Pinta adalah infeksi kulit langka yang disebabkan oleh bakteri Treponema carateum. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala berupa ruam, penebalan, dan perubahan warna pada kulit. Meski dapat terjadi di area kulit mana pun, pinta umumnya terjadi di area kulit yang terbuka, seperti wajah, kaki, dan lengan.
Tidak seperti penyakit akibat bakteri Treponema lainnya, seperti frambusia dan sifilis, gejala pinta cenderung lebih ringan. Hal ini karena penyakit frambusia dan sifilis dapat menyerang organ tubuh lain, sedangkan pinta hanya menyerang kulit.
Selain gejalanya yang lebih ringan, penularan pinta dan sifilis juga berbeda. Sifilis dapat menular melalui hubungan seksual, sedangkan pinta hanya menular melalui kontak langsung dengan ruam kulit penderita. Selain itu, pinta juga tidak dapat ditularkan oleh ibu ke janinnya, baik pada masa kehamilan maupun ketika persalinan.
Pinta banyak terjadi di negara Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Penyebab Pinta
Pinta terjadi akibat infeksi bakteri Treponema carateum. Bakteri tersebut dapat masuk ke kulit manusia melalui kulit yang mengalami kerusakan, seperti luka terbuka atau goresan. Umumnya, penularan pinta terjadi ketika seseorang berulang kali melakukan kontak langsung dengan ruam kulit penderita.
Gejala Pinta
Gejala pinta hanya muncul di permukaan kulit. Berdasarkan perkembangannya, gejala pinta dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
Tahap primer
Gejala tahap primer dapat muncul setelah 1–8 minggu penderita terpapar bakteri penyebab pinta. Gejala awal yang muncul pada penderita adalah ruam kulit kemerahan yang disertai benjolan kecil. Ruam kulit ini biasanya muncul di area kulit yang terbuka, seperti wajah, lengan, dan kaki, tetapi bisa juga muncul di kulit leher, dada, atau perut.
Ruam dengan benjolan kulit pada pinta dapat terasa gatal. Lama-kelamaan, ruam ini akan meluas ke area lain dan mengalami penebalan kulit. Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
Tahap sekunder
Tahap ini dapat muncul 1 bulan hingga 1 tahun setelah tahap primer muncul. Pada tahap ini, muncul ruam bersisik, kering, dan meluas, yang disebut pintid. Pintid bisa muncul secara bersamaan dengan ruam yang muncul ketika tahap primer.
Pintid muncul selama 6 bulan hingga 3 tahun. Seiring waktu, pintid akan lebih meluas dan mengubah warna kulit menjadi lebih coklat, biru, hingga memudar menjadi putih.
Tahap tersier atau tahap lanjut
Tahap ini umumnya muncul 2–5 tahun setelah penderita mengalami tahap primer. Pada tahap ini, ruam kulit yang muncul dapat menjadi tidak berwarna. Penderita juga dapat mengalami kulit kering dan penipisan kulit.
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika baru melakukan kontak erat dengan penderita pinta atau mengunjungi negara endemik pinta.
Mengingat pinta dapat berkembang, pemeriksaan sejak dini sangat diperlukan agar penyakit tersebut tidak berkembang hingga tahap yang parah.
Diagnosis Pinta
Untuk mendiagnosis penyakit pinta, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat perjalanan, dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pada kulit dan kelamin, untuk membedakan ruam akibat pinta dan sifilis.
Melalui pemeriksaan fisik, dokter umumnya dapat langsung menegakkan diagnosis pinta. Namun, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan tambahan berikut:
- Biopsi kulit, untuk mendeteksi keberadaan bakteri Treponema
- Tes venereal disease research laboratory (VDRL), untuk mendeteksi adanya antibodi yang melawan bakteri penyebab pinta dalam tubuh
Pengobatan Pinta
Pengobatan pinta bertujuan untuk mengatasi infeksi, mencegah komplikasi, dan mencegah penularan ke orang lain. Penanganannya adalah dengan pemberian obat antibiotik, yaitu:
- Azithromycin
Azithromycin merupakan pengobatan utama yang dapat diberikan oleh dokter. Obat ini bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri di dalam tubuh. Azithromycin diberikan dalam bentuk obat minum yang harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter. - Penisilin benzatin
Jika pasien tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi azithromycin, dokter akan memberikan penisilin benzatin dalam bentuk suntik. Sama seperti azithromycin, obat ini juga perlu resep dari dokter. - Tetracycline
Tetracycline dapat disarankan sebagai alternatif lain untuk pasien yang alergi terhadap penicillin benzatin.
Biasanya, ruam pinta akan menjadi tidak menular 24 jam setelah pasien menerima pengobatan. Akan tetapi, bekas ruam akan sulit menghilang.
Komplikasi Pinta
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pinta hanya menyerang kulit. Jika pengobatan diberikan pada pasien pinta tahap primer atau sekunder, ruam akan sembuh dalam kurun waktu 6−12 bulan.
Akan tetapi, jika pengobatan terlambat, pinta dapat menimbulkan komplikasi berupa bekas luka, warna kulit berubah permanen, dan penipisan kulit. Akibatnya, penderita pinta dapat merasa kurang percaya diri dan rentan mendapatkan stigma.
Pencegahan Pinta
Pemeriksaan dan pengobatan sedini mungkin pada penderita pinta dapat mencegah penyakit ini menular kepada orang lain. Selain itu, ada beberapa upaya yang juga bisa dilakukan untuk mencegah terkena pinta, yaitu:
- Menjalani pola hidup bersih dan sehat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
- Menjaga kebersihan dan sanitasi di lingkungan tempat tinggal
- Menghindari kontak langsung dengan penderita pinta