Trakoma adalah infeksi mata akibat bakteri Chlamydia trachomatis. Seseorang dapat tertular penyakit ini jika kontak langsung dengan mata atau hidung penderita, atau menyentuh mata setelah memegang benda yang telah terpapar bakteri tersebut.

Trakoma biasanya diawali dengan iritasi dan gatal ringan pada mata dan kelopak mata. Jika tidak diobati, trakoma dapat berkembang lebih serius dan menyebabkan kebutaan. Perlu diingat bahwa kebutaan akibat trakoma bersifat permanen.

Trachoma - alodokter

Trakoma paling sering terjadi pada anak-anak, terutama anak usia 3–6 tahun. Akan tetapi, penyakit ini biasanya berkembang dengan sangat lambat sehingga gejalanya baru akan muncul ketika sudah beranjak dewasa.

Penyebab Trakoma

Trakoma disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis pada mata. Bakteri ini juga menjadi penyebab penyakit menular seksual chlamydia.

Seseorang dapat terserang trakoma bila menyentuh mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah kontak dengan cairan mata atau cairan hidung penderita trakoma.

Benda yang digunakan oleh penderita, seperti pakaian, handuk, dan sapu tangan, juga dapat menjadi media penyebaran trakoma. Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebar melalui lalat yang telah kontak dengan mata atau hidung penderita.

Beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko penularan trakoma adalah:

1. Lingkungan yang padat penduduk dan kumuh

Seseorang yang tinggal di lingkungan yang kumuh dan padat penduduk lebih mudah terkena trakoma, karena kontak antarpenduduk di area tersebut lebih rentan terjadi.

2.Kebersihan yang buruk

Seseorang yang hidup di lingkungan yang tidak bersih atau kurang menjaga kebersihan tubuh lebih berisiko terkena trakoma.

3. Sanitasi yang buruk

Buruknya penyediaan air bersih, baik untuk minum maupun untuk pembuangan kotoran manusia, dapat meningkatkan risiko penularan trakoma.

4. Usia muda

Di beberapa daerah yang terdapat penderita trakoma, anak-anak lebih rentan terkena trakoma dibandingkan dengan orang dewasa.

5. Jenis kelamin wanita

Pada beberapa kasus, wanita lebih mudah terkena trakoma daripada pria. Hal ini karena wanita lebih sering melakukan kontak dengan anak-anak, yakni kelompok utama yang terpapar trakoma.

Gejala Trakoma

Gejala trakoma umumnya terjadi pada kedua mata, antara lain berupa:

  • Nyeri di mata
  • Gatal pada mata, termasuk kelopak mata
  • Keluarnya cairan dari mata yang mengandung nanah dan lendir
  • Pembengkakan pada kelopak mata
  • Lebih sensitif terhadap cahaya (photophobia)

Berdasarkan kriteria oleh WHO, penyakit ini berkembang dalam lima tahap, yaitu:

1. Peradangan folikuler

Fase ini merupakan tahap awal trakoma, yang ditandai dengan kemunculan folikel di mata, yang dapat dilihat dengan bantuan kaca pembesar. Folikel ini seperti benjolan kecil yang mengandung sel darah putih, yang terletak di bagian dalam kelopak mata atas.

2. Peradangan berat

Tahap ini ditandai dengan iritasi dan infeksi berat pada mata, serta diiringi oleh pembengkakan dan penebalan kelopak mata bagian atas.

3. Luka di kelopak mata bagian dalam

Infeksi dan iritasi pada tahap sebelumnya dapat menyebabkan luka di kelopak mata. Luka ini dapat dilihat dengan kaca pembesar yang tampak sebagai garis-garis putih. Pada tahap ini, bentuk kelopak mata bisa berubah dan terlipat ke dalam (entropion).

4. Trichiasis

Trichiasis terjadi ketika kelopak mata berubah bentuk sehingga menyebabkan bulu mata tumbuh ke dalam. Bulu mata yang tumbuh ke dalam dapat menyebabkan gesekan pada mata, terutama pada kornea, sehingga kornea mengalami iritasi dan luka.

5. Pengeruhan kornea

Kornea yang terkena iritasi akibat trichiasis akan mengalami peradangan dan pengeruhan. Pengeruhan kornea dapat menghalangi cahaya masuk ke mata sehingga menimbulkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Pada trakoma yang sudah parah, kelenjar air mata juga dapat terkena infeksi. Jika kelenjar air mata sudah terkena gejala trakoma, produksi air mata dapat berkurang dan menyebabkan mata kering sehingga memperparah gejala trakoma.

Gejala trakoma akan terlihat lebih parah pada kelopak mata bagian atas daripada kelopak mata bagian bawah. Jika tidak segera ditangani, gejala trakoma yang muncul saat masih anak-anak akan berlanjut dan terus mengganggu kerja mata sampai dewasa.

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala trakoma, terutama jika Anda tinggal atau baru-baru ini memiliki riwayat bepergian ke daerah endemis trakoma.

Trakoma adalah penyakit yang mudah menular. Penanganan sesegera mungkin dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Diagnosis Trakoma

Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita trakoma melalui tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien, yang diperkuat dengan pemeriksaan fisik pada mata pasien.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa tes kultur bakteri, dengan mengambil sampel cairan mata.

Pengobatan Trakoma

Penanganan trakoma tergantung pada tingkat keparahannya. Adapun metodenya akan berfokus pada pemberian antibiotik dan tindakan bedah. Namun, untuk membantu penyembuhan, pasien juga perlu menjalani metode pengobatan lainnya.

Pada trakoma tahap awal, pasien akan diberikan antibiotik berupa azithromycin, tetracycline, doxycycline, serta sulfonamide. Jika trakoma sudah mencapai tingkat lanjut, dokter akan menjalankan bedah untuk mencegah kebutaan, terutama jika pasien sudah masuk dalam tahap trichiasis.

Tindakan bedah yang dilakukan dokter bertujuan untuk memperbaiki kelopak mata yang melipat ke dalam. Jika kornea mata sudah mengeruh akibat trakoma, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani operasi cangkok kornea.

Komplikasi Trakoma

Trakoma yang tidak segera diobati atau terjadi secara berulang, dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:

  • Luka di bagian dalam kelopak mata
  • Perubahan bentuk pada kelopak mata
  • Jaringan parut pada kornea mata atau ulkus kornea
  • Penurunan ketajaman penglihatan hingga kebutaan

Pencegahan Trakoma

Meski belum ada vaksin untuk menghindari penularan trakoma, tetapi pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan meminimalkan faktor risikonya, yaitu dengan:

  • Menjaga kebersihan tangan dan wajah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
  • Membasmi lalat yang dapat menjadi media penularan trakoma
  • Mengelola limbah kotoran hewan dan manusia dengan tepat
  • Meningkatkan akses air bersih
  • Menghindari berbagi pakai perlengkapan pribadi

Perlu diketahui, orang yang pernah menderita trakoma dan sembuh masih berisiko kambuh. Oleh sebab itu, pastikan anggota keluarga di rumah penderita juga ikut diperiksa atau bila perlu ditangani. Hal ini agar trakoma tidak berkembang menjadi lebih serius.