Pada kebanyakan kasus, flu memang dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 1–2 minggu. Akan tetapi, bila gejala kambuh dengan cepat setelah membaik, maka ada kemungkinan flu telah berkembang menjadi komplikasi.
Komplikasi flu umumnya lebih rentan terjadi pada anak berusia 2 tahun ke bawah, ibu hamil atau yang baru melahirkan, lansia berusia di atas 65 tahun, serta orang dengan kondisi medis atau daya tahan tubuh yang lemah, misalnya menderita HIV/AIDS.
Berikut adalah beberapa komplikasi flu:
Pneumonia
Pneumonia bisa terjadi ketika virus influenza telah menyebar ke paru-paru atau saat tubuh juga terserang infeksi bakteri ketika flu menyerang. Kondisi ini dapat memburuk dengan cepat dan terkadang perlu untuk dirawat di rumah sakit.
Pneumonia ditandai dengan berbagai gejala, di antaranya adalah demam, menggigil, nyeri dada, keringat berlebih, dan batuk berdahak. Beberapa orang juga dapat mengalami gejala lain, seperti sesak napas, peningkatan detak jantung, hingga bibir dan kuku tampak kebiruan akibat kurangnya asupan oksigen.
Infeksi telinga
Komplikasi flu ini terjadi ketika virus influenza menyebar ke telinga dan mengakibatkan infeksi telinga. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Infeksi telinga dapat membuat anak menjadi rewel dan sering menangis. Selain itu, kondisi ini juga bisa mengakibatkan timbulnya gejala lain, seperti sakit telinga, demam, keluar cairan dari telinga, menarik-narik telinga, sulit tidur, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.
Serangan asma
Flu bisa memperburuk kondisi asma karena flu dapat menyebabkan peradangan dan penyempitan di saluran pernapasan. Akibatnya, gejala seperti batuk, napas berbunyi (mengi), sesak napas, dan rasa sesak di dada bisa muncul atau makin parah.
Penyakit jantung
Flu dapat memicu masalah pada jantung, karena infeksi virus dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh. Efeknya, risiko untuk terjadinya pembekuan darah, peningkatan tekanan darah, terbentuknya jaringan parut atau pembengkakan di jantung menjadi lebih tinggi.
Pada penderita penyakit jantung, infeksi virus dapat memicu pecahnya plak di pembuluh arteri, yang mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Bronkitis
Komplikasi flu ini terjadi ketika virus influenza menyebar ke saluran pernapasan bawah dan mengakibatkan peradangan pada saluran udara (bronkial) di paru-paru. Gejala bronkitis meliputi batuk berdahak atau kering, mengi atau napas berbunyi, demam, sesak napas, dan kelelahan.
Meningitis
Meski lebih sering disebabkan oleh infeksi enterovirus dan virus herpes, flu juga dapat memicu meningitis. Komplikasi flu ini dapat terjadi ketika virus influenza menyebar atau menginfeksi selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meningen).
Tanda-tanda meningitis, yaitu demam, panas dingin, sakit kepala, leher kaku, mual atau muntah, peka terhadap paparan cahaya (fotofobia), hilang nafsu makan, sulit untuk fokus, hingga penglihatan ganda. Komplikasi flu satu ini umumnya terjadi pada anak.
Ensefalitis
Flu juga dapat memicu terjadinya komplikasi serius, seperti ensefalitis. Meski jarang sekali terjadi, virus influenza dapat menyebar ke jaringan otak dan mengakibatkan peradangan serta pembengkakan otak. Ensefalitis perlu untuk ditangani dengan cepat dan tepat, karena berpotensi menyebabkan kematian.
Gejala ensefalitis dapat berupa sakit kepala, demam, kejang, gangguan pergerakan, sensitif terhadap paparan cahaya, peka terhadap suara, leher kaku, dan penurunan kesadaran. Pada kasus yang parah, ensefalitis dapat menyebabkan koma.
Komplikasi flu tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter ketika flu tidak kunjung sembuh setelah 2 minggu, makin memburuk, atau timbul gejala yang mengarah ke komplikasi. Dengan penanganan yang tepat, komplikasi flu dapat dicegah atau ditangani dengan baik.