Pinta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema carateum. Kondisi ini ditandai dengan ruam, penebalan, dan perubahan warna pada kulit. Meski dapat terjadi di area kulit mana pun, pinta umumnya terjadi di area kulit yang terbuka, seperti wajah, kaki, dan lengan.
Pinta sama seperti penyakit lain akibat bakteri Treponema, seperti frambusia dan sifilis, hanya saja gejala pinta cenderung lebih ringan. Hal ini karena frambusia dan sifilis bisa menyerang organ tubuh lain, sedangkan pinta hanya menyerang kulit.

Selain gejalanya yang lebih ringan, penularan pinta dan sifilis juga berbeda. Sifilis dapat menular melalui hubungan seksual, sedangkan pinta hanya menular melalui kontak langsung dengan ruam kulit penderita. Selain itu, pinta juga tidak dapat ditularkan oleh ibu ke janinnya, baik pada masa kehamilan maupun ketika persalinan.
Penyebab Pinta
Pinta disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema carateum. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang mengalami kerusakan, misalnya karena luka terbuka atau goresan. Umumnya, penularan pinta terjadi ketika seseorang berulang kali melakukan kontak langsung dengan ruam kulit penderita.
Gejala Pinta
Gejala pinta hanya muncul di permukaan kulit. Berdasarkan perkembangannya, gejala pinta dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
Tahap primer
Gejala tahap primer umumnya muncul setelah 2–3 minggu penderita terpapar bakteri penyebab pinta. Pada tahap ini, penderita akan mengalami ruam kemerahan dan benjolan kecil di kulit, terutama di bagian tubuh yang terbuka, seperti wajah, lengan, dan kaki. Namun, ruam juga bisa muncul di kulit leher, dada, atau perut.
Ruam dengan benjolan kulit pada pinta dapat terasa gatal dan lama-kelamaan meluas ke area lain dan mengalami penebalan. Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
Tahap sekunder
Tahap ini dapat muncul 1 bulan hingga 1 tahun setelah tahap primer muncul. Pada tahap ini, muncul ruam baru yang lebih luas, bersisik, dan kering, yang dikenal sebagai pintid. Pintid bisa muncul bersamaan dengan ruam yang muncul ketika tahap primer.
Pintid muncul selama 6 bulan hingga 3 tahun. Seiring waktu, pintid akan lebih meluas dan mengubah warna kulit menjadi lebih cokelat, biru, hingga memudar menjadi putih.
Tahap tersier atau tahap lanjut
Jika tidak segera ditangani, pinta dapat berkembang ke tahap tersier atau tahap lanjut. Tahap ini umumnya muncul 2–5 tahun setelah penderita mengalami tahap primer. Pada tahap ini, ruam yang muncul dapat menjadi tidak berwarna. Penderita juga dapat mengalami kulit kering dan penipisan kulit.
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika baru melakukan kontak erat dengan penderita pinta atau mengunjungi negara endemik pinta.
Mengingat pinta dapat berkembang, pemeriksaan sejak dini sangat diperlukan agar penyakit tersebut tidak berlanjut hingga tahap yang parah.
Diagnosis Pinta
Untuk mendiagnosis penyakit pinta, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat perjalanan ke daerah endemik, dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pada kulit dan kelamin, untuk membedakan ruam akibat pinta dan sifilis.
Melalui pemeriksaan fisik, dokter umumnya dapat langsung menegakkan diagnosis pinta. Namun, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan tambahan berikut:
- Biopsi kulit, untuk mendeteksi keberadaan bakteri Treponema
- Tes venereal disease research laboratory (VDRL), untuk mendeteksi adanya antibodi yang melawan bakteri penyebab pinta dalam tubuh
Pengobatan Pinta
Pengobatan pinta bertujuan untuk mengatasi infeksi, mencegah komplikasi, dan mencegah penularan ke orang lain. Penanganan dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai resep dokter, seperti:
-
Azithromycin
Azithromycin merupakan pengobatan utama yang dapat diberikan oleh dokter. Obat ini bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri di dalam tubuh. Azithromycin diberikan dalam bentuk obat minum yang harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter. -
Penisilin benzatin
Jika pasien tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi azithromycin, dokter akan memberikan penisilin benzatin dalam bentuk suntik. Sama seperti azithromycin, obat ini juga perlu resep dari dokter. -
Tetracycline
Tetracycline dapat disarankan sebagai alternatif lain untuk pasien yang alergi terhadap penicillin benzatin.
Ruam pada penderita pinta umumnya tidak lagi menular dalam 24 jam setelah pasien menerima pengobatan. Namun, perubahan warna kulit akibat ruam akan sulit menghilang bahkan setelah infeksi sembuh.
Komplikasi Pinta
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pinta hanya menyerang kulit dan tidak merusak organ dalam. Jika pengobatan diberikan pada pasien pinta tahap primer atau sekunder, ruam akan sembuh dalam kurun waktu 6−12 bulan.
Akan tetapi, jika pengobatan terlambat, pinta dapat menimbulkan komplikasi berupa bekas luka, warna kulit berubah permanen, dan penipisan kulit. Akibatnya, penderita pinta dapat merasa kurang percaya diri,
Pencegahan Pinta
Pemeriksaan dan pengobatan sedini mungkin pada penderita pinta dapat mencegah penyakit ini menular kepada orang lain. Selain itu, ada beberapa upaya yang juga bisa dilakukan untuk mencegah terkena pinta, yaitu:
- Menjalani pola hidup bersih dan sehat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
- Menjaga kebersihan dan sanitasi di lingkungan tempat tinggal
- Menghindari kontak langsung dengan penderita pinta