Tumor tulang adalah pertumbuhan sel-sel tulang secara tidak normal atau tidak terkendali yang dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor tulang ditandai dengan benjolan pada tulang, yang bisa disertai dengan gejala nyeri, demam, dan keringat pada malam hari.
Penyebab tumor tulang belum diketahui pasti, tetapi ada faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini, seperti faktor usia, genetik, paparan radiasi, dan cedera pada tulang.
Sebagian besar tumor tulang bersifat jinak, tidak mengancam nyawa, dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Tumor tulang jinak yang paling sering ditemui adalah osteochondroma. Tumor jenis ini paling sering terjadi pada anak muda dalam rentang usia 10–20 tahun.
Sementara tumor tulang yang bersifat ganas atau kanker dapat menjalar ke bagian tubuh lain. Beberapa jenis tumor tulang yang ganas adalah chondrosarcoma, sarkoma Ewing, osteosarkoma, chordoma.
Penyebab dan Jenis Tumor Tulang
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tumor tulang dapat bersifat jinak dan ganas. Keduanya terbagi lagi dalam jenis tumor tulang yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis tumor tulang:
Tumor Tulang Jinak
Penyebab tumor tulang jinak belum diketahui pasti. Namun, tumor tulang jinak paling sering terjadi pada anak yang kerangka tulangnya masih bertumbuh dan orang dewasa usia 30 tahun.
Tumor tulang jinak sering kali dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan dan akan berhenti tumbuh begitu pertumbuhan tulang anak terhenti.
Tumor tulang jinak ada banyak jenisnya, berikut adalah beberapa contohnya:
1. Osteochondroma
Osteochondroma adalah jenis tumor tulang jinak yang berkembang di di ujung tulang panjang, seperti ujung tulang pada kaki atau tulang belikat. Osteochondroma umumnya menyerang anak dan remaja.
2. Enchondroma
Enchondroma adalah adalah tumor tulang jinak yang tumbuh di dalam sumsung tulang. Tumor ini umumnya muncul di tulang tangan tetapi bisa pula tumbuh di tulang paha, tulang kering, dan tulang lengan atas.
3. Osteoid osteoma
Osteoid osteoma umumnya menyerang tulang panjang tubuh, tetapi paling sering ditemukan di tulang kaki. Tumor ini lebih sering terjadi pada pria dan bisa menimbulkan nyeri tulang yang parah pada malam hari.
4. Displasia fibrosa
Displasia fibrosa adalah tumor tulang jinak di mana jaringan ikat fibrosa tumbuh secara tidak normal pada tulang yang sehat. Pertumbuhan jaringan fibrosa ini bisa terus berkembang seiring berjalannya waktu dan membuat tulang melemah sehingga bisa memicu patah tulang.
5. Kista tulang aneurisma
Kista tulang aneurisma merupakan tumor tulang langka yang dapat muncul pada tulang lutut, bahu, panggul, dan tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan patah tulang.
Tumor Tulang Ganas
Sama halnya dengan tumor jinak, penyebab tumor tulang ganas atau kanker tulang pun belum diketahui pasti. Namun, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini, seperti:
- Genetik
- Paparan radiasi
- Cedera tulang
- Riwayat penyakit Paget.
Tumor tulang ganas terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Osteosarcoma
Osteosarcoma adalah tumor tulang ganas yang paling umum dan bermula di sel-sel pembentuk tulang. Osteosarkoma umum terjadi pada tulang panjang, seperti tulang di kaki atau lengan.
2. Chondrosarcoma
Chondrosarcoma adalah jenis tumor tulang ganas yang berkembang di jaringan tulang rawan, terutama yang ada di paha, lengan, panggul, dan lutut. Chondrosarcoma bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada orang dewasa usia 30–60 tahun.
3. Sarkoma Ewing
Sarkoma Ewing umumnya menyerang tulang panjang, seperti tulang paha, tulang kering, dan tulang lengan atas. Tumor tulang ganas ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti paru-paru, sumsum tulang, dan jaringan lunak lainnya.
4. Chordoma
Chordoma adalah tumor tulang ganas atau kanker tulang yang terbentuk di dasar tulang tengkorak atau di dasar tulang belakang. Chordoma lebih sering menyerang pria berusia 50–80 tahun.
Gejala Tumor Tulang
Pada kebanyakan kasus, tumor tulang jinak tidak menimbulkan gejala. Namun, ada sejumlah gejala tulang jinak yang mungkin dirasakan penderitanya, yaitu:
- Pembengkakan atau benjolan pada tulang
- Nyeri atau sakit pada tulang meski sedang beristirahat
- Patah tulang
Sementara itu, pada tumor tulang ganas atau kanker tulang, gejalanya bisa meliputi:
- Nyeri tulang yang memburuk seiring berjalannya waktu atau terasa makin parah pada malam hari
- Pembengkakan, kemerahan atau peradangan pada tulang, yang membatasi pergerakan
- Benjolan pada tulang
- Tulang lemah atau mudah patah tulang
- Mudah lelah
- Berat badan turun
Kapan harus ke dokter
Segera konsultasikan diri ke dokter bila menemukan adanya benjolan pada tulang, nyeri pada tulang yang hilang timbul atau memburuk pada malam hari, dan nyeri yang tidak kunjung membaik meski sudah mengonsumsi obat pereda nyeri.
