Test pack positif palsu merupakan kondisi ketika alat tes kehamilan menunjukkan dua garis biru atau positif hamil, tetapi sebenarnya tidak terjadi kehamilan. Tes positif palsu terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari cara pakai yang salah hingga konsumsi obat-obatan.

Test pack merupakan alat tes kehamilan dengan cara mendeteksi ada tidaknya hormon hCG dalam urine. Hormon ini diproduksi sejak awal kehamilan dan kadarnya paling tinggi saat usia kehamilan memasuki minggu ke-10.

Test Pack Positif Palsu, Kenali 6 Penyebabnya - Alodokter

Penggunaan test pack cukup praktis dan akurasinya cukup tinggi. Namun, tidak menutup kemungkinan alat tes kehamilan ini menunjukkan hasil positif palsu atau positif yang “salah”.

Berbagai Penyebab Test Pack Positif Palsu

Ada berbagai penyebab test pack menunjukkan hasil positif palsu, yaitu:

1. Cara penggunaan test pack salah

Penggunaan test pack yang salah juga dapat menghasilkan test pack positif palsu. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang membuat hasil test pack keliru:

  • Menggunakan test pack kedaluwarsa
  • Mencelupkan stik test pack terlalu lama atau terlalu sebentar ke dalam urine
  • Membiarkan stik yang sudah dipakai

Kesalahan lainnya adalah melakukan test pack di siang hari setelah makan dan minum. Meski test pack dapat mendeteksi hormon hCG dalam jumlah kecil, sebaiknya lakukan tes di pagi hari, yaitu ketika urine belum tercampur dengan makanan dan minuman sehingga hasilnya lebih akurat.

2. Kehamilan ektopik

Test pack positif palsu bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rongga rahim, biasanya di saluran tuba falopi. Kehamilan ektopik juga dapat terjadi pada serviks, ovarium, atau rongga perut.

Kondisi ini termasuk dalam keadaan darurat medis karena kehamilan tidak dapat berlanjut dan membahayakan nyawa ibu hamil bila tidak segera ditangani. Embrio juga tidak dapat hidup karena tidak ada tempat untuk tumbuh dan berkembang di luar rahim.

Pada kehamilan ektopik, embrio akan tetap memproduksi hCG meski tertanam di tempat yang tidak seharusnya sehingga menghasilkan test pack positif.

3. Baru mengalami keguguran

Ketika terjadi keguguran, hormon hCG masih akan tetap berada dalam darah dan urine hingga 6 minggu setelah kehamilan berakhir. Hal inilah yang menyebabkan test pack positif palsu.

Jika hasil test pack tetap positif setelah keguguran, sisa jaringan dalam rahim yang memproduksi hCG bisa saja masih tertinggal. Oleh karena itu, prosedur kuretase mungkin diperlukan untuk mengangkat sisa jaringan tersebut.

4. Kehamilan kimia

Kehamilan kimia adalah keguguran yang terjadi saat janin berusia kurang dari 5 minggu atau masih berbentuk embrio. Hal ini terjadi karena embrio yang baru saja tertanam dalam rahim gagal berkembang.

Pada kehamilan kimia, tes kehamilan menunjukkan hasil positif meski janin tidak berkembang. Kondisi ini dapat terjadi pada fase awal kehamilan, bahkan saat ibu hamil belum mengalami gejala-gejala kehamilan.

5. Obat-obatan

Konsumsi obat-obatan, terutama obat kesuburan, juga bisa membuat test pack positif palsu. Ini karena beberapa jenis obat kesuburan mengandung hormon hCG yang dapat bertahan di tubuh hingga 2 minggu.

Selain itu, jenis obat lain seperti obat antidepresan, antipsikotik, antikonvulsan, antihistamin, dan diuretik juga dapat menyebabkan hasil test pack positif palsu.

6. Kondisi medis

Meski jarang terjadi, beberapa kondisi medis dapat meningkatkan hormon hCG dan membuat test pack menunjukkan hasil positif palsu. Beberapa kondisi tersebut meliputi gangguan kelenjar hipofisis, kanker ovarium, penyakit ginjal, dan infeksi saluran kemih.

Meski akurasinya tinggi, test pack juga dapat menunjukkan hasil positif yang keliru. Untuk memastikan kehamilan, sebaiknya lakukan tes kehamilan lebih dari satu kali dan lakukan dengan benar.

Bila test pack pertama menunjukkan hasil positif dan tes kedua menunjukkan hasil negatif, tunggulah beberapa hari untuk melakukan tes selanjutnya.

Untuk memastikan hasil test pack positif palsu atau tidak, lakukan pemeriksaan ke dokter. Biasanya, dokter akan melakukan tes darah dan USG transvaginal untuk memastikan kehamilan.