Penyakit tidur berjalan atau sleepwalking adalah kondisi saat seseorang bangun, berjalan, atau melakukan kegiatan tertentu dalam keadaan tidur. Walaupun bisa dialami oleh setiap orang, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak.

Penyakit tidur berjalan atau somnambulisme umumnya muncul sekitar 1–2 jam setelah tertidur dan bisa berlangsung selama 5–30 menit. Pada anak-anak, penyakit tidur berjalan biasanya hanya terjadi sesekali dan akan hilang seiring pertambahan usia.

gangguan tidur berjalan - alodokter

Kendati demikian, kondisi ini tetap perlu diwaspadai. Jika terus berlangsung, tidak tertutup kemungkinan penderita mengalami cedera akibat jatuh atau terbentur benda keras.

Penyebab Penyakit Tidur Berjalan

Penyebab penyakit tidur berjalan belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga diturunkan dari orang tua ke anak. Seseorang berisiko tinggi mengalami tidur berjalan jika kedua orang tuanya memiliki riwayat penyakit ini. Penyakit tidur berjalan juga diketahui lebih sering terjadi pada anak-anak usia 4–17 tahun.

Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada sejumlah faktor yang sering dikaitkan dengan terjadinya sleepwalking, yaitu:

Selain faktor-faktor di atas, kondisi kesehatan seperti demam, GERD, gangguan irama jantung, asma, sleep apnea, atau sindrom kaki gelisah, juga sering dikaitkan dengan terjadinya penyakit tidur berjalan.

Gejala Penyakit Tidur Berjalan

Pada dasarnya, tidur terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap rapid eye movement (REM) dan tahap non-rapid eye movement (NREM). Dia tahap ini berlangsung dalam siklus yang terus berulang. Pada tahap NREM akan terjadi tiga fase tidur, yaitu:

  • Fase 1, yaitu mata terpejam tetapi masih mudah terbangun
  • Fase 2, yaitu irama jantung mulai melambat, suhu tubuh menurun, dan tubuh bersiap untuk tidur lebih dalam
  • Fase 3, yaitu fase tidur nyenyak ketika seseorang sulit dibangunkan

Penyakit tidur berjalan terjadi pada fase 3 tahap NREM. Saat penyakit tidur berjalan terjadi, seseorang biasanya akan mengalami gejala berikut:

  • Berjalan-jalan dalam keadaan tidur
  • Melakukan berbagai aktivitas dalam keadaan tidur
  • Duduk di tempat tidur dengan mata terbuka tapi masih dalam keadaan tidur
  • Mata terbuka tetapi dengan tatapan kosong
  • Kebingungan dan tidak mengingat apa yang dilakukan selama tidur ketika terbangun
  • Mengigau dan tidak merespons percakapan
  • Berperilaku agresif atau kasar saat dibangunkan
  • Mengantuk pada siang hari

Gangguan tidur yang terjadi pada orang dewasa dapat melibatkan perilaku yang lebih rumit, seperti memasak, makan, memainkan alat musik, bahkan menyetir.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika:

  • Sering terjadi, seperti 2–3 kali dalam seminggu atau beberapa kali dalam satu malam
  • Membahayakan diri sendiri atau orang lain
  • Menyebabkan kantuk berlebihan pada siang hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Mengganggu tidur orang lain
  • Mengalami sleepwalking hingga masa remaja
  • Baru mengalami sleepwalking ketika dewasa

Anda juga harus melakukan kontrol ke dokter jika menderita penyakit atau kondisi yang terkait dengan penyakit tidur berjalan, seperti sindrom kaki gelisah atau sleep apnea.

Jika Anda sudah didiagnosis menderita penyakit tidur berjalan dan mendapat penanganan, lakukan kontrol secara rutin. Selain untuk memantau efektivitas pengobatan, pemeriksaan rutin juga bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi.

