Tumor kelenjar hipofisis dapat memicu gangguan pada fungsi organ dan beragam proses alami dalam tubuh. Munculnya tumor di kelenjar ini terkadang tidak menimbulkan gejala sehingga sulit terdeteksi. Padahal, penanganan sejak dini dapat mencegah kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.

Kelenjar hipofisis dikenal juga dengan kelenjar pituitari atau kelenjar master. Kelenjar berukuran kecil dan terletak di otak ini berperan dalam produksi hormon-hormon penting dalam tubuh, seperti hormon kortisol, hormon prolaktin, dan hormon pertumbuhan (growth hormone).

Tumor Kelenjar Hipofisis dan Langkah Penanganannya - Alodokter

Perannya tersebut menjadikan kelenjar hipofisis terlibat dalam begitu banyak proses penting dalam tubuh serta memengaruhi fungsi organ dan kelenjar lain, seperti organ reproduksi, kelenjar tiroid, dan kelenjar adrenal. Oleh karena itu, gangguan pada kelenjar hipofisis dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Kenali Penyebab Tumor Kelenjar Hipofisis

Salah satu gangguan yang dapat terjadi di kelenjar hipofisis adalah tumor kelenjar hipofisis. Tumor ini dapat terbentuk karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal pada kelenjar hipofisis.

Penyebab tumor kelenjar hipofisis masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa munculnya tumor dipengaruhi oleh faktor genetik, baik karena mutasi genetik maupun riwayat tumor kelenjar hipofisis dalam keluarga.

Meski tumor kelenjar hipofisis biasanya tidak berbahaya atau tidak bersifat kanker, tetapi kondisi ini dapat mengganggu produksi dan pelepasan hormon.

Ketahui Gejala Tumor Kelenjar Hipofisis

Tumor kelenjar hipofisis terkadang tidak menimbulkan gejala bila ukuran tumor masih tergolong kecil, sehingga sering kali sulit terdeteksi. Namun, tumor yang berukuran besar atau lebih dari 1 cm (makroadenoma) dapat menekan hipofisis maupun area lain di otak dan menimbulkan berbagai gejala.

Meski demikian, gejala yang ditimbulkan dari kondisi tersebut tidak khas dan bisa sangat mirip dengan masalah kesehatan lain. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh.

Nah, ada beberapa gejala yang dapat muncul akibat tumor kelenjar hipofisis, di antaranya:

  • Sakit kepala
  • Gangguan penglihatan
  • Mudah lelah
  • Suasana hati yang mudah berubah
  • Gangguan tidur
  • Menggigil atau sering merasa kedinginan
  • Infertilitas
  • Penurunan hasrat seksual
  • Produksi ASI menurun
  • Menstruasi tidak teratur
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba

Beragam Gangguan Kesehatan Akibat Tumor Kelenjar Hipofisis

Tumor kelenjar hipofisis bisa berdampak pada penurunan atau peningkatan produksi hormon tertentu. Kondisi ini dapat memicu beragam gangguan kesehatan, seperti:

Sindrom Cushing

Sindrom ini terjadi akibat produksi hormon kortisol yang terlalu banyak dalam tubuh. Sindrom Cushing dapat menimbulkan gejala berupa meningkatnya tekanan darah dan kadar gula darah, penumpukan lemak, munculnya jerawat, mudah memar, dan gangguan psikologis, seperti cemas dan depresi.

Akromegali

Produksi hormon pertumbuhan yang berlebih akibat tumor kelenjar hipofisis dapat menyebabkan akromegali. Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa ukuran tangan dan kaki yang lebih besar, nyeri sendi dan otot, keringat berlebih, gangguan jantung, serta tumbuhnya bulu tubuh secara berlebihan.

Pada anak-anak, produksi berlebih hormon pertumbuhan akibat tumor kelenjar hipofisis juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, yaitu gigantisme.

Prolaktinoma

Tumor kelenjar hipofisis dapat memicu produksi hormon prolaktin berlebih yang menyebabkan turunnya kadar hormon seksual pada pria dan wanita. Selain itu, prolaktinoma atau kelebihan prolaktin pada wanita juga dapat menyebabkan menstruasi tidak lancar atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali.

Sedangkan pada pria, kelebihan hormon prolaktin akibat tumor kelenjar hipofisis dapat menyebabkan disfungsi ereksi, pertumbuhan payudara, dan berkurangnya jumlah sperma.

Tirotoksikosis

Pelepasan hormon TSH yang berlebih karena tumor kelenjar hipofisis bisa merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroksin terlalu banyak. Kondisi ini dikenal juga dengan tirotoksikosis.

Produksi hormon tiroksin berlebih dapat menyebabkan penurunan berat badan, keringat berlebih, detak jantung tidak teratur, sering buang air besar, dan serangan cemas.

Langkah Diagnosis Tumor Kelenjar Hipofisis

Dalam menentukan diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang meliputi:

  • MRI atau CT scan, untuk mengetahui lokasi dan mengukur besarnya tumor
  • Tes darah dan urine, untuk mengukur kadar hormon tertentu dalam tubuh
  • Tes penglihatan, untuk memastikan apakah tumor kelenjar hipofisis telah menyebabkan gangguan penglihatan
  • Biopsi, untuk memastikan apakah tumor kelenjar hipofisis bersifat jinak atau ganas

Selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan merujuk Anda ke dokter spesialis endokrin untuk pemeriksaan yang lebih detail dan menyeluruh.

Penanganan Tumor Kelenjar Hipofisis

Penanganan tumor kelenjar hipofisis berbeda-beda, tergantung jenis dan ukuran tumor serta perkembangan tumor, apakah tumor bersifat jinak atau ganas. Namun, ada beberapa cara penanganan tumor kelenjar hipofisis yang umumnya dilakukan, antara lain:

1. Operasi

Operasi pengangkatan tumor kelenjar hipofisis perlu dilakukan, terutama jika tumor sudah menekan saraf optik atau menyebabkan tubuh terlalu banyak memproduksi hormon tertentu.

2. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan metode yang dilakukan untuk mengecilkan ukuran tumor. Berdasarkan perjalanan penyakitnya, kemoterapi bisa dilakukan sebagai langkah pengobatan untuk menyembuhkan atau sebagai bentuk pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi gejala penyakit.

3. Terapi radiasi

Metode ini menggunakan sinar-X atau jenis radiasi lainnya untuk membunuh sel kanker dan mencegahnya tumbuh kembali. Terapi radiasi biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi atau jika tumor kembali muncul pascaoperasi.

4. Penggunaan obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan dalam penanganan tumor kelenjar hipofisis bertujuan untuk menurunkan produksi hormon berlebih. Misalnya, dokter akan meresepkan obat ketoconazole dan metopirone untuk mengendalikan kelebihan produksi horrmon kortisol.

5. Pemberian hormon hipofisis pengganti

Jika tumor kelenjar hipofisis menyebabkan penurunan produksi hormon, pemberian hormon pengganti dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar hormon normal. Bahkan, beberapa orang yang menjalani terapi radiasi juga membutuhkan hormon hipofisis pengganti ini.

Jika penderita tumor kelenjar hipofisis berusia muda dan tidak mengalami gejala yang mengganggu, dokter hanya akan menunggu sambil terus melakukan pengamatan secara berkala.

Apabila tidak mengganggu, penderita tumor kelenjar hipofisis dapat beraktivitas secara normal. Namun, perlu diingat bahwa pemeriksaan secara rutin ke dokter merupakan hal penting yang tidak boleh dilewatkan, sebab tumor kelenjar hipofisis mungkin saja berkembang dan membutuhkan perawatan khusus ke depannya.