Gaslighting adalah bentuk manipulasi dalam suatu hubungan yang membuat korbannya selalu merasa bersalah dan meragukan diri sendiri. Kondisi ini bisa berdampak serius pada fisik dan psikis korbannya. Yuk, kenali tanda-tanda gaslighting agar Anda tidak terjebak dalam hubungan yang toksik ini.

Istilah gaslighting berasal dari film yang diproduksi tahun 1938 berjudul Gaslight. Film tersebut mengisahkan seorang suami yang sering memanipulasi dan menyiksa serta meyakinkan istrinya bahwa ia telah kehilangan kewarasan atau gila.

Tanda-Tanda Gaslighting dan 6 Cara Menanganinya - Alodokter

Hampir serupa dengan breadcrumbing, tindakan manipulasi ini membuat pelaku mampu menguasai dan mengendalikan korban, baik secara emosional maupun tindakan. Akibatnya, korban akan selalu mempertanyakan dirinya sendiri dan selalu merasa bersalah.

Gaslighting yang hampir serupa dengan love bombing merupakan salah satu bentuk toxic relationship yang dapat terjadi dalam hubungan. Meski lebih sering terjadi pada hubungan pernikahan, kondisi ini juga dapat terjadi dalam hubungan pertemanan, lingkungan keluarga, maupun lingkup pekerjaan.

Tanda-Tanda Gaslighting

Ada beberapa bentuk gaslighting yang umum terjadi dalam suatu hubungan, di antaranya:

  • Meremehkan emosi korban dan menuduhnya telah bereaksi secara berlebihan
  • Menolak ajakan korban untuk berdiskusi
  • Menyangkal semua hal yang dituduhkan oleh korban
  • Meyakinkan orang lain bahwa korban adalah orang yang mudah bingung, suka mengada-ada, dan sulit mengingat sesuatu
  • Mengalihkan pembicaraan saat korban mengangkat topik yang sensitif

Perilaku gaslighting ini juga dapat terdeteksi dari beberapa kalimat yang sering kali diucapkan oleh pelaku, seperti:

  • “Kamu nggak ngerti apa yang kamu bicarakan.”
  • “Kamu pasti gila. Bukan itu yang sebenarnya terjadi.”
  • “Cuma bercanda. Jangan terlalu sensitif, deh.”
  • “Kamu terlalu mengada-ada.”

Saat pelaku gaslighting mengutarakan beberapa kalimat ini, korban mungkin akan merasa bingung dan bertanya-tanya tentang apa yang salah dari dirinya. Tak hanya itu, korban juga bisa menunjukkan berapa tanda-tanda di luar kebiasaan, seperti:

  • Sering meminta maaf
  • Merasa cemas dan kurang percaya diri
  • Merasa bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi tidak bisa mengidentifikasi kesalahan tersebut
  • Merasa dirinya terlalu sensitif
  • Menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya
  • Merasa terisolasi dari orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga
  • Merasa semakin sulit membuat keputusan
  • Tidak mau memberikan informasi seputar pasangannya ke anggota keluarga dan teman dekat
  • Membela pasangan yang menjadi pelaku gaslighting

Dari tanda-tanda di atas, pelaku gaslighting terlihat memiliki kendali penuh atas perilaku dan perasaan korban. Kondisi ini membuat korban tidak dapat menentukan apa yang akan dilakukannya dan tergantung pada pelaku.

Cara Menangani Gaslighting

Tidak perlu menyalahkan diri sendiri saat seseorang melakukan gaslighting kepada Anda, karena pelakunya memang melakukan manipulasi yang bertujuan untuk membuat Anda merasa bersalah.

Jika menjadi korban gaslighting, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapinya, yaitu:

1. Kenali perilaku tersebut sebagai gaslighting

Bagi sebagian orang, tindakan manipulasi yang dilakukan oleh pelaku sering tidak disadari sebagai bentuk gaslighting. Oleh karena itu, Anda harus waspada jika seseorang melakukan manipulasi secara konsisten dan membuat Anda meragukan diri sendiri bahkan berdampak negatif pada harga diri Anda.

2. Kumpulkan bukti interaksi dengan pelaku

Untuk membantu Anda melacak apa yang sebenarnya terjadi, cobalah mendokumentasikan semua interaksi dengan pelaku. Saat ia mulai menyangkal percakapan atau peristiwa yang telah terjadi, Anda dapat menunjukkan kebenarannya.

3. Ciptakan batasan

Buatlah batasan yang jelas antara Anda dan pelaku. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi percakapan atau menjauh saat pelaku mulai membuat Anda merasa ragu dan cemas.

4. Jangan takut untuk berbicara

Pelaku gaslighting sering kali menggunakan kebohongan, kritik negatif, dan hinaan untuk memanipulasi korbannya. Oleh karena itu, jika pelaku mulai berulah, jangan takut untuk berbicara atau berterus terang. Hal ini akan membuatnya merasa terpojok hingga akhirnya meninggalkan Anda.

5. Hindari perdebatan

Pelaku gaslighting akan selalu mencoba membuat korbannya merasa bersalah. Jika Anda terus mencoba membuktikan bahwa Anda benar dan ia salah, hal ini bisa saja membuat Anda frustrasi. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari perdebatan dan jauhkan diri dari pelaku gaslighting. 

6. Cintai diri sendiri

Perilaku gaslighting dapat menguras fisik maupun mental Anda. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa gaslighting bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko korbannya terkena PTSD.

Oleh karena itu, kurangi stres akibat gaslighting dengan mencintai diri sendiri. Misalnya, dengan melakukan aktivitas atau hobi yang disukai, seperti berkebun, traveling, atau melakukan perawatan tubuh.

Terlepas dari itu semua, selalu ingat bahwa Anda tidak bersalah dalam hal apa pun dalam hubungan gaslighting. Anda juga tidak bertanggung jawab untuk mengubah segala hal yang telah dilakukan oleh pelaku gaslighting.

Jangan pula merasa sendiri, karena Anda bisa bercerita kepada orang-orang terdekat tentang masalah yang sedang Anda hadapi. Sebaliknya, jika Anda mengetahui orang terdekat menjadi korban gaslighting, cobalah merangkulnya dan menjadi pendengar yang baik.

Jika gaslighting yang Anda alami sampai berdampak buruk pada kesehatan emosionalmu dan menurunkan produktivitasmu sehari-hari, segera konsultasikan ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.