Ginekomastia adalah kondisi ketika kelenjar payudara laki-laki membesar. Pembesaran ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara dan disertai dengan keluhan berupa payudara yang terasa kenyal, tetapi tidak terasa sakit.
Ginekomastia bisa terjadi secara alami akibat perubahan hormon pada laki-laki segala usia, baik pada bayi yang baru lahir hingga dewasa. Namun, pada kasus tertentu, ginekomastia bisa menjadi tanda dari penyakit yang lebih serius.
Penyebab Ginekomastia
Ginekomastia paling sering terjadi akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon testosteron. Estrogen merupakan hormon yang berperan penting dalam mengatur karakteristik seksual wanita, seperti pertumbuhan payudara.
Sementara itu, testosteron adalah hormon yang mengatur karakteristik seksual laki-laki, seperti pertumbuhan otot dan rambut di tubuh.
Hormon estrogen dan testosteron bisa ditemukan pada laki-laki dan wanita, tetapi dengan perbandingan yang berbeda. Jika kadar hormon estrogen meningkat atau kadar testosteron menurun pada pria, maka bisa terjadi ginekomastia.
Ketidakseimbangan kedua hormon tersebut bisa terjadi secara alami atau akibat dari kondisi dan penyakit tertentu. Perubahan hormon pada laki-laki dapat terjadi karena faktor-faktor berikut:
-
Kelahiran
Bayi laki-laki bisa memiliki payudara yang besar akibat estrogen yang diperoleh dari ibunya sejak masih di dalam kandungan. Namun, ukuran payudara umumnya akan kembali normal sekitar 2–3 minggu setelah kelahirannya. -
Masa pubertas
Penurunan hormon testosteron dan lonjakan hormon estrogen selama masa pubertas bisa menyebabkan jaringan payudara pada remaja laki-laki tumbuh. Umumnya, ukuran payudara bisa kembali normal dalam kurun waktu 6 bulan hingga 2 tahun. -
Masa dewasa
Pembesaran payudara lebih sering terjadi pada laki-laki berusia 50–80 tahun akibat turunnya kadar hormon testosteron. Selain itu, memiliki banyak lemak tubuh juga bisa merangsang produksi hormon estrogen yang menyebabkan ginekomastia.
Selain terjadi karena faktor-faktor di atas, ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan ginekomastia, yaitu:
- Kelainan kromosom, seperti sindrom Klinefelter atau sindrom insensitivitas androgen
- Penuaan
- Hipertiroidisme
- Obesitas
- Sirosis
- Hipogonadisme
- Tumor yang menyerang testis atau kelenjar adrenal
- Gagal hati
- Penyakit ginjal atau gagal ginjal
Ginekomastia juga dapat disebabkan oleh penggunaan sejumlah obat-obatan atau zat, seperti:
- Obat antiandrogen, seperti finasteride dan spironolactone
- Obat hipertensi golongan antagonis kalsium, seperti ACE inhibitor, misalnya captopril; atau antagonis alfa, seperti metildopa
- Obat penenang, seperti diazepam
- Obat penyakit jantung, seperti digoxin
- Antibiotik, seperti metronidazole
- Obat maag, seperti cimetidine
- Obat infeksi jamur, seperti ketoconazole
- Obat untuk kemoterapi
- Suplemen penambah massa otot, seperti steroid anabolik
- NAPZA, seperti heroin dan marijuana
- Minuman beralkohol
Gejala Ginekomastia
Sama seperti wanita, laki-laki juga memiliki kelenjar payudara, tetapi ukurannya lebih kecil dan tidak berkembang. Ukuran kelenjar payudara pada laki-laki umumnya kurang dari 0,5 cm.
Gejala utama ginekomastia adalah payudara yang berukuran lebih besar dari ukuran payudara laki-laki pada umumnya. Pembesaran ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua payudara. Ukuran payudara yang membesar juga dapat berbeda-beda pada masing-masing sisi.
