Paradoxical breathing adalah gangguan pernapasan yang terjadi ketika otot pernapasan utama (diafragma) bergerak secara tidak normal, sehingga paru-paru tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Gangguan ini dapat menimbulkan gejala bahaya, seperti sesak napas dan kekurangan oksigen dalam darah.

Otot pernapasan utama atau diafragma merupakan otot berbentuk kubah yang terletak di bagian bawah tulang rusuk. Otot ini dapat berkontraksi ke atas (arah rongga dada) dan ke bawah (arah perut) selama proses pernapasan.

Paradoxical Breathing, Penyebab Sesak Napas yang Bisa Menjadi Tanda Bahaya - Alodokter

Dalam proses pernapasan normal, diafragma akan bergerak ke bawah saat menghirup udara sehingga tekanan di rongga dada berkurang dan paru-paru bisa mengembang. Sebaliknya, diafragma akan bergerak ke atas saat mengembuskan napas, sehingga mendorong paru-paru untuk mengeluarkan udara.

Namun, pada paradoxical breathing, diafragma justru bergerak ke atas saat menghirup udara dan bergerak ke bawah saat mengembuskan napas. Gerakan yang tidak normal ini dapat mengganggu fungsi paru-paru dan menimbulkan gejala berbahaya, seperti sesak napas, kelelahan, dan kekurangan oksigen dalam darah.

Penyebab Paradoxical Breathing dan Penanganannya

Hingga saat ini, penyebab yang mendasari paradoxical breathing belum diketahui secara menyeluruh. Namun, ada beberapa kondisi yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan ini.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya paradoxical breathing beserta penanganannya: 

1. Cedera berat di dada

Cedera berat di area dada bisa menyebabkan kondisi yang disebut flail chest. Ini adalah kondisi ketika beberapa tulang rusuk patah dan terlepas dari dinding dada. Akibatnya, struktur dinding dada menjadi tidak stabil. 

Ketidakstabilan struktur dinding dada dapat mengganggu sistem pernapasan dan terkadang mengakibatkan paradoxical breathing.

Flail chest adalah kondisi berbahaya yang harus segera ditangani oleh dokter dan tenaga medis. Tindakan operasi mungkin diperlukan guna memperbaiki tulang rusuk dan struktur dada. Namun, keputusan untuk melakukan tindakan ini sangat tergantung pada seberapa stabil kondisi pasien.

2. Gangguan saraf 

Pergerakan otot penting yang terlibat dalam sistem pernapasan, termasuk diafragma, diatur oleh sebuah saraf yang bernama saraf frenikus. Saraf ini dapat mengalami gangguan yang disebabkan oleh penyakit neurodegeneratif, seperti multiple sklerosis, distrofi otot, dan sindrom Guillain-Barré.

Gangguan pada saraf frenikus dapat mempengaruhi pergerakan normal diafragma, sehingga dapat memicu terjadinya paradoxical breathing. 

Untuk mengatasi kondisi ini, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Biasanya, pengobatan pada gangguan saraf frenikus dilakukan dengan beberapa metode, seperti penggunaan obat-obatan, tindakan operasi, dan terapi untuk memberikan stimulasi pada saraf.

3. Apnea tidur obstruktif

Apnea tidur obstruktif (obstructive sleep apnea) merupakan henti napas yang terjadi karena penyumbatan saluran napas saat tidur. Hal ini biasanya terjadi karena otot bagian belakang tenggorokan terlalu rileks, sehingga menyumbat saluran napas. 

Penyumbatan saluran napas tersebut bisa membuat otot-otot di sistem pernapasan menjadi tidak normal, sehingga terkadang menyebabkan paradoxical breathing. 

Apnea tidur obstruktif adalah kondisi berbahaya yang bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan gejala, seperti gagal jantung dan stroke. Untuk menangani kondisi ini, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui tingkat keparahannya. 

Selanjutnya, dokter dapat merekomendasikan beberapa metode pengobatan, seperti terapi, tindakan operasi, serta saran perubahan gaya hidup untuk mengurangi faktor risiko terjadinya apnea tidur obstruktif.

4. Kekurangan mineral

Kekurangan mineral penting, seperti kalium, magnesium, dan kalsium dapat memengaruhi fungsi saraf, termasuk saraf yang terlibat dalam sistem pernapasan. Fungsi saraf yang tidak normal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan pernapasan paradoxical breathing.

Untuk mengatasi kondisi ini, Anda dapat mencukupi kebutuhan mineral penting dengan mengonsumsi suplemen dan makanan bergizi.

5. Ketidakseimbangan hormon

Ketidakseimbangan hormon tertentu, seperti kekurangan hormon tiroid juga dapat memicu terjadinya paradoxical breathing. Soalnya, kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) dapat menyebabkan kelemahan pada otot yang terlibat dalam sistem pernapasan, sehingga tidak dapat berfungsi dengan normal.

Hipotiroidisme adalah kondisi yang dapat diatasi dengan obat, seperti levothyroxine. Namun, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu sebelum mendapatkan resep obat tersebut.

Pencegahan Paradoxical Breathing

Paradoxical breathing dapat dicegah dengan mengurangi faktor risikonya, termasuk menjaga kesehatan organ yang terlibat dalam sistem pernapasan. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

  • Gunakan alat pengaman saat melakukan aktivitas yang meningkatkan risiko cedera atau trauma di area dada.
  • Konsumsi makanan bergizi.
  • Pertahankan berat badan yang sehat.
  • Rutin olahraga.
  • Cukupi waktu tidur.
  • Hindari kebiasaan merokok.
  • Tidurlah dengan posisi miring jika menderita apnea tidur obstruktif.
  • Lakukan latihan pernapasan untuk memperkuat otot pernapasan.

Nah, itulah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya paradoxical breathing. Namun, jika Anda pernah mengalami atau memiliki faktor risikonya, sebaiknya rutin periksakan diri ke dokter. Hal ini dapat membantu Anda untuk memantau kondisi kesehatan dan mencegah gejala yang lebih buruk.