Tes fungsi KOH adalah prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi jamur di kulit. Tes ini menggunakan senyawa kimia kalium hidroksida (KOH) dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui lebih jauh seputar kegunaan dan prosedur tes fungsi KOH, mari simak pembahasannya berikut ini.

Infeksi jamur di kulit merupakan kondisi yang dapat dialami siapa saja dan umumnya tidak berbahaya. Beberapa jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh jamur meliputi  kurap, panu, jamur kuku, dan kandidiasis. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa gatal dan muncul ruam pada kulit.

Seputar Tes Fungsi KOH Beserta Kegunaan dan Prosedurnya - Alodokter

Untuk mendiagnosis adanya infeksi jamur di kulit, dokter akan menjalani beberapa prosedur pemeriksaan, salah satunya tes fungsi KOH.

Kegunaan Tes Fungsi KOH

Selain mendeteksi infeksi jamur kulit, tes fungsi KOH juga digunakan untuk mendeteksi infeksi jamur di kuku, mulut, maupun vagina. Tes ini akan dilakukan apabila seseorang menunjukkan tanda atau gejala infeksi jamur, seperti:

  • Ruam berbentuk cincin dan bersisik
  • Ruam tak kunjung hilang dan bertahan selama berbulan-bulan
  • Ruam tidak sembuh dengan obat kortikosteroid
  • Plak putih dalam mulut
  • Keputihan abnormal
  • Vagina terasa gatal

Selain beberapa kondisi yang telah disebutkan di atas, tes fungsi KOH juga dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit infeksi jamur lainnya, seperti tinea cruris, jamur kuku, atau infeksi jamur di vagina.

Akan tetapi, tes ini sebenarnya hanya untuk mendeteksi ada atau tidaknya infeksi jamur di tubuh, bukan mendeteksi jenis jamur yang menyebabkan infeksi.

Prosedur Tes Fungsi KOH

Tes fungsi KOH umumnya tidak memerlukan waktu lama dan risiko terjadinya komplikasi pun rendah. Prosedur ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

  • Dokter akan mengambil sampel berupa kerokan kulit, serpihan kecil kuku, atau cairan vagina.
  • Sampel tersebut kemudian dilarutkan bersama cairan kalium hidroksida (KOH). Cairan KOH akan menghancurkan sel kulit atau sel kuku yang sehat dan menyisakan sel yang terinfeksi jamur.
  • Sampel akan dibawa ke laboratorium dan diperiksa dengan mikroskop.

Hasil pemeriksaan akan memberikan keterangan ada atau tidaknya jamur pada jaringan yang diperiksa. Berdasarkan hasil yang ada, dokter akan menentukan pengobatan untuk mengatasi infeksi jamur yang dialami.

Secara garis besar, tes fungsi KOH bersifat praktis dan aman. Pada kasus yang jarang terjadi, prosedur ini dapat menimbulkan rasa nyeri, luka, atau infeksi bakteri di kulit. Namun, untuk mengantisipasi hal tersebut, dokter akan memberi tahu cara meredakan keluhan dan merawat luka yang tepat.

Bila Anda mengalami gejala yang diduga disebabkan oleh infeksi jamur, cobalah periksakan diri ke dokter untuk menentukan apakah tes fungsi KOH perlu dilakukan atau tidak. Dengan begitu, penanganan yang tepat pun dapat dilakukan.