Parasomnia adalah kumpulan gangguan tidur berupa perilaku tidak biasa saat akan tertidur, sedang tidur, atau periode antara tidur dan bangun. Selain membuat Anda sulit tidur nyenyak, parasomnia juga dapat mengganggu orang yang tidur di dekat Anda.

Jika Anda menderita parasomnia, Anda dapat berbicara, berjalan, atau berperilaku agresif saat tidur. Ketika hal tersebut terjadi, orang di sekitar Anda mungkin mengira Anda sedang terjaga. Anda pun biasanya tidak akan mengingat hal-hal yang telah Anda lakukan atau katakan ketika terbangun nanti.

Parasomnia, Gangguan Perilaku Saat Tidur - Alodokter

Parasomnia dapat membahayakan diri sendiri karena Anda sedang dalam keadaan tidak sadar dengan kondisi sekitar. Gangguan ini juga dapat mengurangi kualitas tidur sehingga menimbulkan efek negatif pada kesehatan.

Penyebab Parasomnia

Siklus tidur yang normal terbagi menjadi fase terjaga (wakefulness), non-rapid eye movement (NREM), dan rapid eye movement (REM). Fase NREM selanjutnya dibagi menjadi 3 fase sebelum masuk ke fase REM. Siklus ini akan berulang setiap 90 menit sepanjang malam.

Parasomnia diduga terjadi karena transisi yang tidak sempurna antara NREM dan REM. Gangguan tidur ini juga diduga dipicu oleh beberapa kondisi berikut:

  • Kurang tidur
  • Demam
  • Stres, cemas, atau depresi
  • PTSD (post-traumatic stress disorder)
  • Konsumsi obat penenang
  • Kondisi medis tertentu, seperti narkolepsi, multiple sclerosis, atau tumor otak
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Memiliki riwayat keluarga dengan parasomnia

Jenis-Jenis Parasomnia

Parasomnia dikelompokkan berdasarkan fase tidur saat gangguan ini terjadi, yaitu parasomnia NREM dan REM. Akan tetapi, ada juga jenis parasomnia yang tidak masuk dalam kedua kelompok tersebut. Berikut adalah jenis-jenis parasomnia:

Parasomnia non-rapid eye movement (NREM)

NREM merupakan tahap ketika seseorang mulai terlelap hingga kemudian tidur nyenyak. Parasomnia non-rapid eye movement (NREM) terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Confusional arousals, terjadi ketika Anda dalam kondisi setengah tersadar tetapi tampak bingung dan sulit memahami saat diajak berkomunikasi
  • Sleepwalking, yaitu kondisi berjalan sambil tidur dengan mata terbuka tetapi Anda tidak sadar akan kondisi sekitar
  • Night terror (sleep terror), terjadi ketika Anda menjerit atau menangis dan diiringi dengan jantung berdetak cepat, napas terengah-engah, dan berkeringat. Kondisi ini bisa membuat Anda tiba-tiba terbangun dalam keadaan ketakutan tanpa alasan yang jelas
  • Gangguan tidur yang melibatkan perilaku abnormal atau sleep sex, terjadi ketika Anda tidur sambil melakukan masturbasi, penetrasi, mengeluarkan suara seakan-akan sedang berhubungan seksual, atau menyantap jenis makanan yang tidak akan dikonsumsi saat terjaga

Parasomnia rapid eye movement (REM)

Setelah fase NREM terlalui, Anda akan memasuki fase REM. Pada fase ini, mata Anda bergerak cepat di belakang kelopak mata dan gelombang otak Anda terlihat mirip dengan saat terjaga. Fase REM juga ditandai dengan peningkatan detak jantung dan tekanan darah.

Mimpi alias bunga tidur terjadi pada fase ini. Selama fase REM, lengan dan kaki Anda menjadi lumpuh sementara untuk mencegah Anda bereaksi secara fisik terhadap mimpi Anda.

Parasomnia yang terjadi pada fase NREM meliputi beberapa kondisi berikut:

  • Recurrent isolated sleep paralysis atau ketindihan, yaitu kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan menggerakan tubuh meski Anda sudah terjaga
  • REM sleep behavior disorder (RSBD), terjadi jika Anda berbicara, tertawa, berseru, menjerit, atau membuat gerakan agresif seperti menendang dan meninju saat tidur. Jenis parasomnia ini umumnya dialami oleh penderita penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson, lewy body dementia, atau stroke
  • Nightmare disorder, terjadi ketika mimpi terasa begitu nyata sehingga Anda dapat menggambarkan mimpi tersebut secara rinci. Kondisi ini lebih mungkin terjadi jika Anda sedang stres, sakit, lelah, mengalami peristiwa traumatis, atau berada dalam pengaruh alkohol

Selain itu, beberapa jenis parasomnia lainnya adalah sindrom kepala meledak (exploding head syndrome), menggeretakkan gigi, halusinasi, dan mengompol.

Namun, mengompol baru dikategorikan sebagai parasomnia jika dialami oleh anak berusia lebih dari 5 tahun dan terjadi setidaknya 2 kali dalam seminggu selama minimal 3 bulan.

Cara Mengatasi Parasomnia

Untuk menangani parasomnia, dokter akan melakukan pemerikaan fisik serta mempelajari riwayat kesehatan Anda, seperti pola tidur, obat-obatan yang dikonsumsi, gaya hidup, kondisi kejiwaan, serta riwayat parasomnia dalam keluarga.

Keterangan dari orang yang tidur bersama Anda juga diperlukan karena Anda mungkin tidak mengingat apa yang terjadi selama Anda tidur.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain, seperti sleep study atau polisomnografi guna merekam aktivitas otak, pernapasan, serta detak jantung saat Anda tidur.

Setelah hasil pemeriksaan keluar, dokter akan memberikan penanganan yang disesuaikan dengan penyebab parasomnia, yaitu:

Pemberian obat

Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi parasomnia. Jenis-jenis obat yang mungkin diberikan oleh dokter adalah:

Terapi

Parasomnia sering dikaitkan dengan gangguan mental. Oleh karena itu, dokter juga biasanya menyarankan untuk menjalani terapi perilaku kognitif (CBT), seperti psikoterapi, terapi relaksasi, atau hipnosis.

Di samping menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter, Anda juga disarankan untuk menerapkan sleep hygiene, membiasakan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya, serta memindahkan atau mengamankan benda-benda yang sekiranya berbahaya dari kamar Anda.

Tidur yang berkualitas sangat penting unutk kesehatan fisik dan mental. Apabila Anda merasa mengalami parasomnia, jangan ragu untuk pergi ke dokter guna mendapatkan penanganan yang sesuai, terutama jika parasomnia sampai membahayakan Anda dan orang di sekitar Anda.