Prolaktinoma adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam otak, tepatnya di kelenjar hipofisis (pituitary). Tumor ini menyebabkan hormon prolaktin diproduksi secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kesuburan pada pria dan juga wanita.

Prolaktinoma terjadi ketika sel-sel di dalam kelenjar hipofisis tumbuh dan berkembang secara berlebihan sehingga membentuk tumor. Tumbuhnya tumor ini mengakibatkan produksi hormon seksual (testosteron pada pria dan estrogen pada wanita) berkurang.

Prolaktinoma

Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma terbagi menjadi tiga, yaitu microprolactinoma (kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm), dan giant prolactinoma (lebih dari 4 cm).

Penyebab Prolaktinoma

Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan prolaktinoma. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini muncul secara spontan tanpa ada kondisi tertentu yang mendasarinya.

Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko prolactinoma, yaitu:

  • Berjenis kelamin wanita
  • Berusia 20–34 tahun
  • Menderita kondisi genetik yang diturunkan, yaitu multiple endocrine neoplasia tipe 1 (MEN 1)

Penyebab peningkatan hormon prolaktin selain karena prolaktinoma

Selain prolactinoma, ada beberapa kondisi lain yang juga bisa membuat produksi hormon prolaktin menjadi berlebihan, yaitu:

  • Efek samping obat, seperti obat antipsikotik, obat tekanan darah tinggi, obat pereda nyeri, serta obat mual dan muntah
  • Iritasi dan cedera di bagian dada
  • Herpes zoster di daerah dada
  • Kehamilan dan menyusui
  • Kemunculan tumor di kelenjar hipofisis sehingga menyebabkan hiperpituitarisme
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
  • Penyakit ginjal

Gejala Prolaktinoma

Prolactinoma dapat terjadi tanpa disertai gejala. Gejala baru muncul jika kadar hormon prolaktin di dalam darah berlebihan atau terjadi tekanan pada jaringan di sekitar tumor. Gejala yang umum terjadi meliputi:

  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan
  • Nyeri atau tekanan di daerah wajah
  • Gangguan penglihatan
  • Penciuman terganggu
  • Tulang menjadi rapuh
  • Penurunan gairah seksual
  • Masalah kesuburan

Selain gejala umum di atas, terdapat juga gejala prolaktinoma yang spesifik dirasakan oleh pria atau wanita. Gejala prolaktinoma pada wanita antara lain:

Tanda-tanda prolaktinoma cenderung lebih cepat diketahui pada wanita, misalnya saat terjadi perubahan pada pola menstruasi. Oleh sebab itu, prolaktinoma pada wanita lebih bisa terdeteksi saat ukurannya masih kecil.

Berbeda dengan wanita, pria sering kali baru menyadari kemunculan prolaktinoma saat tumor sudah membesar. Beberapa gejala prolaktinoma pada pria adalah:

  • Gangguan ereksi
  • Pertumbuhan rambut tubuh dan wajah berkurang
  • Pembesaran payudara (ginekomastia)

Penyakit ini juga bisa dialami oleh anak-anak dan remaja. Gejalanya meliputi gangguan pada perkembangan anak dan pubertas yang tertunda.

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala di atas agar penyebabnya dapat dipastikan.

Prolaktinoma dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Oleh sebab itu, lakukan pemeriksaan kehamilan rutin guna memantau kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan, serta mencegah terjadinya komplikasi.

Berikut adalah jadwal pemeriksaan kehamilan yang disarankan:

  • 1 bulan sekali sebelum minggu ke-28
  • 2 minggu sekali pada minggu ke 28-35
  • 1 minggu sekali pada minggu ke-36 dan hingga melahirkan

Pemeriksaan lebih rutin perlu dilakukan jika menderita kondisi kesehatan khusus atau pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya.

Diagnosis Prolaktinoma

Dalam mendiagnosis prolaktinoma, dokter akan menelusuri gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yang meliputi:

  • Pemeriksaan mata, untuk mengetahui apakah tumor yang tumbuh di kelenjar hipofisis menyebabkan gangguan penglihatan atau tidak.
  • Pemindaian otak, untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi otak, serta ukuran dan lokasi tumor di kelenjar hipofisis
  • Tes darah, untuk mengukur kadar prolaktin dan hormon lain yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis

Pengobatan Prolaktinoma

Pengobatan prolaktinoma bertujuan untuk mengembalikan kadar prolaktin dan fungsi kelenjar hipofisis ke kondisi normal, mengecilkan ukuran tumor, meredakan gejala akibat tekanan yang disebabkan oleh tumor, seperti gangguan penglihatan dan sakit kepala, serta meningkatkan kualitas hidup penderita.

