Whiplash injury adalah cedera leher akibat gerakan kepala secara cepat dan mendadak dari depan ke belakang atau sebaliknya. Kondisi ini sering disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Pemeriksaan medis perlu segera dilakukan untuk menentukan keparahan dan penanganannya. 

Whiplash injury atau cedera lecutan yang ringan umumnya hanya menyebabkan nyeri dan kekakuan di leher selama beberapa hari. Namun, bila cedera di leher tergolong berat sampai menekan saraf di leher, penderitanya bisa mengalami nyeri yang sangat berat dan terus-menerus, bahkan kematian.

Whiplash Injury, Kenali Penyebab, Gejala dan Penanganannya - Alodokter

Oleh karena itu, gejala whiplash injury yang timbul setelah kecelakaan perlu segera diperiksakan ke dokter agar penanganannya bisa ditentukan sesuai tingkat keparahannya.

Penyebab Whiplash Injury

Whiplash injury cukup umum terjadi, bahkan ada jutaan orang di dunia yang mengalami kondisi ini setiap tahunnya. Whiplash injury bisa disebabkan oleh banyak hal. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:

  • Tabrakan mobil atau motor dari arah belakang secara kencang
  • Kekerasan fisik, seperti pukulan di kepala menggunakan benda keras
  • Guncangan keras, seperti pada kondisi shaken baby syndrome
  • Cedera olahraga, misalnya terkena pukulan ketika sedang bermain tinju, karate, atau rugby
  • Tabrakan atau terjatuh ketika sedang bersepeda
  • Jatuh atau terpeleset dengan posisi kepala tersentak keras ke belakang

Gejala Whiplash Injury

Gejala whiplash injury biasanya akan muncul dalam kurun waktu 24 jam setelah cedera terjadi. Namun, bisa pula muncul beberapa hari setelahnya. Gejala whiplash injury sendiri sangat beragam. Berikut ini adalah beberapa gejalanya:

  • Leher kaku atau sakit
  • Sakit leher terasa makin buruk ketika leher digerakkan
  • Leher bengkak
  • Gerakan leher menjadi terbatas
  • Area sekitar leher, seperti bahu, punggung atas, dan lengan mengalami nyeri
  • Kesemutan atau mati rasa pada area lengan atau tangan
  • Sulit tidur
  • Kelelahan
  • Pusing atau sakit kepala

Selain gejala di atas, orang yang mengalami whiplash injury juga bisa mengalami tinitus atau telinga berdenging, sulit mengunyah, penglihatan kabur, perubahan mood tanpa sebab jelas, bahkan sulit konsentrasi atau mengingat.

Penanganan Whiplash Injury

Anda dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter saat mengalami sakit leher atau gejala whiplash injury setelah mengalami kecelakaan mobil, cedera olahraga, atau hantaman di kepala akibat hal lain. Ini dilakukan agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan sesuai kondisi Anda.

Perawatan atau penanganan whiplash injury cukup beragam. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang biasa diberikan:

1. Memasang penyangga leher

Dokter akan memasangkan penyangga leher agar leher dan tulang belakang tertopang dengan baik dan mencegah gerakan yang berlebihan. Ini dilakukan untuk mengurangi cedera lebih lanjut dan biasanya digunakan pada beberapa hari pertama terjadinya cedera.

2. Memberikan obat pereda nyeri

Guna mengurangi rasa nyeri, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, dan aspirin. Pada kasus nyeri yang hebat, dokter akan merekomendasikan obat pereda nyeri yang lebih kuat, seperti opioid.

Opioid tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan karena bisa memberikan efek ketergantungan. Baik opioid maupun jenis obat pereda nyeri lain, konsumsinya tidak perlu dilanjutkan saat keluhan nyeri sudah hilang.

3. Meresepkan obat pelemas otot

Selain obat pereda nyeri, dokter juga dapat meresepkan obat pelemas otot. Tujuannya agar otot leher dan sekitarnya menjadi lebih rileks. Obat pelemas otot yang mungkin diresepkan adalah tizanidine, metaxalone, dan diazepam.

Penting untuk mengonsumsi obat-obatan ini sesuai anjuran dokter agar terhindar dari efek samping, seperti selalu lemas, pusing, dan sesak napas. Penggunaan obat ini juga hanya boleh sampai gejala nyeri otot di leher hilang.

4. Mengompres leher

Penggunaan kompres dingin juga dapat dilakukan untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. Anda bisa menggunakan es yang telah dibungkus kain, kemudian tempelkan di bagian leher yang nyeri selama 15–20 menit. Ulangi selama beberapa kali dalam sehari.

Setelah pembengkakan berkurang, Anda dapat melanjutkan pengompresan dengan kompres hangat. Kompres hangat dapat meningkatkan aliran darah ke area leher yang cedera, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan jaringan yang rusak.

5. Menjalani fisioterapi

Fisioterapi bertujuan untuk membangun kekuatan atau kelenturan leher. Selain itu, teknik relaksasi untuk mengurangi ketegangan pada otot leher juga akan diberikan guna membantu proses pemulihan.

6. Menjalani pengobatan alternatif

Untuk mengurangi rasa nyeri dan membantu proses penyembuhan, dokter juga mungkin untuk merekomendasikan pengobatan alternatif, seperti akupunktur, pijat oleh terapis khusus, dan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).

Pada kondisi yang cukup jarang terjadi, jika cedera di leher sangat berat dan tidak memungkinkan untuk diterapi dengan semua penanganan di atas, dokter biasanya akan menyarankan operasi tulang belakang.

Whiplash injury umumnya akan membaik dalam kurun waktu 2–3 bulan. Meski begitu, Anda tetap dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter bila gejala whiplash injury tidak kunjung membaik atau mengganggu gerak tubuh untuk beraktivitas.

Itulah informasi seputar whiplash injury yang perlu Anda ketahui. Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami kecelakaan atau kejadian yang berpotensi menyebabkan whisplash injury. Ini dilakukan agar cedera leher yang diderita segera tertangani dan tidak makin parah.