Nyeri yang muncul setelah kecelakaan bisa hilang cepat atau bertahan lama, tergantung penyebabnya. Umumnya, keluhan ini terjadi karena cedera akibat benturan. Namun, jika nyeri tidak membaik atau disertai bengkak maupun mati rasa, Anda perlu waspada karena bisa menandakan masalah kesehatan serius.
Nyeri yang muncul setelah kecelakaan bisa dirasakan langsung atau muncul beberapa jam hingga hari pascakejadian, tergantung pada jenis dan lokasi cedera. Selain nyeri, kondisi tersebut kadang disertai dengan gejala lain, seperti bengkak, memar, atau keterbatasan gerak.

Pada beberapa kasus, nyeri yang menetap atau semakin berat setelah kecelakaan bisa menjadi tanda cedera serius, seperti patah tulang atau dislokasi sendi. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab dan gejala yang timbul agar dapat dilakukan penanganan segera agar keluhan membaik dan terhindari dari komplikasi serius.
Berbagai Nyeri yang Muncul setelah Kecelakaan
Berikut ini adalah beberapa penyebab nyeri yang muncul setelah kecelakaan:
1. Cedera otot dan ligamen
Cedera pada otot dan ligamen sering terjadi akibat gerakan tiba-tiba, benturan keras, atau posisi tubuh yang salah saat kecelakaan. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri, bengkak, dan terkadang keterbatasan gerak.
Luka, seperti terkilir atau robekan ligamen, biasanya membutuhkan waktu cukup lama untuk pemulihan. Meski begitu, mengompres dingin dan beristirahat dari aktivitas sejenak bisa menjadi penanganan awal untuk meredakan keluhan.
2. Memar (Hematoma)
Memar muncul ketika pembuluh darah kecil di bawah kulit pecah karena benturan, termasuk setelah kecelakaan. Area yang mengalami memar akan berubah warna menjadi kebiruan, terasa nyeri, dan kadang bengkak.
Meski umumnya tidak berbahaya, memar yang luas atau disertai nyeri hebat bisa menandakan cedera yang lebih serius. Segera periksakan jika muncul gejala lain, seperti kesulitan menggerakkan bagian tubuh tersebut.
3. Patah tulang atau retak
Benturan hebat saat kecelakaan berisiko menyebabkan patah tulang atau tulang retak. Ciri-cirinya meliputi nyeri tajam, bengkak, perubahan bentuk, dan sulit digerakkan.
Bahkan, tidak jarang bisa timbul perdarahan di sekitar area yang terkena benturan. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan pemeriksaan medis segera agar tulang bisa ditangani dengan benar.
4. Dislokasi sendi
Penyebab nyeri yang muncul setelah kecelakaan berikutnya adalah dislokasi sendi, yakni kondisi ketika sendi bergeser dari posisi semestinya. Kondisi ini sering terjadi pada bahu, siku, atau lutut.
Gejalanya, meliputi nyeri hebat, bengkak, sulit menggerakkan sendi, dan kadang sendi tampak menonjol atau tidak simetris. Meski begitu, jangan coba mengembalikan posisi sendi sendiri tanpa pertolongan medis, ya.
5. Cedera Saraf
Cedera saraf dapat terjadi akibat tekanan atau benturan, yang bisa menimbulkan nyeri tajam, kesemutan, atau mati rasa pada area tertentu. Penderitanya kadang juga mengalami kelemahan otot atau sulit menggerakkan bagian tubuh yang terdampak.
Jika tidak segera ditangani, cedera saraf dapat menyebabkan gangguan fungsi yang lebih serius. Oleh karena itu, pemeriksaan dokter penting untuk menentukan penanganan yang tepat.
6. Whiplash
Whiplash adalah cedera yang terjadi setelah kecelakaan kendaraan saat kepala tiba-tiba tersentak ke belakang lalu ke depan. Gerakan ini dapat membuat otot, tendon, dan ligamen di leher meregang atau robek sehingga menimbulkan sensasi nyeri, kaku, dan pusing.
Gejala yang timbul biasanya muncul beberapa jam setelah kejadian atau terasa lebih parah saat leher digerakkan.
7. Cedera organ dalam
Benturan keras pada perut atau dada dapat menyebabkan cedera organ, seperti hati, ginjal, atau paru-paru. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa nyeri hebat, sesak napas, mual, pingsan, hingga perdarahan dalam.
Cedera organ dalam sering kali tidak tampak dari luar, sehingga penting untuk waspada pada keluhan nyeri yang tidak wajar setelah kecelakaan. Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala tersebut.
Penanganan Nyeri yang Muncul Setelah Kecelakaan
Penanganan nyeri yang muncul setelah kecelakaan harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Pada beberapa kondisi, keluhan ini bisa membaik dalam beberapa waktu dengan perawatan mandiri di rumah.
Namun, Anda juga bisa menerapkan beberapa upaya sederhana sebagai langkah awal untuk meredakan keluhan dan mencegah kondisi makin memburuk. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang bisa terapkan:
- Istirahat dan hindari aktivitas berat untuk sementara waktu.
- Kompres dingin area nyeri selama 15–20 menit setiap beberapa jam guna meredakan nyeri dan pembengkakan.
- Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk.
- Atur posisi tubuh senyaman mungkin, terutama jika terdapat cedera pada tulang atau sendi.
- Gunakan penopang (bidai, arm sling) atau perban elastis untuk membatasi gerakan bagian tubuh yang cedera.
- Hindari memijat area yang diduga patah tulang, dislokasi sendi, atau cedera berat lainnya.
- Jalani fisioterapi bila memungkinkan.
Itulah beberapa informasi terkait penyebab dan penanganan nyeri yang muncul setelah kecelakaan. Meski pada sebagian kasus keluhan yang timbul terlihat ringan, Anda tidak boleh abaikan begitu saja.
Selain itu, hindari melakukan pengobatan tradisional, seperti urut atau pijat setelah kecelakaan. Alih-alih mengobati, penanganan yang tidak sesuai prosedur justru dapat memperburuk kondisi. Oleh karena itu, segera cari pertolongan ke klinik atau IGD terdekat bila terjadi kecelakaan kendaraan.
Bila Anda sudah menerapkan beberapa penanganan sederhana di rumah tetapi nyeri yang muncul setelah kecelakaan tidak kunjung membaik atau sering mengalami kekambuhan, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, ya.
Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dengan begitu, dokter dapat menyarankan pengobatan yang tepat, termasuk menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit terdekat.