Pilek adalah salah satu keluhan yang umum terjadi pada bayi. Namun, pemberian obat pilek bayi tidak boleh sembarangan. Oleh karena itu, ada baiknya bila Bunda pahami dulu seputar obat pilek bayi, baik secara alami maupun menggunakan obat medis.

Bayi di bawah usia 2 tahun lebih sering terkena pilek karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sepenuhnya. Terlebih lagi, pilek merupakan salah satu gejala dari penyakit infeksi saluran pernapasan akutatau ISPA, seperti influenza atau COVID-19, yang biasanya mudah menular.

Pilihan Obat Pilek Bayi yang Dianjurkan Dokter - Alodokter

Penularan pilek pada bayi bisa terjadi dalam berbagai cara, mulai dari penyebaran kuman melalui udara, kontak langsung dengan penderita penyakit ISPA, hingga menyentuh barang yang telah terkontaminasi kuman, seperti botol, dot, atau mainan.

Pilihan Obat Pilek Bayi secara Medis

Obat-obatan tertentu untuk meredakan pilek pada bayi sebenarnya tidak selalu dibutuhkan. Gejala pilek pada bayi biasanya hilang dengan sendirinya sekitar 5–7 hari.

Namun, jika gejala pilek yang dialami Si Kecil juga disertai gejala lain, seperti hidung tersumbat, demam hingga 38°C, tidak mau makan, panas dingin, muntah, atau diare, Bunda bisa memberikan Si Kecil obat untuk membuatnya lebih nyaman.

Sebelum memberikan obat kepada Si Kecil, Bunda dianjurkan untuk memeriksakan Si Kecil ke dokter lebih dahulu. Pasalnya, obat apa pun yang diberikan pada bayi, termasuk obat pilek, harus berdasarkan resep dokter.

Ada beberapa obat pilek bayi yang bisa didapatkan di apotek tanpa perlu resep dokter, ada juga yang perlu dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa obat pilek bayi yang biasanya dianjurkan dokter:

Paracetamol

Dokter biasanya merekomendasikan paracetamol dalam bentuk cair untuk meredakan demam dan rasa sakit pada bayi. Obat jenis ini bisa diberikan kepada bayi usia 2 bulan atau lebih.

Dalam pemberian obat pilek pada bayi, termasuk paracetamol, pastikan baca label pada botol dan ikuti dosis yang dianjurkan.

Ibuprofen

Selain paracetamol, ibuprofen juga aman digunakan sebagai obat pilek pada bayi. Obat ini umumnya digunakan untuk bayi usia 6 bulan ke atas. Bila digunakan di bawah usia tersebut, harus sesuai anjuran dokter.

Namun, ibuprofen tidak diberikan kepada bayi yang mengalami dehidrasi atau muntah terus-menurus. Selain itu, jika Si Kecil menderita asma, periksakan ia ke dokter sebelum memberinya ibuprofen.

Obat antivirus atau antibiotik

Apabila bayi mengalami pilek akibat virus, misalnya influenza, dan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi influenza, dokter dapat meresepkan obat antivirus.

Jika pilek disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik akan diberikan untuk mengatasinya. Namun, penggunaan antibiotik maupun antivirus harus berdasarkan petunjuk dan resep dari dokter.

Itulah berbagai obat pilek untuk bayi secara medis. Hal lain yang perlu diingat adalah jangan memberikan aspirin kepada bayi yang pilek. Pasalnya, pemberian aspirin pada bayi dapat menyebabkan kelainan hati yang disebut sindrom Reye.

Cara Meredakan Pilek Bayi secara Alami

Selain melalui obat-obatan medis, ada beberapa cara meredakan pilek pada bayi secara alami, yaitu:

1. Pastikan bayi banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi

Saat bayi sedang pilek, pastikan ia beristirahat dengan cukup di tempat tidurnya. Untuk membuatnya tetap berbaring, Bunda bisa membacakan Si Kecil beberapa buku atau memutar musik dan film kesukaannya.

Selain itu, ada kalanya Si Kecil mungkin tidak nafsu makan saat pilek. Nah, pemberian makan yang tepat dan bernutrisi penting untuk mencegah penurunan berat badan. Bunda bisa mencoba memberikan makanan atau camilan bergizi yang disukai Si Kecil secara perlahan tapi sering.

2. Berikan cairan untuk mencegah dehidrasi pada bayi

Pemenuhan asupan cairan juga merupakan salah satu obat pilek bayi yang tak boleh dilewatkan. Ketika bayi terhidrasi dengan cukup, tubuhnya akan merasa lebih baik dan nyaman.

Cara terbaik untuk menjaga agar bayi tetap terhidrasi adalah dengan tetap memberinya ASI atau susu formula. ASI bahkan mengandung antibodi yang melindungi bayi dari kuman penyebab penyakit.

Jika Si Kecil sudah berusia di atas 6 bulan, Bunda bisa memberinya cairan hangat dan bening, seperti sup ayam, kaldu, atau air hangat, untuk menenangkan dan melegakan hidungnya yang tersumbat.

3. Tingkatkan kelembapan udara di ruangan bayi

Kelembapan udara di sekitar ruangan bayi juga perlu diperhatikan untuk mencegah hidung bayi kering. Kondisi tersebut bisa memperparah pilek. Agar Si Kecil tetap nyaman dan bernapas lega selama pilek, Bunda sebaiknya meningkatkan kelembapan udara ruangan dengan meletakkan humidifier di kamar tidur Si Kecil.

Selain itu, Bunda juga bisa memandikan Si Kecil dengan air hangat dan berendam bersamanya di bak mandi air hangat selama beberapa menit. Cara ini dapat menenangkan bayi yang cenderung lebih rewel saat pilek.

4. Oleskan minyak telon pada tubuh bayi

Saat menidurkan atau setelah memandikan Si Kecil, Bunda juga bisa mengoleskan minyak telon pada tubuh Si Kecil.

Berbagai kandungan minyak alami di dalamnya, seperti minyak kayu putih, minyak anis, dan minyak kelapa, dapat melegakan pernapasan bayi serta membuatnya lebih rileks, nyaman, tidur nyenyak, dan tetap hangat.

Selain itu, kandungan minyak telon juga dapat melembabkan kulit bayi sehingga aman dan tidak memicu iritasi. Tak hanya untuk Si Kecil, aroma minyak telon yang khas juga dapat membuat Bunda menjadi tenang sekaligus meningkatkan mood.

Jika berbagai pilihan obat pilek pada bayi telah dilakukan tetapi gejala pilek, batuk, dan demam tak kunjung membaik atau justru semakin parah, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi akibat pilek, seperti pneumonia atau sinusitis.