Diagnosis Penyakit Tidur Berjalan

Untuk mendiagnosis penyakit tidur berjalan, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan riwayat kesehatan pasien, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien. Dokter juga bisa bertanya kepada keluarga atau teman terkait kebiasaan tidur pasien.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kemungkinan lain yang menyertai atau menyebabkan penyakit tidur berjalan. Selanjutnya, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Polisomnografi
    Polisomnografi atau sleep study dilakukan dengan merekam semua kegiatan tidur Tujuannya adalah untuk mengamati gelombang otak, kadar oksigen dalam darah, denyut jantung, pola napas, serta pergerakan mata dan kaki, yang terjadi selama pasien tidur.
  • Elektroensefalografi
    Elektroensefalografi (EEG) bertujuan untuk mengukur aktivitas listrik di otak apabila dokter mencurigai ada kondisi lain yang menyebabkan penyakit tidur berjalan.

Pengobatan Penyakit Tidur Berjalan

Penyakit tidur berjalan umumnya tidak membutuhkan pengobatan karena dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika kondisi ini sudah membahayakan atau mengganggu banyak orang, penanganan perlu dilakukan.

Pengobatan untuk penyakit tidur berjalan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Beberapa metode yang bisa dilakukan adalah:

Penerapan kebiasaan tidur yang sehat (sleep hygiene)

Dokter akan menyarankan pasien untuk memperbaiki lingkungan dan kebiasaan tidur yang kurang baik. Caranya adalah dengan beberapa cara sleep hygiene berikut:

  • Membuat jadwal tidur yang teratur, yaitu selalu tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari
  • Menghindari konsumsi minuman berkafein dan beralkohol dekat dengan waktu tidur
  • Membatasi minum menjelang waktu tidur
  • Membiasakan buang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur
  • Membuat kamar tidur menjadi senyaman mungkin
  • Melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur, misalnya mandi air hangat atau membaca buku yang temanya ringan

Selain itu, pasien juga disarankan untuk memperbaiki pola hidup dengan mengelola stres dengan cara yang positif dan berolahraga dengan rutin.

Psikoterapi

Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan pada penderita penyakit tidur berjalan adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). CBT bertujuan untuk mengubah pola pikir pasien terkait gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.

Obat-obatan

Pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi frekuensi terjadinya tidur berjalan. Jenis obat yang dapat diberikan adalah obat antidepresan, atau obat golongan benzodiazepine, seperti clonazepam.

Jika Anda mengalami gangguan tidur berjalan pada waktu yang sama setiap malam, mintalah keluarga untuk membangunkan Anda 15–30 menit sebelum gejala penyakit ini muncul. Cara ini diharapkan dapat mengubah siklus tidur dan meredakan kondisi yang Anda alami.

Jika anak Anda kerap mengalami penyakit tidur berjalan, buatlah pengaman di tiap sisi ranjang untuk mencegah mereka turun dari kasur. Bila perlu, awasi anak Anda tiap malam atau sewa perawat untuk melakukan tugas khusus ini.

Perlu diketahui bahwa hal terpenting dalam pengobatan penyakit tidur berjalan adalah memastikan tidak ada gangguan atau penyakit lain yang menyertai. Bila ditemukan gangguan lain yang menyertai, penyakit tersebut harus diatasi.

Komplikasi Penyakit Tidur Berjalan

Meski tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, penyakit tidur berjalan dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Cedera fisik
  • Gangguan tidur yang berkepanjangan
  • Selalu mengantuk pada siang hari
  • Perubahan perilaku
  • Penurunan prestasi di sekolah atau performa di tempat kerja
  • Masalah dalam kehidupan sosial

Pencegahan Penyakit Tidur Berjalan

Penyakit tidur berjalan dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

  • Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman
  • Mengelola stres dengan cara yang positif
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan
  • Tidak bekerja hingga larut malam
  • Menerapkan jadwal tidur secara disiplin
  • Berolahraga dengan rutin
  • Membatasi konsumsi makanan atau minuman berkafein, dan menghindarinya ketika menjelang waktu tidur
  • Melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur, misalnya mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik
  • Tidak bermain gadget sebelum tidur
  • Melakukan pemeriksaan ke dokter jika memiliki riwayat penyakit tidur berjalan atau kondisi medis lainnya