Ranivel adalah obat untuk mengatasi keluhan akibat produksi asam lambung berlebih. Beberapa kondisi yang bisa diatasi dengan obat ini adalah penyakit asam lambung, tukak lambung, ulkus duodenum, dan sindrom Zollinger-Ellison.
Ranivel memiliki kandungan ranitidin. Bahan aktif ini bekerja dengan cara menghambat produksi asam lambung yang berlebih. Hasilnya, luka pada lambung serta gejala-gejala yang terjadi akibat kelebihan asam lambung, seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung, akan mereda.
Produk Ranivel
Ranivel tersedia dalam bentuk tablet, sirop, dan suntik. Berikut adalah rincian produknya:
- Ranivel 150 mg 10 Tablet, dengan kandungan 150 mg ranitidin per tablet
- Ranivel 75 mg Sirup 60 ml, yang berisi 75 ml ranitidin tiap 5 ml
- Ranivel suntik, yang mengandung 25 ranitidin per ml
Apa Itu Ranivel
Bahan aktif | Ranitidin |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antagonis H2 |
Manfaat | Menurunkan produksi asam lambung |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Renivel untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini. | |
Ranivel untuk ibu menyusui | Ranivel tidak dianjurkan untuk ibu menyusui. Diskusikan dengan dokter mengenai obat lain yang aman digunakan selama menyusui. |
Bentuk obat | Tablet, sirop, dan suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Ranivel
Ranivel tidak boleh digunakan sembarangan. Penting bagi Anda memperhatikan hal-hal berikut sebelum menggunakan Ranivel:
- Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Ranivel tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap ranitidin atau obat lain dari golongan antagonis H2, seperti famotidine atau cimetidine.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes; gangguan sistem imun akibat penyakit tertentu; porfiria; penyakit ginjal; fenilketonuria; penyakit liver; gangguan pernapasan, seperti asma atau PPOK; atau penyakit lain pada lambung, misalnya kanker lambung.
- Konsultasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Ranivel. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Ranivel.
Dosis dan Aturan Pakai Ranivel
Dosis Ranivel ditentukan berdasarkan sediaan obat, kondisi yang diatasi, tingkat keparahan penyakit, serta usia pasien. Secara umum dosis Ranivel yang diberikan kepada pasien adalah:
Ranivel sediaan tablet atau sirop
Kondisi: Infeksi H. pylori
- Dewasa: 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur atau 150 mg, 2 kali sehari, dikombinasikan dengan antibiotik amoxicillin dan metronidazole selama 2 minggu. Selanjutnya, pengobatan dilanjutkan tanpa antibiotik selama 2 minggu.
Kondisi: Tukak lambung dan ulkus duodenum ringan
- Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur atau 150 mg, 2 kali sehari, setidaknya selama 4 minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg, 1 kali sehari sebelum tidur.
- Anak usia 3–11 tahun: 4–8 mg/kgBB per hari, yang diberikan menjadi 2 dosis. Dosis maksimal 300 mg per hari. Pengobatan dilakukan selama 4–8 minggu.
Kondisi: Penyakit asam lambung atau GERD
- Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari atau 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Lama pengobatan selama 8 minggu atau diperpanjang sampai 12 minggu bila perlu.
- Anak usia 3–11 tahun: 5–10 mg/kgBB per hari, yang dibagi menjadi 2 dosis. Dosis maksimal 600 mg per hari.
Kondisi: GERD yang disertai radang kerongkongan (esofagitis)
- Dewasa: 150 mg, 4 kali sehari selama 12 minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg, 2 kali sehari.
Kondisi: Ulkus yang terjadi akibat penggunaan OAINS
- Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari atau 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Obat digunakan selama 8–12 minggu.
Kondisi: Dispepsia yang kambuhan dan sudah berlangsung lama
- Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari, selama 6 minggu.
Ranivel sediaan suntik
Dosis Ranivel suntik akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit tersebut. Ranivel suntik diberikan melalui pembuluh darah (intravena/IV) atau otot (intramuskular/IM).
Cara Menggunakan Ranivel dengan Benar
Gunakanlah Ranivel tablet atau sirop sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah panduan penggunaan Ranivel dalam bentuk obat minum:
- Konsumsilah Ranivel sebelum atau sesudah makan. Telan obat ini dengan air putih.
- Bila diresepkan Ranivel sediaan sirop, kocoklah botol sebelum obat dikonsumsi. Gunakanlah alat takar yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya akurat.
- Apabila Anda lupa mengonsumsi Ranivel, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Simpan Ranivel di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Sementara itu, Ranivel bentuk suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Ranivel disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau otot pasien.
Ikuti arahan dokter selama menjalani pengobatan dengan Ranivel suntik. Beri tahu dokter jika Anda merasakan reaksi tertentu setelah mendapatkan suntikan Ranivel.
Interaksi Ranivel dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika Ranivel digunakan bersama obat lain, yaitu:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan bersama warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari glipizide atau midazolam
- Penurunan efektivitas gefitinib atau ketoconazole
- Penurunan efektivitas erlotinib dalam mengobati kanker
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan Ranivel bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Ranivel
Efek samping akibat penggunaan produk ranitidin, seperti Ranivel, antara lain:
- Mual atu muntah
- Sakit kepala
- Sembelit atau diare
- Sakit perut
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas terjadi dan tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:
- Mudah memar atau berdarah
- Nafsu makan hilang
- Detak jantung cepat atau justru lambat
- Urine berwarna gelap
- Penyakit kuning
- Gejala infeksi, seperti sakit tenggorokan, demam, atau menggigil
- Panglihatan kabur
- Perubahan suasana hati atau kondisi mental, seperti sangat gelisah, linglung, depresi, atau halusinasi
- Payudara membesar (pada laki-laki)