Playing victim adalah perilaku seseorang yang selalu merasa dirinya menjadi korban dan kerap menyalahkan pihak lain atas setiap masalah yang terjadi dalam hidupnya. Perilaku ini tidak termasuk gangguan jiwa, tetapi bisa menimbulkan dampak psikologis dan sosial jika terus dibiarkan. 

Sikap playing victim tidak muncul begitu saja. Victim mentality dapat muncul karena berbagai macam faktor, seperti pengaruh dari pengalaman masa lalu, pola asuh yang kurang tepat, trauma emosional, atau lurangnya coping mechanism yang baik dalam menghadapi masalah.

Playing Victim, Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya - Alodokter

Selain itu, playing victim juga bisa menjadi tanda kesehatan mental, seperti borderline personality disorder (BPD), gangguan kepribadian narsistik, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Bila dibiarkan, perilaku ini bisa menimbulkan perasaan frustasi, putus asa, stres, bahkan depresi.

Tidak hanya berdampak pada diri sendiri, perilaku playing victim juga akan membebani orang-orang di sekitarnya yang percaya bahwa mereka adalah “korban” dari setiap masalah. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri playing victim dan cara menghadapinya.

Apa Itu Playing Victim 

Sikap playing victim dalam berhubungan dengan orang lain, baik hubungan asmara, keluarga, maupun pertemanan, bisa mengarah ke hubungan toksik. Karena selalu merasa menjadi “korban”, orang yang suka playing victim bisa membuat orang lain merasa bersalah. 

Hal ini bisa menimbulkan banyak kesalahpahaman dan memicu stres bagi pihak yang terlibat. Alasan seseorang bersikap playing victim cukup beragam, mulai dari melindungi dirinya sendiri dari kesalahan, hingga tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya.

Orang yang playing victim memiliki 3 mindset utama yang tertanam di benaknya, yaitu: 

  • Hal-hal buruk telah terjadi dan akan terus terjadi
  • Orang lain atau keadaan harus disalahkan atas masalah yang dihadapinya
  • Tidak ada gunanya memperbaiki situasi atau kondisi dalam kehidupan karena semuanya akan sia-sia

Ciri-Ciri Playing Victim

Mengenali ciri-ciri playing victim penting agar Anda lebih memahami perilaku ini. Dengan demikian, Anda bisa menyadari jika ada orang di sekitar yang menunjukkan victim mentality dan mengetahui langkah yang tepat untuk menanggapinya. Berikut adalah ciri-ciri atau tanda playing victim: 

1. Selalu menyalahkan pihak lain

Ciri-ciri utama playing victim adalah sering menyalahkan pihak lain ketika terjadi suatu kesalahan atau masalah dalam hidupnya, baik di lingkungan pekerjaan, rumah, atau pun masyarakat. Orang yang playing victim memiliki kesenangan tersendiri saat orang lain merasa bersalah atas kesalahan yang diperbuatnya. 

Pada kasus yang ekstrim, orang yang memiliki kebiasaan ini juga mungkin tak segan untuk melakukan gaslighting.

2. Menghindari tanggung jawab

Orang dengan victim mentality sering menghindari tanggung jawab, menuding orang lain, dan menempatkan diri sebagai “korban” untuk mendapatkan simpati. Ia juga biasanya menolak bantuan orang lain karena tidak ingin memperbaiki masalah, hanya ingin dikasihani.

3. Selalu merasa dirinya tidak berdaya

Orang yang playing victim sering berbicara negatif tentang dirinya sendiri dengan tujuan membuat orang lain merasa kasihan, seperti berkata, “Segala sesuatu yang buruk selalu terjadi padaku,” atau “Tidak ada yang peduli padaku.” 

Seiring berjalannya waktu, pola pikir negatif ini justru mempersulitnya keluar dari masalah. Boleh dibilang, ia secara sadar memanipulasi dirinya sendiri agar tidak melakukan upaya apa pun untuk memperbaiki situasi yang buruk.

5. Kurang percaya diri

Orang yang selalu melihat dirinya sebagai korban sering memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mungkin merasa tidak cukup pintar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau kurang berbakat untuk meraih kesuksesan. Pikiran ini bisa hadir setelah pengalaman gagal yang membuatnya menempatkan diri sebagai korban. 

Akibatnya, perspektif negatif ini menghambat kemajuan dan membuat mereka sulit mencapai tujuan baru. Di sisi lain, mereka juga bisa merasa tidak nyaman atau iri ketika melihat orang lain berhasil.

Cara Menghadapi Orang yang Playing Victim

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sulit untuk menghadapi orang yang memiliki sikap playing victim. Meski menjengkelkan, ingatlah bahwa orang yang perilakunya toksik ini mungkin pernah menghadapi peristiwa yang menyakitkan dan menyulitkan dalam hidupnya, sehingga ia mengembangkan sikap playing victim.

Agar tidak salah langkah dan justru memperburuk keadaan, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi orang yang playing victim secara bijak:

  • Jangan terlalu cepat memberikan validasi “korban” ke orang lain yang sedang menceritakan bahwa dirinya lah yang tersakiti.
  • Tetap tunjukan sikap empati.
  • Biarkan orang tersebut berbicara dan berbagi perasaan.
  • Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam cerita dari sudut pandang orang yang playing victim. Tetaplah objektif dan cari fakta sendiri dari beberapa orang yang terlibat dalam ceritanya tersebut.
  • Jangan meminta maaf bila Anda merasa bukan Anda yang harus disalahkan.
  • Sebaiknya, hindari “menyerang” orang yang playing victim dan tetaplah bersikap tenang.
  • Bila dirasa sikapnya telah mengganggu dan berlebihan, ajaklah untuk berbicara dengan psikolog untuk menemukan solusi yang tepat.

Playing victim bukanlah sikap yang dimiliki sejak lahir. Sikap ini bisa muncul sebagai akibat dari trauma masa lalu atau mindset yang salah dan bisa diperbaiki secara perlahan-lahan melalui terapi psikologis.

Oleh karena itu, jangan ragu menyarankan orang terdekat atau mungkin Anda sendiri untuk berkonsultasi ke dokter secara langsung atau melalui layanan Chat Bersama Dokter, terutama bila pernah mengalami kejadian yang traumatis dan tidak menemukan cara untuk mengatasi tekanan batin. 

Dokter akan membantu menemukan penyebab dari munculnya sikap playing victim dan memberikan terapi yang tepat untuk mengatasinya.