Sleep texting adalah kondisi ketika seseorang mengirim pesan melalui ponsel saat tidur. Perilaku ini termasuk dalam gangguan tidur parasomnia dan bukanlah kondisi yang berat. Akan tetapi, jika sering terjadi hingga mengganggu kehidupan sosial, sleep texting memerlukan penanganan yang tepat.
Sleep texting terjadi saat seseorang sedang tidur, lalu mendengar suara notifikasi di ponsel dan membalas pesan tersebut secara tidak sadar. Meski tetap mengirim pesan, jawabannya sering kali tidak berkaitan atau tidak dapat dipahami.
Ada juga orang yang tiba-tiba mengirim pesan ke orang lain saat tidur meski tidak ada pesan yang masuk ke dalam ponselnya atau bermimpi mengirim pesan kepada orang lain dan melakukan hal yang sama di dunia nyata. Hal ini diduga terjadi karena otak merespons pesan masuk dengan cara yang sama seperti saat terbangun.
Sleep texting umum terjadi, terutama oleh orang yang sering menghabiskan banyak waktu dengan gadget maupun orang yang selalu meletakkan ponsel di dekatnya ketika tidur.
Penyebab Sleep Texting
Ada beberapa fase dalam siklus tidur, yaitu fase terjaga, non-rapid eye movement (NREM), dan rapid eye movement (REM). Siklus tidur ini berulang setiap 90 menit setiap malam.
Parasomnia, yang salah satunya adalah sleep texting, diduga karena transisi tidak sempurna antara siklus NREM dan REM. Gangguan parasomnia memiliki gejala yang berbeda pada setiap siklus tidur. Misalnya, mimpi dikaitkan dengan gangguan saat siklus REM, sedangkan tidur berjalan dikaitkan dengan gangguan saat siklus NREM.
Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian yang menyebutkan mengapa sleep texting terjadi dan pada fase apa. Ada yang mengatakan bahwa sleep texting terjadi karena beberapa bagian otak masih terbangun ketika fase tidur, sehingga otak merespons suara notifikasi dengan cara yang sama saat bangun.
Hal ini memungkinkan penderita melakukan gerakan dan mengirim pesan melalui ponsel. Meski belum diketahui secara pasti penyebab sleep texting, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan tidur ini, yaitu:
- Stres
- Kurang tidur
- Perubahan jadwal tidur
- Demam
- Insomnia
Beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep texting, seperti:
- Gangguan pernapasan saat tidur, misalnya apnea tidur
- Penggunaan obat-obatan, seperti antipsikotik atau antidepresan
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Sindrom kaki gelisah
- GERD
Cara Mencegah Sleep Texting
Sebenarnya, sleep texting bukanlah masalah serius. Penderitanya hanya lupa telah membalas pesan dari orang lain. Oleh karena itu, beberapa cara berikut ini dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya sleep texting:
- Matikan ponsel ketika tidur atau pasang dalam mode pesawat.
- Matikan suara notifikasi ponsel.
- Jangan taruh ponsel berdekatan dengan tempat tidur.
- Hindari menggunakan ponsel 1 jam sebelum tidur.
Meski tidak berbahaya dan tidak membutuhkan penanganan medis, sleep texting dapat mengganggu, terlebih pesan yang Anda kirim tidak sopan atau terkirim ke orang penting, seperti bos atau senior di kantor. Bila hal ini sering terjadi, jangan ragu berkonsultasi ke psikiater untuk mendapatkan penanganan.