Banyak orang tua yang merasa bingung dan canggung dalam membicarakan masalah seks dengan anak-anaknya. Padahal, pendidikan seks pada anak sangat penting diberikan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Memberikan pendidikan seks pada anak, dapat membantu meminimalkan anak terkena pelecehan ataupun penyimpangan seksual. Dengan memberikan penjelasan yang tepat, anak juga menjadi paham cara menjaga kesehatan organ seksual dan reproduksinya.

Sebelum Terlambat, Ayo Berikan Pendidikan Seks kepada Anak - Alodokter

Waktu yang Tepat Memberikan Penddidikan Seks pada Anak

Tak perlu menunggu anak sekolah, pendidikan seksual sebenarnya sudah bisa diberikan kepada anak sejak dini. Saat anak berusia 2 tahun misalnya, Anda sudah bisa memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia atau kemampuannya dalam mencerna sesuatu.

Misalnya, memberikan pemahaman kepadanya mengenai perbedaan wanita dan pria secara kasat mata. Saat usianya bertambah, Anda bisa memberikan pelajaran yang lebih mendalam. Misalnya, memberikan informasi bahwa tidak ada orang lain yang bisa menyentuh alat kelaminnya, kecuali atas seizinnya.

Cara Menyampaikan Pendidikan Seks Kepada Anak

Ketika anak sudah memasuki masa pubertas, pendidikan seks yang Anda berikan tentu akan lebih mendetail. Pasalnya, saat memasuki masa pubertas, tubuh anak akan mengalami banyak perubahan.

Pada anak perempuan misalnya, payudara akan mulai tumbuh dan menstruasi pertama akan segera dialaminya sehingga ia perlu untuk mengetahui hal tersebut agar tidak merasa bingung saat mengalaminya.

Pada anak laki-laki juga demikian. Kurangnya informasi mengenai perubahan pada tubuh seperti tumbuhnya bulu halus pada penis atau suara yang berubah bisa membuat anak menjadi minder.

Agar apa yang Anda sampaikan masuk ke telinga anak dan dicerna dengan baik, berikut cara menyampaikan pendidikan seks pada anak:

1. Membicarakan secara hati-hati

Membicarakan seks dengan anak harus dilakukan secara halus. Jangan gunakan kalimat atau nada yang menggurui, karena anak bisa malas untuk mendengarkannya.

2. Membicarakan pada waktu yang tepat

Suasana yang mendukung sangat penting untuk memulai pembicaraan ini. Sebagai contoh, ketika ada berita tentang pergaulan bebas di media massa, Anda bisa memanfaatkan situasi ini untuk menyelipkan topik seks ke dalam bahan pembicaraan Anda.

3. Menggali informasi terlebih dahulu

Sebelum memberikan informasi, persiapkan diri Anda, dan hindari rasa takut atau canggung dalam memberikan informasi seputar seks kepada anak. Kemudian, persiapkan diri Anda untuk menjawab pertanyaan anak yang mungkin dapat mengejutkan.

Berikan pengetahuan yang faktual, dan jangan menyembunyikan kenyataan hanya karena Anda merasa tidak nyaman membicarakannya. Jika memang ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab, beritahu kepadanya bahwa Anda memiliki kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Minta waktu sebentar untuk menggali informasi terkait pertanyaan yang diajukkannya lalu segera jelaskan kepadanya mengenai hal tersbut. Anda bisa melibatkan anak untuk mencari jawaban secara bersama melalui buku ataupun informasi yang tersedia di internet.

4. Jadikan permbicaraan dua arah

Biarkan pembicaraan menjadi dua arah. Anda harus membiarkan anak mengemukakan pendapatnya mengenai seks. Apabila  pendapatnya ada yang kurang tepat, beikan penjelasan kepadanya bahwa pemahaman yang ia miliki keliru.

Jelaskan kebenaran kepadanya secara hati-hati. Setiap usia berbincang, jangn lupa untuk mengatakan kepadanya bahwa Anda siap dijadikan teman bicara mengenai hal apa pun, termasuk mengenai seks.

Apa Saja Topik Seks yang Bisa Dibicarakan?

Pendidikan seks yang Anda berikan harus disesuaikan dengan usia anak. Jika ia sudah memasuki masa pubertas, jangan malu untuk membicarakan seks, termasuk aktivitas-aktivitas di dalamnya, karena ia sudah harus diberi informasi yang jelas mengenai hal ini.

Beberapa topik yang bisa Anda bicarakan di antaranya adalah:

  • Penyesuaian diri terhadap perkembangan fisik, terutama organ seksual dan reproduksi. Termasuk bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ tersebut.
  • Norma dan nilai-nilai sosial budaya yang ada, terkait aspek seksual.
  • Risiko hubungan seks pranikah, dan perencanaan usia pernikahan serta usia kehamilan yang tepat.
  • Pembekalan pengetahuan seksual demi membangun kemampuan komunikasi dan kepercayaan diri anak untuk melawan hal-hal yang sifatnya negatif.
  • Menjelaskan mengenai risiko terkena penyakit menular seksual akibat seks bebas, seperti klamidia, sifilis, gonore, herpes genital, kutil kelamin, atau HIV/AIDS.
  • Memperkenalkan Hak Asasi Manusia dan kesetaraan gender, demi mencegah diskriminasi dan menghindari pelecehan seksual.
  • Membantu anak memahami penggunaan media sosial yang bijak, demi menghindari pengaruh buruk terhadap perilaku seksualnya.

Dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, orangtua dapat memberikan bekal pemahaman mengenai kesehatan seksual. Disarankan jangan mencoba untuk melarang dengan cara memaksa atau memakai unsur kekerasan, karena justru dapat membuat anak semakin tergoda untuk melakukannya.

Berikan anak informasi yang memadai, dan dukung kemampuannya untuk berpikir secara logis agar mampu menjaga kesehatan dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter anak, maupun layanan konsultasi psikologi anak, untuk mendapatkan rekomendasi pendidikan seks yang tepat pada anak.