Penularan hepatitis B terjadi ketika seseorang terpapar darah atau cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama gangguan hati serius di dunia, sehingga memahami cara penularan dan pencegahannya sangat penting untuk melindungi diri serta orang-orang di sekitar Anda.

Hepatitis B merupakan infeksi yang menyerang hati dan dapat bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Bila tidak ditangani dengan baik, infeksi kronis dapat menyebabkan sirosis hati, gagal hati, bahkan kanker hati (hepatoseluler karsinoma).

Penularan Hepatitis B dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Menariknya, banyak penderita hepatitis B tidak menunjukkan gejala sama sekali. Hal ini membuat penularan sering terjadi tanpa disadari. Karena itu, mengenali berbagai jalur penularan hepatitis B dan menerapkan langkah pencegahan sejak dini merupakan upaya penting untuk menghindari komplikasi berat di kemudian hari.

Bagaimana Penularan Hepatitis B Terjadi

Penularan hepatitis B hanya dapat terjadi jika virus HBV masuk ke dalam tubuh melalui darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi. Virus ini tidak menular melalui udara seperti flu atau batuk biasa. Berikut penjelasan beberapa jalur penularannya:

1. Melalui kontak dengan darah yang terinfeksi

Virus hepatitis B terdapat dalam darah penderita. Penularan dapat terjadi melalui:

  • Penggunaan jarum suntik secara bergantian, terutama pada pengguna narkoba suntik.
  • Transfusi darah dari pendonor yang belum diperiksa hepatitis B.
  • Luka terbuka yang bersentuhan dengan darah penderita.

Petugas kesehatan juga termasuk kelompok berisiko tinggi karena sering berinteraksi dengan darah pasien. Tertusuk jarum suntik bekas pasien dapat menyebabkan infeksi HBV jika tidak segera ditangani.

2. Melalui hubungan seksual tanpa pengaman

Virus HBV dapat ditemukan dalam cairan sperma dan cairan vagina. Penularan dapat terjadi pada:

  • Hubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B.
  • Aktivitas seksual berganti pasangan tanpa pemeriksaan kesehatan.
  • Adanya luka pada area kelamin yang memudahkan virus masuk ke aliran darah.

Infeksi menular seksual lain (IMS), seperti HIV atau sifilis, dapat memperbesar risiko penularan hepatitis B karena melemahkan lapisan pelindung pada kulit atau mukosa.

3. Dari ibu ke bayi saat proses persalinan

Penularan hepatitis B dari ibu ke bayi biasanya terjadi saat melahirkan, bukan selama kehamilan. Darah dan cairan tubuh ibu yang terinfeksi dapat mencemari bayi. Bila tidak segera ditangani, bayi yang tertular berisiko tinggi menderita hepatitis B kronis.

Untuk mencegahnya, imunisasi hepatitis B wajib diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, disertai vaksinasi lanjutan sesuai jadwal imunisasi nasional.

4. Melalui alat medis yang tidak steril

Jarum suntik, infus, atau alat bedah yang tidak disterilkan dengan benar dapat menjadi media penularan virus hepatitis B. Oleh sebab itu, penggunaan alat medis harus selalu mengikuti standar kebersihan yang ketat.

Selain di fasilitas medis, risiko juga bisa muncul dari penggunaan:

  • Alat tato dan tindik yang tidak steril.
  • Alat cukur yang dipakai bergantian.

Semua alat yang berpotensi bersentuhan dengan darah sebaiknya hanya digunakan secara pribadi atau telah disterilkan sempurna sebelum dipakai kembali.

Faktor Risiko Penularan Hepatitis B

Tidak semua orang memiliki risiko yang sama. Berikut kelompok yang lebih berisiko tertular hepatitis B:

  • Petugas medis dan laboratorium.
  • Pengguna narkoba suntik.
  • Pasangan seksual dari penderita hepatitis B.
  • Bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B.
  • Penerima transfusi darah atau pasien cuci darah rutin.

Mengetahui faktor risiko membantu Anda lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.

Hepatitis B Tidak Menular Melalui Cara Ini

Masih banyak anggapan keliru bahwa hepatitis B menular lewat interaksi sehari-hari. Faktanya, hepatitis B tidak menular melalui:

  • Bersin, batuk, atau percikan ludah.
  • Berbagi makanan atau alat makan.
  • Berpelukan, berjabat tangan, atau kontak sosial biasa.

Virus hepatitis B hanya menular jika ada kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, terutama saat ada luka atau permukaan kulit yang terbuka.

Cara Mencegah Penularan Hepatitis B

Langkah pencegahan hepatitis B cukup efektif bila dilakukan dengan konsisten. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan oleh WHO dan Kemenkes RI:

1. Lakukan vaksinasi hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi.

  • Bayi: dosis pertama diberikan dalam 12 jam setelah lahir.
  • Anak-anak dan dewasa: bisa mendapatkan vaksin bila belum pernah divaksin sebelumnya.

Vaksin ini membantu tubuh membentuk kekebalan jangka panjang terhadap virus HBV.

2. Hindari berbagi alat pribadi

Jangan gunakan jarum suntik, alat tindik, tato, atau alat cukur secara bergantian. Darah mikroskopis yang menempel pada alat-alat ini dapat mengandung virus meskipun tidak terlihat kasat mata.

3. Pastikan alat medis dan kosmetik steril

Sebelum menjalani prosedur medis, tato, atau tindik, pastikan alat yang digunakan telah disterilkan dengan benar. Anda berhak menanyakan standar kebersihan di tempat tersebut.

4. Gunakan kondom saat berhubungan seksual

Kondom dapat melindungi Anda dari paparan cairan tubuh yang mengandung virus. Ini penting, terutama bila status hepatitis pasangan belum diketahui.

5. Periksakan status hepatitis B saat hamil

Ibu hamil dianjurkan melakukan tes HBsAg. Jika hasilnya positif, dokter akan memberikan profilaksis antivirus dan memastikan bayi menerima imunisasi segera setelah lahir untuk mencegah penularan.

6. Jalani pola hidup sehat

Menjaga daya tahan tubuh penting agar infeksi tidak mudah terjadi. Konsumsi makanan bergizi, hindari alkohol, serta lakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala bila memiliki faktor risiko.

Komplikasi yang Dapat Timbul Akibat Penularan Hepatitis B

Jika tidak dicegah atau ditangani dengan baik, hepatitis B dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

  • Sirosis hati, yaitu pengerasan jaringan hati akibat peradangan kronis.
  • Gagal hati, yang dapat mengancam nyawa.
  • Kanker hati, yang sering muncul pada penderita hepatitis B kronis.

Pencegahan jauh lebih mudah dan murah dibandingkan pengobatan jangka panjang komplikasi tersebut.

Kapan Perlu Berkonsultasi dengan Dokter

Segera konsultasikan ke dokter bila Anda:

  • Berisiko tinggi tertular (misalnya memiliki pasangan dengan hepatitis B).
  • Belum pernah divaksin hepatitis B.
  • Mengalami gejala seperti mual, kelelahan, kulit atau mata menguning, dan nyeri perut kanan atas.

Penularan hepatitis B dapat terjadi tanpa disadari, tetapi risiko ini dapat dicegah dengan vaksinasi, menjaga kebersihan alat pribadi, dan praktik hubungan seksual yang aman. Langkah-langkah sederhana ini dapat melindungi Anda dan keluarga dari penyakit hati kronis di masa depan.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang pencegahan, vaksinasi, atau pengobatan hepatitis B, Anda bisa Chat Bersama Dokter di ALODOKTER atau buat janji dengan rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan menyeluruh.