Diagnosis Tumor Tulang
Untuk mendiagnosis tumor tulang, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan, termasuk penyakit yang pernah diderita pasien dan keluarganya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat seberapa besar benjolan dan pengaruhnya terhadap kulit di sekitar tulang.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Pemindaian, seperti foto Rontgen, CT Scan, dan MRI, untuk melihat kondisi dan ukuran tumor tulang
- Biopsi, untuk mengetahui jenis tumor tulang yang diderita pasien
- Tes darah, untuk mengetahui stadium dari tumor tulang ganas
Pengobatan Tumor Tulang
Metode pengobatan tumor tulang tergantung pada jenis tumor, ukuran, lokasi, dan pengaruhnya terhadap kekuatan tulang. Pada tumor tulang jinak, dokter umumnya hanya akan melakukan pemantauan. Tujuannya adalah untuk melihat apakah ada perubahan pada kondisi tumor tulang jinak yang pasien derita.
Selama pemantauan, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani pemindaian secara rutin. Bila diperlukan, dokter akan merekomendasikan pengobatan tumor tulang jinak berikut:
-
Operasi
Operasi dilakukan jika tumor tulang jinak membesar, melemahkan tulang atau membuatnya rentan patah. Operasi juga dilakukan untuk mendorong pertumbuhan tulang sehat baru di lokasi tumor tanpa merusak jaringan tulang normal di sekitarnya. -
Suntik doksisiklin
Suntik doksisiklin diberikan untuk kasus tumor tulang jinak jenis kista tulang aneurisma. Suntikan ini diberikan secara berulang agar tumor tulang ini bisa disembuhkan. -
Ablasi radiofrekuensi
Ablasi radiofrekuensi adalah prosedur medis yang memanfaatkan panas dari gelombang radio untuk menghancurkan sel tumor pada tulang. Prosedur ini berfungsi untuk mengurangi nyeri dan mengecilkan tumor, serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
Sementara itu, pilihan metode pengobatan tumor tulang ganas atau kanker tulang yang umumnya dilakukan dokter adalah:
-
Operasi
Operasi bertujuan untuk mengangkat bagian tulang yang terkena tumor tulang ganas. Dalam prosedur ini, bagian tulang yang terkena kanker akan diangkat dan diganti dengan tulang buatan yang terbuat dari logam (prostesis). -
Amputasi
Amputasi bertujuan untuk mengatasi tumor tulang ganas yang berukuran besar atau telah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti pembuluh darah dan saraf. -
Kemoterapi
Kemoterapi mampu mengecilkan ukuran tumor tulang ganas, mempermudah proses pengangkatan tulang yang terkena tumor ganas, dan mencegah sel kanker kembali berkembang. Pengobatan ini dapat dikombinasikan dengan radioterapi sebelum pasien menjalani operasi (kemoradiasi). -
Radioterapi
Radioterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah operasi kanker tulang. Tujuan radioterapi adalah untuk mengurangi gejala dan memperlambat penyebaran sel kanker yang tidak bisa disembuhkan.
Untuk pengobatan tumor tulang ganas dengan operasi dan amputasi, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani fisioterapi dan terapi okupasi. Fisioterapi bertujuan untuk mengembalikan fungsi bagian tubuh yang telah dioperasi. Sementara terapi okupasi dimaksudkan untuk membantu pasien dalam beraktivitas sehari-hari.
Komplikasi Tumor Tulang
Tumor tulang jinak dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Tulang melemah
- Gangguan pergerakan sendi
- Kerusakan jaringan sehat di sekitar tumor tumbuh
- Patah tulang
Sementara itu, komplikasi tumor tulang ganas bisa berupa:
- Infeksi
- Gangguan emosional dan fisik setelah amputasi
- Gangguan jantung dan paru-paru
- Gangguan tumbuh kembang
- Perubahan dalam perkembangan seksual
- Gangguan kesuburan
- Pertumbuhan kanker kembali atau kanker lain
Pengobatan tumor tulang juga bisa menimbulkan komplikasi, meliputi:
- Perdarahan akibat operasi
- Rambut rontok, sariawan, mual, muntah, diare, serta mudah memar dan berdarah akibat kemoterapi
- Luka bakar, rambut rontok, gangguan pertumbuhan tulang, kerusakan organ, dan kemunculan sel kanker baru akibat radioterapi
Pencegahan Tumor Tulang
Tidak ada cara spesifik untuk mencegah tumor tulang, baik yang bersifat jinak maupun ganas. Pasalnya, faktor penyebab tumor tulang berkaitan dengan usia, riwayat penyakit tulang tertentu, dan genetik yang cenderung tidak bisa diubah.
Namun, risiko terjadinya tumor tulang bisa dihindari dengan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi tumor tulang lebih dini, apalagi bagi orang yang berisiko tinggi untuk terkena penyakit ini.