Perbedaan radang tenggorokan dan amandel sering kali membingungkan karena keduanya menimbulkan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Banyak orang mengira gejala yang dialami selalu berarti radang amandel, padahal penyebab, lokasi peradangan, dan cara penanganan kedua kondisi ini berbeda.
Radang tenggorokan dan amandel memang terjadi di area tenggorokan, bahkan beberapa gejalanya bisa mirip satu sama lain. Namun, kedua kondisi ini melibatkan bagian dan penyebab yang berbeda di saluran napas atas.

Mengetahui perbedaan radang tenggorokan dan amandel akan membantu Anda memilih tindakan yang tepat agar tidak memperparah kondisi, terutama pada anak-anak dan dewasa yang rentan mengalaminya.
Perbedaan Radang Tenggorokan dan Amandel yang Utama
Inilah beberapa perbedaan radang tenggorokan dan amandel yang perlu Anda kenali:
1. Lokasi peradangan
Perbedaan radang tenggorokan dan amandel yang pertama adalah lokasi peradangan. Radang tenggorokan (faringitis) terjadi pada bagian faring yang terletak di belakang rongga mulut dan merupakan jalur utama udara menuju paru-paru. Faring sendiri adalah saluran yang menghubungkan hidung dan mulut ke kotak suara dan kerongkongan.
Sementara itu, radang amandel (tonsilitis) terjadi pada amandel (tonsil), yaitu dua jaringan berbentuk oval yang terletak di sisi kanan dan kiri bagian belakang tenggorokan. Amandel berfungsi sebagai benteng pertahanan pertama tubuh terhadap kuman yang masuk melalui mulut atau hidung.
Karena lokasi peradangannya berbeda, area yang terasa sakit dan tampak membengkak pada pemeriksaan juga akan berbeda.
2. Gejala khas
Radang tenggorokan umumnya ditandai dengan rasa nyeri saat menelan, tenggorokan kering atau gatal, sensasi panas, bahkan bisa disertai suara serak. Pada beberapa kasus, penderita juga mengeluhkan kesulitan berbicara karena rasa tidak nyaman di faring.
Sementara radang amandel, selain sama-sama menimbulkan nyeri saat menelan, memiliki gejala tambahan yang khas, seperti pembengkakan dan kemerahan pada amandel, munculnya bintik putih atau nanah di permukaan amandel, hingga bau mulut yang menyengat.
Pada tonsilitis berat, pembesaran amandel bisa sampai menutup jalur napas sehingga membuat penderitanya mendengkur atau sulit bernapas.
3. Usia yang sering terkena
Perbedaan radang tenggorokan dan amandel selanjutnya adalah usia penderita. Radang amandel lebih sering dialami oleh anak-anak, khususnya usia 3 hingga 15 tahun. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang dan amandel mereka aktif menyaring kuman.
Di sisi lain, radang tenggorokan dapat menyerang siapa saja tanpa batasan usia, dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa dan lansia. Walau begitu, anak-anak juga tetap bisa mengalami radang tenggorokan, tidak hanya radang amandel. Jadi, penting bagi orang tua untuk mengenali perbedaan keduanya.
4. Penyebab penyakit
Penyebab penyakit juga menjadi perbedaan radang tenggorokan dan amandel. Radang tenggorokan paling sering disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus flu atau pilek, yang mudah menular lewat udara atau kontak langsung. Sementara itu, radang amandel bisa dipicu oleh infeksi virus maupun bakteri.
Salah satu penyebab bakteri yang paling umum adalah Streptococcus pyogenes, bakteri yang dikenal juga sebagai penyebab infeksi tenggorokan Streptococcus. Infeksi bakteri pada amandel biasanya menghasilkan gejala yang lebih berat dan dapat menyebabkan komplikasi apabila tidak segera diobati.
5. Gejala lain yang menyertai
Pada kasus radang amandel, gejala yang menyertai sering kali lebih jelas, misalnya demam tinggi, sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening di leher, suara menjadi serak, atau bahkan nyeri telinga. Pembengkakan amandel juga dapat menyebabkan penderita bernapas lewat mulut.
Sebaliknya, radang tenggorokan sebagian besar hanya menyebabkan nyeri tenggorokan tanpa pembengkakan amandel. Bahkan, demam yang muncul pun biasanya lebih ringan dan jarang terjadi pembengkakan kelenjar leher.
6. Penanganan awal
Radang tenggorokan ringan umumnya dapat membaik sendiri dengan perawatan di rumah, seperti banyak beristirahat, minum air putih hangat, dan menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas, misalnya paracetamol. Perlu dicatat, antibiotik untuk radang tenggorokan hanya dianjurkan jika terbukti disebabkan oleh bakteri, bukan virus.
Sementara itu, radang amandel yang terjadi karena infeksi bakteri memerlukan antibiotik sesuai resep dokter. Perbedaan radang tenggorokan dan amandel lainnya ialah pada kasus radang amandel berat atau sering kambuh, penanganan khusus dari dokter THT bahkan tindakan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) mungkin diperlukan.
Hal yang Perlu Diperhatikan
Baik radang tenggorokan maupun radang amandel umumnya dapat sembuh dengan perawatan ringan di rumah. Namun, jika terlambat diatasi atau salah penanganan, risiko komplikasi bisa meningkat. Komplikasi yang bisa terjadi antara lain infeksi menyebar ke telinga, pembentukan abses di sekitar amandel, atau gangguan pernapasan.
Oleh karena itu, Anda tidak boleh mengabaikan tanda-tanda yang memerlukan penanganan medis segera. Berikut ini adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Demam tinggi lebih dari 38°C yang tak kunjung turun
- Sulit menelan hingga tidak bisa makan atau minum
- Napas berbunyi atau sesak
Penanganan awal di rumah tetap penting, misalnya dengan banyak minum air putih, istirahat, serta konsumsi makanan yang lembut dan nyaman di tenggorokan. Namun, jangan ragu untuk mencari pertolongan medis, khususnya jika gejala semakin parah atau tidak membaik setelah beberapa hari.
Apabila Anda merasa kesulitan dalam mengenali perbedaan radang tenggorokan dan amandel, manfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan informasi dan penanganan awal yang tepat.
Bila demam tinggi, nyeri hebat, atau sulit menelan sampai tidak bisa makan/minum, terutama pada anak-anak, segera buat janji konsultasi langsung dengan dokter THT. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serius dan mempercepat proses penyembuhan.