Fluoxetine adalah obat untuk mengatasi depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan disforik pramenstruasi, bulimia, atau serangan panik. Obat yang tersedia dalam bentuk tablet ini hanya bisa dikonsumsi atas saran dari dokter.

Fluoxetine merupakan obat antidepresan yang bekerja dengan cara meningkatkan kadar serotonin di dalam otak. Serotonin merupakan salah satu neurotransmitter yang bertugas mengatur emosi, tidur, hingga nafsu makan. Saat jumlah serotonin meningkat, gangguan mental bisa teratasi.

fluoxetine-alodokter

Merek dagang fluoxetine: Antiprestin, Deprezac, Doxetin, Elizac, Fluoxetine Hydrochloride, Nopres, Noxetine, Prestin, Prozac, Sactine, Zac

Apa itu Fluoxetine

Golongan Obat resep
Kategori Antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
Manfaat Mengatasi depresi, serangan panik, gangguan obsesif kompulsif, bulimia, atau sindrom disforik pramenstruasi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia ≥7 tahun
Fluoxetine untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Fluoxetine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Fluoxetine

Fluoxetine hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi fluoxetine:

  • Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Fluoxetine tidak boleh diminum oleh orang yang memiliki alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita sirosis, gangguan buang air kecil, diabetes, kejang, epilepsi, glaukoma, tukak lambung, atau penyakit liver.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah didiagnosis dengan gangguan mental lain, seperti gangguan bipolar, menyalahgunaan NAPZA, atau memiliki pikiran untuk bunuh diri.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi fluoxetine, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan fluoxetine jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Jangan mengonsumsi fluoxetine jika Anda mengonsumsi obat MAOI, seperti isocarboxazid atau phenelzine, dalam 14 hari terakhir.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat, efek samping serius, atau pikiran untuk melukai diri sendiri setelah mengonsumsi

Dosis dan Aturan Pakai Fluoxetine

Dosis fluoxetine yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi kesehatan dan usia pasien. Berikut adalah penjelasannya:

Kondisi: Depresi

  • Dewasa: Dosis awal 20 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 60 mg per hari. Pengobatan dilakukan setidaknya selama 6 bulan.
  • Anak usia ≥8 tahun: Dosis awal 10 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 1–2 minggu.

Kondisi: Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

  • Dewasa: Dosis awal 20 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 60 mg per hari.
  • Anak usia ≥7 tahun: Dosis awal 10 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 2 minggu pengobatan. Dosis dapat ditingkatkan lagi hingga 60 mg per hari jika dibutuhkan.

Kondisi: Gangguan disforik pramenstruasi

  • Dewasa: 20 mg per hari. Obat diminum mulai 14 hari sebelum haid hingga hari pertama menstruasi.

Kondisi: Bulimia

  • Dewasa: 60 mg per hari, sekali sehari atau dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.

Kondisi: Serangan panik

  • Dewasa: Dosis awal 10 mg per hari, yang dapat ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 1 minggu pengobatan. Dosis dapat ditingkatkan lagi hingga 60 mg per hari.

Cara Mengonsumsi Fluoxetine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi fluoxetine. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Fluoxetine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan obat dengan bantuan air tanpa dikunyah, dibelah, atau dihancurkan, karena dapat memengaruhi efektivitas obat.

Usahakan untuk mengonsumsi obat ini pada jam yang sama setiap harinya. Jika lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah mendekati jadwal berikutnya, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jangan menghentikan pengobatan dengan fluoxetine meskipun sudah merasa lebih baik, kecuali atas anjuran dokter. Mungkin diperlukan waktu 4–5 minggu sebelum Anda merasakan manfaat penuh dari obat ini.

Simpan fluoxetine di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Fluoxetine dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika fluoxetine digunakan bersama dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan dengan lithium, tramadol, atau obat golongan SSRI lain, seperti sertraline
  • Peningkatan risiko terjadinya pendarahan jika digunakan bersama obat OAINS atau obat antikoagulan, seperti warfarin, dalam dosis tinggi
  • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan bupropion
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin atau carbamazepine
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang berbahaya, seperti pemanjangan interval QT, jika digunakan dengan amiodarone atau klorokuin

Untuk menghindari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan fluoxetine bersama dengan obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Fluoxetine

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi fluoxetine adalah:

Periksakan diri ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung membaik atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Muncul pikiran untuk bunuh diri
  • Penglihatan buram
  • Nyeri atau bengkak pada mata
  • Nyeri sendi
  • Kepala terasa ringan seperti akan pingsan
  • Jantung berdebar atau berdetak tidak beraturan
  • Napas pendek
  • Otot kaku, demam, keringat berlebihan, halusinasi, mual, dan muntah
  • Linglung, bicara tidak jelas, sangat lemas, serta kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh
  • Ruam yang luas
  • Kejang
  • Perdarahan atau memar yang tidak wajar