Perawatan luka yang tepat penting dilakukan agar luka dapat cepat sembuh dan mencegah luka mengalami infeksi. Tindakan ini meliputi menjaga kebersihan luka, menutup luka, dan memilih obat untuk luka yang aman.
Luka bisa dalam bentuk luka kecil, seperti lecet, maupun luka besar, seperti bekas operasi. Luka pasti akan menimbulkan rasa sakit, tetapi skala rasa sakitnya dapat berbeda-beda, tergantung pada lokasi, jenis, dan keparahan luka.

Luka yang dalam atau luas membutuhkan perawatan luka klinik atau di rumah sakit. Sementara itu, luka yang ringan dapat diatasi melalui perawatan luka secara mandiri di rumah.
Jenis-Jenis Luka
Meskipun memiliki prinsip dasar yang sama, langkah-langkah perawatan luka dapat berbeda, tergantung pada jenis lukanya. Berikut ini adalah jenis-jenis luka yang umum ditemui:
1. Luka koyak atau avulsi
Avulsi adalah robeknya sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya. Luka robek ini bisa terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat, atau perkelahian. Darah yang keluar akibat luka jenis ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu penanganan medis segera.
2. Luka tusuk
Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dan panjang, seperti pisau, jarum, atau paku. Meski umumnya tidak menyebabkan darah banyak keluar, luka jenis ini dapat menembus kulit hingga melukai organ dalam. Selain itu, luka tusuk juga dapat menyebabkan tetanus.
Jika Anda tertusuk benda kotor, seperti paku berkarat, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan perawatan luka untuk mencegah infeksi dan memberikan vaksin tetanus jika diperlukan. Vaksinasi ini penting terutama bagi orang yang berisiko tinggi terkena tetanus, seperti penderita diabetes.
3. Luka robek atau laserasi
Luka robek bisa berupa luka gores ringan, bisa juga berupa luka yang dalam dengan bentuk tidak teratur. Luka ini sering ditemukan pada kecelakaan saat berkendara atau kerja, misalnya akibat mesin.
Kedaruratan perawatan luka ini tergantung pada berat-ringannya perdarahan dan bagian tubuh yang terkena. Jika luka robek tergolong dalam, perdarahan bisa susah dihentikan.
4. Luka sayat atau insisi
Luka sayat bisa disebabkan oleh benda yang pipih dan tajam, seperti silet, pecahan kaca, pisau, atau bahkan kertas. Selain itu, luka sayat juga bisa disebabkan oleh prosedur pembedahan. Sama seperti luka robek, kedaruratan perawatan luka ini tergantung pada kondisi perdarahan dan lokasi luka.
5. Luka baret atau abrasi
Abrasi terjadi ketika kulit bergesekan atau menggores permukaan kasar atau keras, misalnya jalanan beraspal atau semen. Meski tidak menimbulkan banyak perdarahan, luka jenis ini perlu dibersihkan dengan baik untuk menghindari infeksi.
Cara Merawat Luka dengan Benar
Jika luka yang dialami tergolong ringan, Anda dapat melakukan beberapa langkah perawatan luka seperti berikut:
1. Mencuci tangan
Sebelum melakukan perawatan luka, cuci tangan Anda terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun untuk menghindari infeksi.
2. Menekan luka
Perdarahan pada goresan dan luka ringan biasanya akan berhenti sendiri. Jika tidak, beri tekanan lembut pada luka dengan kain yang bersih. Posisikan bagian tubuh yang terluka lebih tinggi.
3. Membersihkan luka
Selanjutnya, bilas luka dengan cairan pembersih luka atau dengan air bersih yang mengalir. Sekitar luka boleh dibersihkan dengan sabun lembut. Hindari menyabuni luka secara langsung karena dapat menyebabkan iritasi pada jaringan luka
Membersihkan luka dengan cara membilasnya dengan air bersih mungkin akan menimbulkan rasa perih. Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan antiseptik dengan kandungan polyhexanide (PHMB), karena kandungan ini tidak menimbulkan perih. Untuk menggunakannya, Anda cukup menyemprotkannya ke area luka.
Selain untuk membersihkan luka, penggunaan antiseptik ini juga bermanfaat untuk membasmi bakteri, sehingga mencegah luka mengalami infeksi.
Menggunakan antiseptik PHMB untuk membersihkan luka lebih disarankan daripada menggunakan alkohol atau hidrogen peroksida. Ini karena alkohol dan hidrogen peroksida dapat merusak jaringan kulit dan membuat luka sembuh lebih lama.
Jika ada kotoran atau benda kecil yang tertancap pada luka, gunakan pinset yang disterilkan menggunakan alkohol untuk mencabutnya.
4. Menutup luka
Setelah luka dibersihkan, tutup luka menggunakan perban steril agar terhindar dari kotoran dan bakteri. Jika luka atau goresannya tergolong kecil, tidak perlu diperban. Jangan lupa untuk mengganti perban setidaknya sekali sehari, atau tiap kali perban basah atau kotor.
Namun, pada beberapa jenis luka ringan, membiarkan luka terbuka dan lembap (moist wound healing) dapat mempercepat penyembuhan.
Jika luka cukup dalam, menganga, terlihat lemak atau otot, dan perdarahan tidak berhenti setelah 10 menit, segera ke rumah sakit atau klinik untuk mendapat penanganan medis dari dokter.
Pada luka yang dalam atau kotor, suntikan tetanus mungkin dibutuhkan, terutama bila Anda belum mendapatkan booster tetanus dalam 5 tahun terakhir atau status vaksinasi tidak jelas.
Jika Anda masih bingung saat melakukan perawatan luka, jangan ragu untuk tanyakan ke dokter melalui Chat Bersama Dokter. Dokter akan menjelaskan secara terperinci cara merawat luka yang sesuai dengan kondisi luka Anda dan memberi rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.