farmalat 10, Farmalat ER, Niften, Niprocor, Nifedipine, dan Zendalat.

Apa Itu Nifedipine

Golongan Obat resep
Kategori Antagonis kalsium
Manfaat Mengatasi hipertensi, sindrom Raynaud, dan angina
Dikonsumsi oleh Dewasa
 

Nifedipine untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori C:  Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Nifedipine dapat terserap ke dalam ASI. Bagi ibu menyusui, disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Bentuk obat Tablet lepas cepat, tablet lepas lambat, kapsul

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Nifedipine

Nifedipine hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Sebelum mengonsumsi obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Jangan mengonsumsi nifedipine jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang dalam pengobatan tuberkulosis atau pengobatan lain yang menggunakan rifampicin. Nifedipine tidak boleh digunakan bersamaan dengan rifampicin.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami PPOK, penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes, pembengkakan pada tungkai, atau hipotensi.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, riwayat serangan jantung, atau gagal jantung.
  • Jangan mengonsumsi nifedipine tablet lepas cepat jika Anda mengalami nyeri atau rasa berat pada dada, sakit kepala berat dan muntah-muntah, atau sesak napas yang terjadi mendadak.
  • Diskusikan dengan dokter perihal penggunaan nifedipine tablet lepas cepat pada lansia.
  • Jika Anda sedang mengonsumsi nifedipine tablet lepas lambat, beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami aritmia, intoleransi laktosa, sulit menelan, sulit buang angin, penyakit radang usus, atau kanker usus besar.
  • Beri tahu dokter jika Anda baru saja menjalani operasi bypass lambung.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan nifedipine karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Jangan langsung melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi nifedipine, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan nifedipine sebelum menjalani tindakan medis tertentu atau operasi, termasuk operasi gigi.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi nifedipine.

Dosis dan Aturan Pakai Nifedipine

Dosis nifedipine berbeda-beda tergantung pada jenis sediaan dan kondisi yang ingin diatasi. Berikut adalah penjelasannya:

Kondisi: Hipertensi

Bentuk tablet pelepasan lambat

  • Dosis 30–60 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 7–14 hari jika perlu.
  • Dosis pemeliharaan 30–90 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: Angina pektoris

Bentuk tablet pelepasan lambat

  • Dosis awal 30–60 mg, 1 kali sehari.
  • Dosis pemeliharaan 30–90 mg, 1 kali sehari.
  • Dosis maksimal 120 mg per hari.

Kondisi: Pencegahan angina pektoris

Bentuk tablet pelepasan cepat

  • Dosis awal 10 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 7–14 hari.
  • Dosis pemeliharaan 10–30 mg, 3–4 kali sehari.
  • Dosis maksimal 180 mg per hari.

Bentuk tablet pelepasan lambat

  • Dosis awal 30–60 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 7–14 hari.
  • Dosis pemeliharaan 30–90 mg, 1 kali sehari
  • Dosis maksimal 120 mg per hari.

Kondisi: Sindrom Raynaud

Bentuk tablet pelepasan cepat

  • Dosis awal 5 mg, 3 kali sehari.
  • Dosis maksimal 20 mg, 3 kali sehari.

Bentuk tablet pelepasan lambat

  • Dosis awal 30–120 mg, 1 kali sehari.

Cara Menggunakan Nifedipine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat sebelum mulai mengonsumsi nifedipine. Jangan mengurangi, menambah, atau menghentikan pengobatan tanpa arahan dari dokter.

Konsumsi nifedipine secara teratur pada waktu yang sama tiap harinya. Nifedipine pelepasan cepat dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, jika Anda mengonsumsi nifedipine dalam bentuk tablet pelepasan lambat, sebaiknya konsumsi obat ini dalam keadaan perut kosong atau sebelum makan.

Telan nifedipine pelepasan lambat dalam keadaan utuh dengan air putih, tanpa membelah, mengunyah, atau menghancurkannya terlebih dahulu.

Jika Anda lupa mengonsumsi nifedipine, segera minum obat ini jika belum mendekati jadwal konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis di waktu konsumsi obat selanjutnya.

Pastikan untuk melakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Selama menjalani pengobatan dengan nifedipine, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah atau pemeriksaan darah secara rutin.

Simpan nifedipine di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Nifedipine dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi bila nifedipine digunakan secara bersamaan dengan obat-obatan lain, yaitu:

  • Penurunan efektivitas nifedipine jika digunakan dengan rifampicin
  • Penurunan efektivitas nifedipine jika digunakan dengan phenytoin, carbamazepine, atau phenobarbital
  • Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan dengan antihipertensi lainnya, seperti obat golongan diuretik, ACE inhibitor, atau penghambat beta
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping nifedipine jika digunakan dengan erythromycin, ritonavir, ketoconazole, fluoxetine, cisapride, asam valproat, cimetidine, atau diltiazem
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari digoxin atau tacrolimus
  • Penurunan efektivitas quinidine untuk mengatasi malaria atau aritmia

Selain dengan obat, nifedipine juga bisa berinteraksi dengan makanan. Jika nifedipine dikonsumsi bersama grapefruit, bisa terjadi interaksi berupa peningkatan kadar dan efek samping nifedipine. Hindari grapefruit atau produk grapefruit selama mengonsumsi nifedipine.

Efek Samping dan Bahaya Nifedipine

Ada beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan nifedipine, di antaranya:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Konstipasi
  • Pembengkakan pada tungkai atau kaki
  • Mual, nyeri ulu hati, dan heartburn
  • Tremor
  • Gejala infeksi yang ditandai dengan batuk, mengi, sakit tenggorokan, atau hidung tersumbat
  • Flushing atau rasa hangat di wajah, leher, atau dada
  • Kram otot
  • Perubahan suasana hati

Periksakan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau justru memberat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius di bawah ini:

  • Denyut jantung cepat atau tidak teratur
  • Padangan kabur
  • Nyeri dada yang lebih berat dari biasanya
  • Nyeri dada yang menyebar ke pundak atau dagu, disertai mual serta keringat dingin
  • Pingsan