Tecavir adalah obat untuk mengendalikan infeksi hepatitis B kronis pada dewasa maupun anak-anak. Antivirus ini bisa menurunkan risiko terjadinya komplikasi berupa gagal hati, kanker hati, atau sirosis, akibat hepatitis B kronis. Tecavir berbahan aktif entecavir, yang bisa diperoleh dengan resep dokter.

Kandungan entecavir dalam Tecavir bekerja dengan cara menekan pertumbuhan virus hepatitis B di dalam tubuh, sehingga jumlah virus ini berkurang. Hasilnya, Tecavir dapat membantu mengurangi peradangan di hati dan mencegah terjadinya kerusakan hati yang parah. 

Tecavir

Tecavir umumnya digunakan sebagai terapi utama untuk hepatitis B kronis. Obat ini biasanya direkomendasikan pada pasien dengan berbagai tingkat kerusakan hati atau pada pasien yang tidak merespons terapi jenis antivirus lain. 

Produk Tecavir

Ada 2 varian Tecavir dengan kandungan entecavir yang berbeda, yaitu:

  • Tecavir 0,5 mg 30 tablet, dengan kandungan 0,5 mg entecavir
  • Tecavir 1 mg 30 tablet, yang berbahan aktif 1 mg entecavir

Apa Itu Tecavir

Bahan aktif  Entecavir 
Golongan Obat resep
Kategori Antivirus 
Manfaat Menangani hepatitis B kronis
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Tecavir untuk ibu hamil  Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Tecavir untuk ibu menyusui Diskusikan bersama dokter mengenai alternatif obat yang lebih aman digunakan untuk penderita hepatitis B selama masa menyusui, terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan.
Bentuk obat Tablet salut selaput

Peringatan sebelum Menggunakan Tecavir

Sebagai obat resep, Tecavir harus digunakan dengan hati-hati. Penting bagi Anda untuk memperhatikan berbagai hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:

  • Sampaikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Individu yang alergi terhadap entecavir tidak boleh mengonsumsi Tecavir.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki penyakit ginjal, dan penyakit liver yang lain maupun kondisi yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan tersebut, misalnya obesitas. Informasikan kepada dokter juga bila Anda pernah menjalani transplantasi hati.
  • Diskusikan dengan dokter perihal konsumsi Tecavir jika Anda mengalami HIV/AIDS dan belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Tecavir tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi tersebut karena bisa menurunkan efektivitas pengobatan HIV/AIDS.
  • Bicarakan dengan dokter mengenai penggunaan Tecavir jika Anda juga sedang mengonsumsi obat lain, suplemen, atau produk herbal tertentu. Hal ini untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan, sebelum menggunakan Tecavir.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan hepatitis B dengan Tecavir. Hal ini untuk mencegah timbulnya efek samping berupa pusing berat dan kerusakan hati yang lebih parah.
  • Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan jika timbul pusing setelah minum Tecavir. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum berkegiatan kembali.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Tecavir.

Dosis dan Aturan Pakai Tecavir

Dosis Tecavir yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi serta respons pasien terhadap pengobatan. Secara umum, berikut adalah dosis penggunaan Tecavir untuk hepatitis B kronis:

  • Dewasa: 0,5 mg, 1 kali sehari. Bagi pasien yang juga mengalami sirosis atau gagal hati, dosis Atevir adalah 1 mg, 1 kali sehari. 
  • Anak-anak: dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.

Cara Menggunakan Tecavir dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah aturan pakai pada kemasan sebelum mengonsumsi Tecavir. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Ada berbagai hal yang perlu Anda perhatikan sebelum minum Tecavir, yaitu:

  • Minumlah Tecavir ketika perut kosong, biasanya 2 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
  • Telan Tecavir tablet secara utuh dengan bantuan air putih, tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
  • Apabila Anda lupa menggunaan Tecavir, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jangan berhenti menggunakan Tecavir meski keluhan sudah membaik sebelum itu. Menghentikan pengobatan lebih awal bisa menyebabkan infeksi kambuh dan makin sulit diobati.
  • Patuhi jadwal kontrol yang ditentukan oleh dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Tecavir, Anda mungkin akan diminta menjalani pemeriksaan fungsi hati serta kadar virus hepatitis B.
  • Tetaplah memakai kondom ketika berhubungan seksual dan jangan berbagi penggunaan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi. Hal ini karena Tecavir tidak dapat mencegah penularan virus hepatitis B.
  • Simpan Tecavir di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan menggunakan Tecavir yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Tecavir dengan Obat Lain

Penggunaan Tecavir bersama obat lain dapat menimbulkan interaksi obat. Efek interaksi yang bisa terjadi antara lain:

  • Penurunan efektivitas Tecavir bila digunakan bersamaan orlistat
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal dan efek samping Tecavir jika digunakan bersama lithium, ibuprofen, atau cisplatin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari salah satu atau kedua obat jika Tecavir digunakan bersama acyclovir, cimetidine, tacrolimus, cefixime, atau probenecid
  • Peningkatan risiko terjadinya asidosis laktat jika digunakan dengan metformin

Konsultasikan dengan dokter bila hendak mengonsumsi obat lain, suplemen, atau produk herbal tertentu bersama Tecavir.

Efek Samping dan Bahaya Tecavir 

Efek samping yang bisa muncul setelah minum Tecavir antara lain:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mual atau muntah
  • Tubuh terasa lelah
  • Sakit perut
  • Diare 
  • Sulit tidur atau insomnia

Apabila timbul efek samping di atas dan terasa sangat mengganggu, sampaikan kepada dokter melalui layanan Chat Bersama Dokter. Dokter akan memberikan saran atau pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut

Jangan tunda untuk ke IGD terdekat bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Keluhan gangguan fungsi hati, seperti perut bengkak, feses berwarna pucat mirip tanah liat, urine berwarna gelap, atau mata dan kulit menguning
  • Asidosis laktat, yang ditandai dengan sesak napas, detak jantung cepat, lambat, atau tidak beraturan; nyeri otot tanpa sebab yang jelas; dan pusing berat seperti akan pingsan