Ubun-ubun bayi cekung perlu diwaspadai karena bisa melibatkan perkembangan kepala dan otak bayi. Kondisi ini juga bisa menjadi tanda bayi tengah mengalami gangguan kesehatan tertentu. Agar tidak sampai membahayakan bayi, kondisi ini perlu dikenali penyebab dan cara mengatasinya.
Setelah dilahirkan, tengkorak bayi belum terbentuk sempurna. Itulah mengapa Bunda bisa merasakan adanya ubun-ubun, yakni bagian kepala yang masih agak lunak, khususnya pada kepala bagian atas dan agak ke depan. Bagian ini berfungsi untuk memudahkan proses persalinan dan memberi ruang untuk pertumbuhan otak.
Ubun-ubun bayi biasanya akan mengeras pada usia 3–12 bulan. Jadi, wajar saja bila ubun-ubun Si Kecil tidak mengeras sebelum waktu tersebut. Namun, pada kondisi tertentu, bisa saja ubun-ubun bayi cekung alias tampak agak menjorok ke dalam. Keadaan inilah yang perlu dikenali agar Bunda bisa mengatasinya tanpa panik.
Penyebab Ubun-Ubun Bayi Cekung
Normalnya, ubun-ubun bayi tampak sejajar dengan kepala bagian lainnya. Jika ubun-ubun bayi cekung, terdapat beberapa kondisi yang dikhawatirkan menjadi penyebabnya, seperti:
Dehidrasi
Dehidrasi alias kekurangan cairan adalah penyebab ubun-ubun bayi cekung yang paling umum. Kekurangan cairan membuat bayi tampak lebih kecil dan pucat. Selain itu, dehidrasi juga bisa menimbulkan tanda lain, seperti bibir kering, bayi menangis tanpa air mata, sering mengantuk, serta kencingnya sedikit.
Kekurangan cairan bisa terjadi karena berbagai penyebab, seperti kurang asupan minum, diare, demam, maupun muntah-muntah. Sebab itulah, jika bayi sedang mengalami kondisi tersebut, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencegah bayi dehidrasi dengan memberikan ASI lebih banyak atau tambahkan juga dengan pemberian oralit jika ia sudah berusia di atas 6 bulan.
Selanjutnya, Bunda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter, seperti melalui Chat Bersama Dokter, agar bayi bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat dan tidak sampai mengalami dehidrasi.
Malnutrisi
Selain dehidrasi, ubun-ubun juga bisa tampak cekung karena kekurangan gizi atau malnutrisi, misalnya karena malabsorpsi. Selain itu, kekurangan asupan protein, misalnya pada penyakit kwashiorkor, juga bisa membuat ubun-ubun bayi menyusut. Bahkan, kondisi ini juga bisa membuat bayi tampak lesu, perut dan kaki membengkak, kulit kering, sampai mengalami gangguan tumbuh kembang (stunting).
Diabetes Insipidus
Meskipun kasusnya jarang, ubun-ubun bayi cekung bisa disebabkan oleh salah satu jenis diabetes, yakni diabetes insipidus. Berbeda dengan penyakit diabetes yang kita kenal, diabetes insipidus bukanlah penyakit kencing manis.
Penyakit langka ini ditandai oleh bayi terlalu sering pipis karena tubuhnya terlalu banyak memproduksi air kencing. Hal ini bisa meningkatkan risiko dehidrasi, yang dapat menyebabkan ubun-ubun bayi cekung.
Mengatasi Ubun-Ubun Bayi Cekung
Berdasarkan berbagai penyebabnya, ubun-ubun bayi cekung adalah kondisi yang perlu segera diperiksa oleh dokter ya, Bun. Terutama, bila kondisi ini juga diiringi dengan tanda lain, seperti pucat, lemas, terlalu kurus, atau tanda dehidrasi lainnya seperti yang telah disebutkan di atas.
Sebagai pertolongan pertama, Bunda bisa memberikan lebih banyak cairan pada bayi melalui ASI atau ditambah dengan oralit bila usianya sudah di atas 6 bulan.
Nah, untuk mencegah ubun-ubun bayi cekung, Bunda perlu mencegah dehidrasi dan malnutrisi pada bayi ya. Pastikan Si Kecil mendapatkan ASI yang cukup dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi bila ia sudah berusia di atas 6 bulan.