Patellofemoral pain syndrome adalah nyeri di sekitar tempurung lutut. Kondisi ini umumnya diderita oleh pelari akibat intensitas olahraga yang tinggi dan gerakan yang terlalu membebani lutut.

Meski umumnya dialami oleh pelari, patellofemoral pain syndrome bisa terjadi pada siapa saja, terutama orang yang sering melakukan aktivitas fisik dengan gerakan berulang pada tungkai, seperti jongkok, memanjat, dan menuruni tangga.

Patellofemoral Pain Syndrome - Alodokter

Patellofemoral pain syndrome atau runner’s knee merupakan salah satu penyebab nyeri lutut pada remaja dan dewasa usia di bawah 60 tahun.

Penyebab Patellofemoral Pain Syndrome

Penyebab patellofemoral pain syndrome adalah iritasi pada jaringan atau lapisan lutut. Iritasi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:

  • Aktivitas fisik terlalu berat atau berulang, yang banyak memberikan tekanan pada lutut
  • Kelainan pada struktur tempurung lutut
  • Cedera yang membuat tulang keluar atau bergeser dari posisi normalnya (dislokasi), atau patah tulang kaki
  • Efek samping operasi lutut

Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita patellofemoral pain syndrome, yaitu:

  • Posisi gerakan kaki dan lutut yang kurang tepat saat berlari (dynamic knee valgus)
  • Kelainan pada posisi antara pinggul dan pergelangan kaki
  • Otot-otot paha depan melemah sehingga posisi tempurung lutut tidak tepat saat ditekuk atau diluruskan
  • Jenis kelamin perempuan, terutama di usia menjelang dewasa, karena perempuan memiliki ukuran pinggang yang lebih lebar
  • Peningkatan durasi dan intensitas olahraga secara berlebihan
  • Jenis olahraga yang memerlukan banyak gerakan berlari dan melompat, seperti basket
  • Berat badan berlebih atau obesitas

Gejala Patellofemoral Pain Syndrome

Patellofemoral pain syndrome menyebabkan nyeri di salah satu atau kedua lutut. Gejala yang dialami penderita kondisi ini antara lain:

  • Nyeri lutut saat berlari, melompat, berjongkok, atau menaiki tangga
  • Lutut sakit saat berdiri setelah berlutut atau duduk dalam waktu lama
  • Lutut sakit saat menambah durasi latihan fisik atau olahraga
  • Muncul suara letupan atau derak saat naik tangga atau berdiri setelah duduk terlalu lama

Kapan harus ke dokter

Jika mengalami gejala patellofemoral pain syndrome seperti yang disebutkan di atas dan tidak membaik dalam beberapa hari, lakukan konsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan metode perawatan sesuai usia dan kondisi kesehatan Anda.

Diagnosis Patellofemoral Pain Syndrome

Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala dan riwayat penyakit pasien, disertai pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk memastikan gejala, seperti:

  • Foto Rontgen, untuk melihat kerusakan pada tulang lutut.
  • CT scan, untuk melihat gambar bagian tulang lutut dan jaringan di sekitarnya.
  • MRI, untuk melihat kondisi bagian lutut dengan lebih jelas, termasuk ligamen, tendon, dan otot di sekitarnya

Pengobatan Patellofemoral Pain Syndrome

Pengobatan patellofemoral pain syndrome bertujuan untuk meredakan nyeri dan membantu memperbaiki kemampuan gerak pasien. Metode pengobatannya bisa berupa:

Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat antiinflamasi non-steroid (NSAIDs), seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi rasa nyeri.

Fisioterapi

Fisioterapi atau terapi fisik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan tempurung lutut pasien. Terapi ini juga dapat digunakan untuk memperkuat otot-otot bagian perut dan punggung bagian bawah.

Prosedur operasi

Tindakan operasi untuk menangani patellofemoral pain syndrome meliputi:

  • Artroskopi
    Pada artroskopi, dokter akan membuat sayatan untuk memasukkan kamera kecil ke dalam sendi lutut. Setelah itu, dokter akan mengangkat bagian tulang rawan pasien yang rusak.
  • Tibial tubercle transfer
    Prosedur ini dilakukan untuk menyusun kembali sudut tempurung lutut pasien dengan menggunakan sekrup atau mengurangi tekanan pada tulang rawan.

Penanganan mandiri

Sebagai pertolongan pertama ketika nyeri terjadi, penderita patellofemoral pain syndrome dapat melakukan beberapa perawatan sederhana di rumah yang dikenal dengan RICE (rest, ice, compression, elevation). Berikut adalah penjelasannya:

  • Rest
    Hindari meletakkan benda-benda yang berukuran besar atau berat di atas lutut. Penderita juga disarankan untuk menghindari kegiatan, seperti berlari, jongkok, duduk, dan berdiri dalam waktu yang lama.
  • Ice
    Gunakan kompres dingin di bagian lutut yang sakit maksimal selama 20 menit setiap 3–4 jam per hari. Sebaiknya gunakan kain untuk melapisi es agar tidak mengenai kulit secara langsung.
  • Compression
    Lilitkan perban elastis ke lutut untuk mencegah terjadinya pembengkakan tambahan. Pastikan agar ikatan perban tidak terlalu kencang.
  • Elevation
    Pastikan posisi kaki lebih tinggi saat duduk atau berbaring, dengan menyangganya menggunakan bantal.

Komplikasi Patellofemoral Pain Syndrome

Patellofemoral pain syndrome perlu mendapatkan penanganan yang tepat. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi, seperti:

  • Perburukan nyeri yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada lutut
  • Kerusakan pada tulang rawan di bawah tempurung lutut (chondromalacia patella)

Pencegahan Patellofemoral Pain Syndrome

Patellofemoral pain syndrome dapat dicegah dengan menyesuaikan durasi latihan fisik atau kegiatan sehari-hari sehingga tidak berlebihan. Beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah patellofemoral pain syndrome adalah:

  • Jaga keseimbangan lutut selama melakukan kegiatan atau berolahraga.
  • Pelajari gerakan yang optimal saat berlari, melompat, dan mendarat dari lompatan.
  • Jaga berat badan agar tetap ideal.
  • Turunkan berat badan bila menderita obesitas.
  • Hindari mengubah gerakan secara tiba-tiba saat berolahraga.
  • Tingkatkan durasi atau gerakan saat berolahraga secara bertahap.
  • Hindari tekanan berlebihan pada lutut.
  • Pastikan sepatu yang digunakan sesuai latihan fisik yang dilakukan.
  • Lakukan latihan peregangan untuk paha depan dan paha belakang.
  • Lakukan pemanasan sebelum melakukan berbagai latihan fisik.