Jika tumor pada kelenjar hipofisis tidak terlalu besar dan gejala yang dialami tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, dokter cukup memantau kondisi pasien secara saksama melalui tes darah dan pemindaian jika diperlukan.

Sementara untuk mengatasi tumor yang berukuran besar, ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu:

Obat-obatan    

Pada banyak kasus, obat jenis dopamine agonists, seperti bromocriptine, sangat efektif untuk mengatasi prolactinoma. Dopamine agonists berfungsi untuk menormalkan fungsi kelenjar hipofisis dalam memproduksi prolaktin dan memperkecil ukuran tumor.

Operasi

Prosedur operasi juga bisa dilakukan sebagai alternatif jika penanganan dengan obat-obatan tidak berhasil menangani prolactinoma. Ada dua jenis operasi yang digunakan untuk mengatasi prolactinoma, yaitu:

  • Operasi transsphenoidal
    Operasi transsphenoidal dilakukan untuk menjangkau kelenjar hipofisis melalui tulang sphenoid, dengan membuat sayatan kecil di atas gigi depan atau melalui lubang hidung.
  • Operasi transcranial
    Operasi ini dilakukan pada tumor yang berukuran besar dan sudah menyebar ke jaringan otak, dengan menjangkau kelenjar hipofisis melalui tulang tengkorak.

Radioterapi

Jika penggunaan obat-obatan tidak mampu meredakan prolaktinoma dan operasi tidak mungkin dilakukan, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani terapi radiasi atau radioterapi untuk menghilangkan tumor.

Pengobatan prolaktinoma pada kehamilan  

Jika penderita prolaktinoma sedang merencanakan kehamilan, disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Bila penderita dinyatakan positif hamil, dokter akan menyarankan untuk menghentikan seluruh penggunaan obat-obatan guna mencegah terjadinya efek samping terhadap janin.

Selama masa kehamilan, kadar prolaktin dalam darah akan meningkat secara otomatis sehingga payudara dapat menghasilkan ASI setelah persalinan. Peningkatan hormon prolaktin membuat ukuran kelenjar hipofisis bertambah besar, begitu pula dengan tumor prolaktinoma, terutama jika tumor sudah berukuran cukup besar.

Pembesaran ukuran tumor bisa menimbulkan gejala, seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan. Jika gejala tersebut muncul, dokter akan menyarankan pasien untuk kembali menggunakan obat-obatan guna meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi prolaktinoma.

Setelah persalinan, jika prolaktinoma yang diderita berukuran kecil, ibu dapat menyusui bayi dengan normal. Namun, jika prolactinoma cukup besar, disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis endokrin sebelum menyusui bayi guna memastikan keamanannya.

Komplikasi Prolaktinoma

Prolaktinoma bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan lain, yaitu:

  • Osteoporosis
    Kadar prolaktin yang tinggi akan menghambat produksi hormon estrogen dan testosteron. Hal ini dapat memengaruhi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis.
  • Gangguan penglihatan
    Jika dibiarkan tanpa pengobatan, tumor prolaktinoma bisa terus tumbuh dan membesar hingga menekan saraf-saraf di bagian mata dan menyebabkan gangguan penglihatan.
  • Hipopituitarisme
    Pertumbuhan prolaktinoma dapat mengganggu fungsi kelenjar hipofisis dalam memproduksi sejumlah hormon lain yang berperan untuk mengendalikan pertumbuhan, tekanan darah, metabolisme, dan juga reproduksi. Kondisi ini disebut dengan hipopituitarisme.
  • Gangguan kehamilan
    Saat hamil, wanita akan memproduksi lebih banyak hormon estrogen. Pada penderita prolaktinoma, produksi hormon estrogen yang berlebihan bisa memicu perkembangan tumor.

Pencegahan Prolaktinoma

Karena penyebab pasti dari prolaktinoma belum diketahui, kondisi ini sulit untuk dicegah. Pencegahan yang dapat dilakukan hanyalah untuk menghindari risiko terjadinya komplikasi akibat prolaktinoma.

Jika Anda mengalami gejala prolaktinoma atau berisiko terkena prolaktinoma, lakukan pemeriksaan ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan ditangani dengan tepat.