Mengeluarkan sperma di luar vagina ketika sedang berhubungan seksual merupakan salah satu upaya untuk mencegah kehamilan. Namun, peluang hamil tetap ada jika melakukan metode KB alami ini.
Saat berhubungan seksual, sebagian pasangan memilih untuk menerapkan metode withdrawal atau menarik penis dari vagina tepat sebelum ejakulasi terjadi demi mencegah kehamilan.
Cara ini sebenarnya adalah metode kontrasepsi tertua dan telah ada sebelum kemunculan alat kontrasepsi. Umumnya, metode ini dipilih karena tidak dibutuhkannya alat bantu lain, bisa dilakukan kapan pun, tidak dibutuhkan biaya, dan tidak memiliki efek samping.
Apakah Metode Kontrasepsi Ini Efektif?
Pada prinsipnya, kehamilan terjadi jika sperma berhasil membuahi sel telur. Hal ini membuat sebagian pasangan beranggapan bahwa proses pembuahan dapat dicegah jika sperma dikeluarkan di luar vagina. Nah, metode menarik penis sebelum ejakulasi ini sebenarnya kurang dapat diandalkan untuk mencegah kehamilan maupun menghindari penyakit menular seksual.
Penyebab Kehamilan meski Sperma Dikeluarkan di Luar
Faktanya, peluang seorang wanita untuk hamil tetap ada meskipun pasangannya mengeluarkan sperma di luar vagina ketika berejakulasi. Berikut adalah beberapa hal yang membuat kehamilan tetap mungkin terjadi:
1. Cairan praejakulasi juga mengandung sperma
Banyak orang mengira bahwa sperma hanya terdapat dalam air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi. Padahal, itu tidak sepenuhnya benar.
Cairan praejakulasi yang sudah mulai diproduksi begitu penis mengalami ereksi atau tegang juga dapat mengandung sperma. Inilah alasan mengapa peluang kehamilan masih tetap ada meskipun penis ditarik sebelum ejakulasi.
2. Pria tidak selalu bisa sepenuhnya mengontrol ejakulasi
Metode ini tidak akan berhasil jika pria tidak dapat menyadari kapan saat ia akan mengalami orgasme. Pria yang tidak tahu kapan ia akan mengalami orgasme tidak akan tahu kapan waktu tepat untuk menarik penisnya keluar sebelum ejakulasi. Jadi, secara tidak langsung, pria menjadi penentu dari keberhasilan metode withdrawal.
3. Sperma tidak sengaja masuk ke dalam vagina
Meski sperma dikeluarkan di luar vagina, kehamilan juga bisa terjadi jika pria mengeluarkan cairan praejakuasi atau ejakulasi di sekitar bagian tubuh yang berdekatan dengan vagina.
Mengapa risiko ini ada? Pasalnya, sperma bisa saja secara tidak sengaja masuk ke dalam vagina. Saat pasangan mengeluarkan cairan prajeakuasi atau ejakulasi di area perut misalnya, sperma bisa saja masuk ke dalam vagina apabila pasangan atau Anda menyentuh cairan tersebut menggunakan jari lalu menyentuh vagina.
Jika ingin benar-benar mencegah kehamilan, Anda atau pasangan dianjurkan untuk menggunakan kondom ketika berhubungan seksual, sekalipun telah menggunakan alat kontrasepsi lainnya.
Jika digunakan dengan benar, kondom dapat menghalangi sperma memasuki vagina dan mencapai sel telur, sehingga bisa mencegah kehamilan. Penggunaan kondom juga bermanfaat untuk mengurangi risiko tertular penyakit menular seksual.
Mengeluarkan sperma di luar memang dapat mengurangi risiko kehamilan, tetapi risiko terjadinya kehamilan tetap ada, bahkan cukup besar. Jadi, jika Anda ingin menunda kehamilan, pertimbangkan metode kontrasepsi lain yang lebih dapat diandalkan. Bila perlu, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.