Lithium adalah obat untuk menstabilkan suasana hati pada penderita gangguan bipolar. Penderita gangguan bipolar bisa merasakan fase bahagia luar biasa (fase mania), kemudian fase sangat sedih dan putus asa (fase depresi).

Lithium bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan zat kimia alami di dalam otak penderita bipolar. Obat ini diketahui dapat mengurangi keparahan dan kemunculan gejala mania, seperti perasaan yang berlebihan, perilaku ribut, kecurigaan berlebih kepada orang lain, atau agresif.

Lithium - Alodokter

Selain itu, penggunaan lithium juga ditujukan bagi pasien yang mengalami depresi kambuhan, serta gangguan perilaku, seperti agresi, mania, dan self-injury. Lithium tersedia dalam bentuk tablet dan hanya bisa digunakan dengan resep dokter.

Merk dagang lithium: Frimania

Apa Itu Lithium?

Golongan Mood stabilizer (antimania)
Kategori Obat resep
Manfaat
  • Mengendalikan fase mania dan fase depresi dalam gangguan bipolar.
  • Mengendalikan depresi kambuhan dan gangguan perilaku
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak usia ≥7 tahun
Lithium untuk ibu hamil dan menyusui Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.Lithium terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Lithium

Lithium tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan karena berisiko menyebabkan keracunan obat yang berakibat fatal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, yaitu:

  • Beri tahu dokter jika tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Lithium tidak boleh diberikan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita sindrom Brugada, penyakit Addison, myasthenia gravis, epilepsi, psoriasis, penyakit jantung, hipotiroidisme, penyakit ginjal, penyakit Parkinson, leukemia, kejang, sulit buang air kecil, ensefalopati, hiponatremia, atau infeksi berat dengan demam tinggi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Lithium tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita hamil atau menyusui.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi lithium jika berencana menjalani operasi atau prosedur medis apa pun.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal.
  • Jangan mengemudikan kendaraan, mengoperasikan alat berat, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi lithium, karena obat ini bisa menyebabkan kantuk, pusing, dan penglihatan kabur.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis setelah mengonsumsi lithium.

Dosis dan Aturan Pakai Lithium

Berikut adalah pembagian dosis lithium tablet untuk orang dewasa dan anak-anak berdasarkan kondisi yang diderita pasien:

Kondisi: Gangguan bipolar (fase mania akut, fase mixed state)

Dosis pasien dewasa

  • Dosis awal 600–900 mg per hari yang dibagi ke dalam 2–3 jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 300–600 mg setiap 1–5 hari hingga mencapai dosis 900–1800 mg per hari, tergantung respons pasien terhadap pengobatan.
  • Dosis perawatan 900–1.200 mg per hari yang dibagi ke dalam 3–4 jadwal konsumsi.

Dosis untuk anak-anak usia ≥7 tahun dengan BB 20–30 kg

  • Dosis awal 300 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 300 mg per hari, tergantung respons pasien terhadap pengobatan.
  • Terapi cepat untuk gejala yang berat: 600–1.500 mg per hari yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi, dilanjutkan dengan terapi perawatan 600–1.200 mg per hari yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.

Anak-anak usia ≥7 tahun dengan BB >30 kg:

  • Dosis awal 300 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 300 mg per hari tiap 3 hari, tergantung respons pasien terhadap pengobatan.
  • Terapi cepat untuk gejala yang berat: 600 mg, 2–3 kali sehari, dilanjutkan dengan terapi perawatan 300–600 mg, 2–3 kali sehari.

Kondisi: Depresi kambuhan, agresi, mania, perilaku menyakiti diri sendiri

  • Dosis pengobatan untuk pasien dewasa adalah 1.000–1.500 mg per hari. Dosis pencegahan 300–400 mg per hari.
  • Dosis pengobatan sekaligus pencegahan untuk pasien dengan BB ≥50 kg adalah 400–1.200 mg, 1 kali sehari atau dibagi ke dalam 2 jadwal konsumsi. Untuk pasien BB <50 kg, dosisnya 200–400 mg per hari.

