Walau tidak bertulang, penis juga bisa patah. Penyebab penis patah bisa bermacam-macam. Untuk mencegah komplikasi, seperti masalah seksual dan kerusakan saluran kemih secara permanen, kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera.
Penis patah atau fraktur penis relatif jarang terjadi. Kondisi ini bisa terjadi pada semua pria, misalnya saat berhubungan seksual atau masturbasi. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat cedera fisik, seperti jatuh atau kecelakaan.
Tanda-Tanda Penis Patah
Penis patah sering kali terjadi akibat cedera pada saat ereksi. Selama ereksi, penis membesar karena jaringan penis dialiri oleh darah. Jika penis yang sedang ereksi tersebut dibengkokkan secara paksa atau tiba-tiba, selaput yang bernama tunica albuginea akan robek.
Tunica albuginea adalah jaringan fibrosa atau penyambung yang sangat kuat. Fungsinya untuk membungkus dan melindungi corpus cavernosum (bagian dari penis yang dapat membesar bila terisi oleh darah saat terjadi ereksi).
Nah, jika tunica albuginea robek, darah pun akan bocor ke sekitar penis. Saat penis patah, akan terdengar suara retakan diikuti dengan nyeri yang parah. Penis pun kemudian menjadi memar dan bengkak, sehingga bentuk penis berubah dan tidak bisa ereksi.
Robeknya tunica albuginea juga dapat merusak uretra (saluran keluar urine), sehingga darah mungkin terlihat di lubang penis.
Penyebab Penis Patah
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan penis patah, antara lain:
1. Posisi bercinta
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa posisi bercinta woman-on-top atau wanita berada di atas sangat berisiko menyebabkan penis patah. Dalam posisi ini, wanita biasanya menumpukan seluruh berat tubuhnya pada penis yang sedang ereksi. Namun, wanita sering kali tidak sadar saat posisi penis berubah atau tertekuk.
Untuk menghindari penis patah saat bercinta dengan posisi ini, sebaiknya gerakan dikendalikan oleh pria. Dengan begitu, penetrasi bisa dihentikan sesegera mungkin ketika mengalami rasa sakit.
2. Seks agresif
Selain posisi tersebut, gerakan seks yang agresif juga berisiko menyebabkan penis patah. Hal ini bisa terjadi jika penis menabrak tulang kemaluan wanita atau bagian perineum (area di antara anus dan vulva) dengan gerakan cepat.
3. Masturbasi
Sewaktu melakukan masturbasi, penis juga berisiko patah apabila dilakukan terlalu agresif atau dengan teknik yang kurang tepat.
4. Kecelakaan
Risiko penis patah tidak terbatas pada hubungan seksual saja. Pria bisa menderita penis patah jika terjatuh atau mengalami benturan fisik keras pada penis saat sedang ereksi.
Penis patah memang termasuk kejadian yang jarang terjadi. Namun saat terjadi, kondisi memerlukan pertolongan medis segera dari dokter urologi. Jika tidak segera diobati, penis patah bisa menimbulkan beberapa komplikasi, mulai dari membuat perubah bentuk penis, hingga disfungsi ereksi yang bersifat permanen.
Untuk menghindari terjadinya penis patah, Anda harus lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual, gunakan pelumas saat masturbasi, dan lakukan dengan teknik yang tepat. Jika mengalami gejala yang mengarah ke penis patah, segeralah ke rumah sakit terdekat agar dapat diberikan penanganan secepatnya.