Mules tapi tidak BAB bisa terasa sangat mengganggu, terutama ketika perut terasa mulas berkepanjangan tetapi tidak ada tinja yang keluar. Meski sering kali bukan pertanda penyakit serius, memahami penyebab dan cara mengatasinya penting agar keluhan ini tidak terus mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mules tapi tidak BAB sering membuat perut terasa penuh dan tidak nyaman, seolah ingin buang air besar tapi tak ada yang keluar. Kondisi ini bisa dialami siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan umumnya disebabkan oleh gangguan ringan pada sistem pencernaan.

Namun, dalam beberapa kasus, keluhan ini juga bisa menandakan adanya masalah medis yang lebih serius, seperti infeksi atau iritasi usus. Dengan memahami penyebab dan cara mengatasinya, Anda dapat meredakan rasa tidak nyaman sekaligus menjaga kesehatan pencernaan tetap optimal.
Beberapa Penyebab Mules Tapi Tidak BAB
Keluhan mules tapi tidak BAB dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab mules tapi tidak BAB yang perlu diketahui:
1. Sembelit ringan
Sembelit terjadi ketika tinja menjadi keras, kering, dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan serat dari sayur dan buah, kurang minum air putih, atau jarang beraktivitas fisik. Akibatnya, Anda bisa merasa mules dan ingin buang air besar, tetapi tinja sulit keluar atau hanya keluar sedikit.
2. Stres atau kecemasan
Penyebab mules tapi tidak BAB selanjutnya adalah stres atau tekanan emosional. Saat seseorang mengalami stres, cemas, atau tekanan mental, tubuh melepaskan hormon stres yang dapat memengaruhi kerja otot usus.
Akibatnya, pergerakan usus menjadi tidak teratur; pada sebagian orang terlalu aktif hingga menimbulkan rasa mules tanpa BAB, sedangkan pada yang lain justru melambat sehingga tinja tertahan dan sulit keluar.
3. Iritasi usus (IBS)
Sindrom iritasi usus besar (IBS) atau irritable bowel syndrome adalah gangguan pencernaan kronis yang sering menimbulkan keluhan seperti mules, kembung, nyeri perut, serta perubahan pola buang air besar, baik berupa diare maupun sembelit.
Pada penderita IBS, dorongan untuk BAB sering terasa kuat, tetapi saat di toilet, tinja tidak keluar atau hanya sedikit. Kondisi ini biasanya dipicu oleh faktor tertentu, seperti konsumsi makanan berlemak, pedas, atau susu, serta stres dan kecemasan.
4. Infeksi ringan di saluran pencernaan
Infeksi akibat bakteri atau virus, seperti pada kasus keracunan makanan atau flu perut (gastroenteritis), dapat menyebabkan perut terasa mulas meski tidak selalu diikuti buang air besar.
Kondisi ini bisa terjadi setelah mengonsumsi makanan yang tidak higienis, sehingga perut terasa melilit dan muncul dorongan untuk BAB, tetapi tinja tidak selalu keluar. Infeksi ringan biasanya juga disertai gejala lain seperti mual, kram perut, atau diare ringan.
5. Efek samping obat
Beberapa jenis obat dapat memengaruhi kerja usus dan menyebabkan mules tapi tidak BAB. Obat yang sering memicu keluhan ini, antara lain suplemen zat besi, obat pereda nyeri (analgesik), obat tekanan darah tinggi tertentu, dan antidepresan. Umumnya, setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut, Anda mungkin merasakan dorongan untuk buang air besar, tetapi tinja menjadi keras atau sulit keluar.
Jika keluhan muncul setelah memulai obat baru, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan dosis atau mencari alternatif yang lebih aman bagi pencernaan.
6. Wasir atau fisura ani
Wasir (ambeien) atau fisura ani (luka di sekitar anus) dapat menyebabkan rasa ingin buang air besar, tetapi prosesnya terasa nyeri atau tidak tuntas. Dorongan untuk BAB biasanya tetap ada, namun rasa sakit membuat seseorang menahan diri untuk ke toilet. Akibatnya, tinja tertahan di usus dan perut terasa mules lebih lama.
7. Perubahan hormon
Pada wanita, perubahan hormon menjelang menstruasi dapat memengaruhi kerja usus dan menimbulkan keluhan mules tapi tidak BAB. Selama kehamilan, peningkatan hormon progesteron juga dapat memperlambat pergerakan usus, sehingga menyebabkan sembelit ringan yang disertai rasa mulas atau tidak nyaman di perut.
Cara Mengatasi Mules Tapi Tidak Bab
Jika mules tapi tidak BAB terjadi sesekali dan tidak disertai gejala berat, beberapa langkah berikut ini dapat membantu meredakannya:
- Konsumsi sayur, buah, dan biji-bijian tinggi serat untuk membantu melunakkan tinja dan memperlancar pencernaan.
- Minum air putih yang cukup atau minimal 8 gelas per hari agar tubuh tetap terhidrasi dan feses tidak mengeras.
- Berolahraga ringan, seperti jalan kaki, dapat membantu menggerakkan usus.
- Kelola stres dengan meluangkan waktu untuk relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menenangkan pikiran.
- Hindari menahan BAB dan biasakan untuk langsung ke toilet saat muncul dorongan buang air besar.
- Perhatikan obat yang dikonsumsi, jika keluhan muncul setelah mengonsumsi obat tertentu, konsultasikan ke dokter.
Sebagian besar kasus mules tapi tidak bab berlangsung singkat dan tidak berbahaya. Namun, keluhan yang menetap atau semakin berat perlu diwaspadai.
Jika keluhan mules tapi tidak BAB sering terjadi padahal Anda sudah menerapkan gaya hidup sehat seperti yang telah dipaparkan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.
Namun, bila keluhan yang terjadi disertai perut bengkak, nyeri perut hebat, demam, feses berdarah, dan muntah-muntah, segera pergi ke klinik atau IGD terdekat, terutama bila keluhan terjadi pada anak-anak atau lansia. Dengan begitu, dokter akan memberikan penanganan segera untuk mengatasi kondisi tersebut.