Cara Mengonsumsi Lithium dengan Benar

Penggunaan lithium harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pasien juga perlu menjalani beberapa kali tes darah agar kadar litihium di dalam darahnya diketahui, sehingga dosis yang diberikan sesuai.

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi lithium. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang diberikan dokter, serta jangan memperpanjang jangka waktu penggunaan obat atau menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba.

Konsumsi lithium bersama dengan makanan. Telan tablet secara utuh dengan air putih. Jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkan tablet.

Konsumsi lithium pada waktu yang sama setiap harinya agar hasil pengobatan maksimal. Bila lupa mengonsumsi lithium, segera konsumsi obat ini jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Perbanyak minum air putih selama menjalani pengobatan dengan lithium untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami diare, muntah-muntah, atau kondisi lain yang menyebabkan dehidrasi selama menggunakan lithium.

Simpan lithium dalam wadah tertutup di ruangan dengan suhu yang sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau terkena paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Lithium dengan Obat Lain

Jika digunakan secara bersamaan dengan obat-obatan tertentu, lithium dapat menimbulkan efek interaksi berupa:

  • Peningkatan kadar lithium dalam darah dan risiko terjadinya keracunan lithium jika digunakan bersama obat diuretik, antibiotik, antipsikotik, obat antidepresan trisiklik, obat antihipertensi golongan ACE inhibitor, antagonis kalsium, antikonvulsan, atau obat antiinflamasi nonsteroid
  • Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), antidepresan jenis serotonin and norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), antidepresan jenis monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), triptan, fentanyl, tramadol, tryptophan, dan buspirone
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan dengan obat antiaritmia, antipsikotik, antibiotik, antihistamin, antimalaria, atau cisapride
  • Peningkatan risiko terjadinya hipotiroidisme jika digunakan bersama potassium iodide
  • Penurunan ambang kejang jika digunakan bersama antidepresan, antipsikotik, anestesi, atau teofilin
  • Penurunan efektifitas lithium jika digunakan bersama dengan kafein, teofilin, sodium bicarbonate, atau penghambat anhidrase karbonat

Selain itu, konsumsi lithium bersama herbal St. John’s Wort dapat memicu terjadinya sindrom serotonin.

Efek Samping dan Bahaya Lithium

Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi lithium adalah:

  • Mengantuk
  • Mual
  • Sakit maag
  • Lelah
  • Nyeri otot
  • Pusing
  • Sering buang air kecil
  • Mulut terasa kering atau haus

Efek samping biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Periksakan ke dokter jika efek samping tersebut tidak juga membaik atau justru bertambah parah.

Penggunaan lithium yang tidak sesuai anjuran dokter berpotensi menyebabkan keracunan atau overdosis lithium. Tanda-tanda awal keracunan lithium antara lain:

  • Lemah otot
  • Kedutan
  • Pusing seperti melayang
  • Diare
  • Tremor ringan pada tangan
  • Penglihatan kabur
  • Perubahan suasana hati
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya

Segera ke dokter jika muncul gejala di atas. Jika ditangani dengan cepat saat gejalanya ringan, keluhan overdosis lithium dapat membaik. Sebaliknya, jika dibiarkan dapat menyebabkan gejala berat, seperti:

  • Linglung
  • Jantung berdetak cepat, lambat, atau tidak teratur
  • Bicara cadel
  • Tidak dapat menahan buang air kecil atau buang air besar
  • Sesak napas
  • Kejang
  • Pingsan
  • Koma

Selain itu, overdosis lithium juga dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom serotonin yang bisa berakibat fatal. Hentikan konsumsi lithium dan segera ke IGD jika terjadi sulit tidur, gelisah, tremor, atau demam tinggi.