Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri atau kram di perut bagian bawah yang muncul sebelum atau saat menstruasi. Dismenore dapat bersifat ringan, tetapi juga bisa parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dismenore terbagi dalam dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer merupakan kram yang muncul sebelum atau selama menstruasi, kemudian hilang seiring periode menstruasi berakhir.

Nyeri Haid-Alodokter

Sementara, dismenore sekunder merupakan nyeri atau kram perut yang disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi. Penderita dismenore sekunder akan merasakan kram lebih lama dari dismenore primer. 

Kram pada dismenore sekunder terasa lebih parah seiring berjalannya menstruasi. Pada beberapa kasus, kram tetap dirasakan meski menstruasi sudah berakhir.

Penyebab Dismenore

Dismenore primer muncul karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat menstruasi. Hormon ini membuat otot dan pembuluh darah rahim berkontraksi, sehingga menimbulkan rasa nyeri. 

Biasanya, nyeri paling kuat dirasakan pada hari pertama haid, lalu berangsur membaik seiring menurunnya kadar prostaglandin hingga menstruasi selesai.

Ada sejumlah faktor yang membuat wanita mengalami kram saat haid, yaitu:

  • Berusia di bawah 30 tahun
  • Memiliki ibu atau saudara perempuan degnan riwayat dismenore atau nyeri haid
  • Mengalami menstruasi yang tidak lancar
  • Mengalami pubertas dini atau pubertas sebelum usia 11 tahun
  • Menderita perdarahan yang berlebihan saat menstruasi
  • Memiliki kebiasaan merokok

Sedangkan dismenore sekunder bisa disebabkan oleh penyakit pada organ reproduksi, seperti:

  • Endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim, misalnya di saluran telur (tuba falopi) atau indung telur (ovarium).
  • Adenomiosis, yaitu kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh ke dalam otot dinding rahim.
  • Miom, yaitu tumor jinak pada dinding rahim.
  • Radang panggul, akibat infeksi pada organ reproduksi wanita yang sudah menyebar di dalam rongga panggul.
  • Penyempitan leher rahim, yang menyebabkan darah menstruasi tidak bisa mengalir keluar dari rahim.

Gejala Dismenore

Gejala utama dismenore adalah nyeri atau kram pada perut yang juga bisa terasa di punggung bagian bawah dan paha. Karakteristik kram yang dirasakan dapat berbeda pada setiap orang. Pada beberapa kasus, kram akan terasa sangat sakit.

Kram dapat muncul sebelum atau saat menstruasi dimulai, umumnya selama 1–3 hari. Pada dismenore sekunder, kram akan terus berlangsung meskipun menstruasi sudah selesai.

Selain kram, dismenore juga dapat menimbulkan gejala berikut:

  • Mual
  • Muntah
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Nyeri saat berhubungan seksual

Kapan Harus ke Dokter

Dismenore atau nyeri haid pada umumnya akan mereda seiring bertambahnya usia.  Namun, segera temui dokter bila Anda mengalami dismenore berat atau kram perut yang parah setiap kali menstruasi. Konsultasi medis juga diperlukan jika kram haid membuat aktivitas sehari-hari terganggu.

Anda sebaiknya mencari pertolongan medis apabila:

  • Nyeri haid muncul setelah pemasangan KB spiral
    Rasa sakit terus terjadi selama 3 siklus haid berturut-turut
  • Nyeri disertai mual dan diare
  • Nyeri punggung bagian bawah muncul meski tidak sedang haid
  • Darah haid keluar dalam bentuk gumpalan
  • Nyeri hebat baru dialami setelah usia 25 tahun

Selain itu, waspadai bila kram atau nyeri di panggul muncul mendadak, karena bisa menjadi tanda infeksi. Jika tidak ditangani, infeksi panggul berisiko menyebabkan kemandulan.

Segera cari bantuan medis bila Anda mengalami gejala infeksi, seperti:

  • Nyeri panggul yang sangat hebat
  • Rasa sakit muncul secara tiba-tiba
  • Keputihan tidak normal
  • Demam

Diagnosis Dismenore

Untuk mendiagnosis dismenore, dokter akan memulai dengan sesi tanya jawab mengenai riwayat kesehatan dan siklus menstruasi Anda, termasuk gejala yang dialami. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik pada area panggul, perut, dan organ intim.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada organ reproduksi. Pemeriksaan ini juga bisa mencakup penggunaan spekulum untuk melihat kondisi vagina dan leher rahim secara lebih jelas.

Jika dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal yang mencurigakan, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang seperti:

  • USG panggul, untuk melihat kondisi rahim, indung telur, dan saluran tuba.
  • CT scan atau MRI panggul, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci jika hasil USG belum jelas.
  • Histeroskopi, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi di dalam rahim menggunakan selang kecil berkamera.
  • Laparoskopi, guna melihat organ reproduksi dari luar untuk membantu mendiagnosis penyebab dismenore, misalnya endometriosis atau mioma.

Pengobatan Dismenore

Pengobatan dismenore bertujuan untuk meredakan nyeri haid,sekaligus menjaga kenyamanan saat menstruasi. Sebagian kasus bisa ditangani di rumah, tetapi sebagian lainnya membutuhkan pemeriksaan dokter lebih lanjut untuk mengetahui penanganannya berdasarkan penyebab yang mendasarinya. 

Penanganan dismenore di rumah dapat berupa:

  • Memijat atau mengompres perut yang kram atau sakit menggunakan kompres hangat
  • Berolahraga ringan seperti berjalan santai, yoga, atau bersepeda
  • Melakukan relaksasi, contohnya dengan melakukan yoga atau pilates
  • Berendam atau mand menggunakani air hangat
  • Mengonsumsi suplemen vitamin E, B6, omega-3, atau magnesium, sesuai arahan dokter
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau paracetamol
  • Menghentikan kebiasaan merokok

Jika penanganan tersebut sudah dilakukan, tetapi nyeri atau kram haid masih terus terjadi atau semakin parah dan mengganggu aktivitas, periksakan diri ke dokter. Dokter akan memberikan penanganan dismenore berdasarkan penyebab yang mendasarinya.

Berikut adalah penanganan atau pengobatan dismenore yang mungkin diberikan dokter: 

Obat-obatan

Dokter kemungkinan akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lain, seperti Voltaren dan Laflanac yang mengandung diclofenac atau Ponstan dan Opistan yang memuat kandungan asam mefenamat. Pada beberapa kondisi, dokter juga mungkin untuk meresepkan pil KB, seperti Andalan dan Diane. 

Operasi

Tindakan ini biasanya direkomendasikan ketika obat-obatan tidak lagi bisa meredakan dismenore atau ketika disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti endometriosis atau miom. 

TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)

Terapi ini memanfaatkan alat khusus mengalirkan arus listrik ringan dan ditempelkan pada area perut atau panggul. Tujuannya untuk menekan sinyal nyeri dan mengurangi nyeri haid.

Dismenore umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus, tetapi jangan diabaikan jika terus-menerus muncul atau mengganggu aktivitas. Pasalnya, kondisi ini terkadang bisa dipicu oleh penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan dokter. 

Oleh karena itu, bila nyeri haid terasa parah atau disertai gejala mencurigakan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Konsultasi bisa dilakukan melalui Chat Bersama Dokter atau langsung bertemu dokter.