Selain payudara terlihat menonjol, laki-laki dengan ginekomastia dapat mengalami keluhan berupa payudara terasa kenyal atau kencang, nyeri, dan puting yang lebih sensitif saat bergesekan dengan pakaian.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami pembesaran payudara agar penyebabnya dapat diketahui. Anda juga dianjurkan untuk segera mencari pertolongan medis bila payudara terlihat menonjol dan disertai dengan keluhan lain, seperti:
- Pembengkakan
- Payudara nyeri saat ditekan
- Benjolan di payudara
- Keluar cairan atau nanah dari puting payudara
- Terdapat luka atau ulkus di kulit payudara atau sekitarnya
Diagnosis Ginekomastia
Untuk mendiagnosis ginekomastia, dokter akan menanyakan gejala, riwayat penyakit pasien, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan payudara, perut, serta alat kelamin.
Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis, antara lain:
- Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan tiroid, serta mengukur kadar hormon di dalam darah
- Pemindaian dengan USG mammae, CT scan, atau MRI untuk mendeteksi pertumbuhan jaringan payudara
Gejala ginekomastia bisa serupa dengan penyakit lain. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan biopsi dengan mengambil sampel untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan ginekomastia adalah:
-
Kanker payudara
Meski jarang terjadi, kanker payudara bisa dialami oleh laki-laki. Payudara yang membesar disertai benjolan keras bisa menjadi tanda kanker payudara pada laki-laki. -
Abses payudara
Abses payudara ditandai dengan munculnya benjolan berisi nanah di payudara. Pada pemindaian, abses payudara sering kali terlihat seperti ginekomastia. -
Pseudogynecomastia
Pseudogynecomastia juga mirip dengan ginekomastia, tetapi kondisi ini terjadi karena adanya timbunan lemak di payudara.
Pengobatan Ginekomastia
Ginekomastia yang terjadi secara alami dapat sembuh seiring waktu tanpa diobati. Namun, ginekomastia yang disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti sirosis, hipogonadisme, atau gagal ginjal, perlu segera mendapatkan penanganan medis.
Jika ginekomastia disebabkan oleh konsumsi obat-obatan, dokter akan meminta pasien menghentikan penggunaan obat tersebut atau menggantinya dengan obat lain.
Pada remaja dengan ginekomastia, dokter akan melakukan evaluasi secara berkala setiap 3–6 bulan untuk melihat apakah kondisinya bisa membaik. Hal ini karena ginekomastia pada remaja umumnya akan hilang dalam waktu kurang dari 2 tahun.
Bila dalam kurun waktu yang ditentukan kondisi pasien tidak kunjung membaik, dokter bisa mengobatinya dengan terapi hormon. Jenis obat-obatan yang dapat diberikan adalah tamoxifen dan raloxifene.
Pada kasus tertentu, dokter dapat melakukan bedah untuk menangani ginekomastia. Prosedur bedah tersebut dapat berupa sedot lemak atau mastektomi. Sedot lemak memiliki beberapa teknik, tetapi tujuan prosedur ini adalah untuk membuang lemak payudara, sedangkan mastektomi bertujuan untuk mengangkat kelenjar payudara.
Komplikasi Ginekomastia
Ginekomastia dapat membuat penderitanya tidak percaya diri hingga menyebabkan cemas dan depresi. Selain itu, laki-laki dengan ginekomastia lebih berisiko terkena kanker payudara.
Pencegahan Ginekomastia
Sebagian besar kasus ginekomastia tidak dapat dicegah, karena disebabkan oleh perubahan hormon tubuh yang terjadi secara alami. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena ginekomastia, yaitu:
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol
- Menghindari penggunaan obat penambah massa otot, seperti steroid, serta NAPZA, seperti heroin dan mariyuana
- Berkonsultasi secara rutin ke dokter bila menderita penyakit atau sedang menjalani pengobatan yang berisiko menyebabkan ginekomastia
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Menjalani vaksinasi hepatitis dan melakukan perilaku seks yang sehat untuk menghindari hepatitis yang dapat berkembang menjadi sirosis