Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B (HBV). Vaksin hepatitis B merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib pada anak.
Vaksin hepatitis B mengandung antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg) yang sudah dinonaktifkan. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi untuk melawan virus.
Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari penderita hepatitis B. Virus hepatitis B yang menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang dapat menjadi berlanjut menjadi penyakit kronis dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati.
Merek dagang vaksin hepatitis B: Engerix-B
Apa Itu Vaksin Hepatitis B
Golongan | Obat resep |
Kategori | Vaksin |
Manfaat | Mencegah infeksi virus hepatitis B |
Dikonsumsi oleh | Bayi hingga dewasa |
Vaksin hepatitis B untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Belum diketahui apakah vaksin hepatitis B bisa terserap ke dalam ASI atau tidak. Ibu menyusui disarankan berkonsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan vaksin ini. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menjalani Vaksinasi Hepatitis B
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani vaksinasi dengan vaksin hepatitis B:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin hepatitis B tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap setiap bahan yang terkandung di dalam vaksin ini.
- Vaksin hepatitis B booster tidak boleh diberikan kepada seseorang yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap pemberian vaksin ini sebelumnya.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita penyakit infeksi atau demam pemberian vaksin hepatitis B akan ditunda sampai keluhan membaik.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit hati, atau gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia atau trombositopenia.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani kemoterapi atau menggunakan obat imunosupresan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat, termasuk obat antikoagulan, seperti warfarin.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis setelah menerima vaksin hepatitis B.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Hepatitis B
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, pemberian vaksin hepatitis B menjadi salah satu imunisasi wajib yang diberikan kepada anak.
World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan bahwa semua bayi harus menerima dosis pertama vaksin hepatitis B dalam waktu maksimal 24 jam setelah dilahirkan.
Dosis vaksin hepatitis B akan disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien, serta tujuan penggunaan obat. Berikut adalah rinciannya:
- Dewasa usia >18 tahun: 0,5–1 ml, sebanyak 3 kali. Jadwal pemberian vaksin dihitung dengan bulan 0 sebagai dosis pertama, diikuti dengan bulan ke 1 dan bulan ke 6.
- Bayi dan anak-anak: 0,5 ml, sebanyak 3 kali. Untuk vaksin hepatitis primer, dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir. Dosis selanjutnya diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin hepatitis B booster diberikan mulai usia 18 bulan.
Vaksin hepatitis B untuk anak merupakan salah satu jenis imunisasi wajib. Vaksin hepatitis B juga ditujukan untuk semua orang dewasa tanpa terkecuali. Namun, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HbsAg terlebih dahulu.
Selain itu, perhatian khusus dalam pemberian vaksin hepatitis B perlu diberikan kepada kelompok risiko tinggi, seperti tenaga kesehatan, pengguna narkoba suntik, seseorang yang memiliki partner berhubungan intim lebih dari 1 dan dengan tidak menggunakan kondom, penderita gagal ginjal kronis, penyakit hati, atau seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Cara Pemberian Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B disuntikkan ke otot (intramuskular/IM). Penyuntikan vaksin ini dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan.
Vaksinasi akan ditunda jika saat pemeriksaan Anda demam atau diketahui sedang menderita penyakit infeksi akut. Pemberian vaksin hepatitis B akan dilakukan sebanyak 3 kali. Ikuti jadwal penyuntikan vaksin yang diberikan oleh dokter. Pemeriksaan titer antibodi pascavaksinasi bisa dilakukan pada 1–3 bulan setelah vaksinasi terakhir.
Interaksi Vaksin Hepatitis B dengan Obat Lain
Efek interaksi antarobat dapat timbul jika vaksin hepatitis B digunakan dengan obat-obat tertentu antara lain:
- Penurunan efektivitas vaksin hepatitis B jika digunakan dengan obat golongan imunosupresan, seperti belimumab, budesonide, atau ciclosporin
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat golongan antikoagulan, seperti warfarin
Efek Samping dan Bahaya Vaksin Hepatitis B
Beberapa efek samping umum yang dapat terjadi setelah menerima vaksin hepatitis B adalah:
- Kemerahan, nyeri, bengkak, atau muncul benjolan di area suntikan
- Sakit kepala
- Kelelahan
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda atau semakin memburuk. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu, seperti ruam yang gatal, mata dan bibir membengkak, atau kesulitan bernapas.
Selain itu, Anda perlu segera ke dokter jika mengalami efek samping serius yang jarang terjadi, seperti:
- Demam atau membengkaknya kelenjar getah bening
- Pusing yang sangat berat hingga ingin pingsan
- Kejang