Bengkak dan kemerahan di kelopak mata anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kondisi yang tidak berbahaya hingga kondisi serius yang bisa menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mendeteksi bengkak dan kemerahan di kelopak mata anak.

Salah satu penyakit mata pada anak dengan gejala mata bengkak dan merah yang berisiko menyebabkan kebutaan adalah selulitis orbital. Selulitis orbital adalah infeksi pada jaringan di rongga bola mata. Penyakit ini paling sering terjadi ketika infeksi bakteri di rongga sinus (sinusitis) menyebar ke rongga bola mata.

Waspada Selulitis Orbital pada Anak, Agar Terhindar dari Kebutaan - Alodokter

Selain infeksi di rongga sinus, infeksi pada jaringan lain, seperti kulit kelopak mata, bola mata, atau saluran pernapasan bagian atas, juga dapat menyebar ke rongga bola mata dan menyebabkan selulitis orbital. Di samping infeksi, cedera atau trauma di sekitar wajah juga dapat menyebabkan selulitis orbital.

Gejala Selulitis Orbital

Orang tua perlu waspada bila mata anak tampak merah dan kelopak matanya bengkak, terlebih jika anak baru saja mengalami infeksi saluran pernapasan, telinga, dan gigi, atau cedera pada wajah.

Selain mata merah dan kelopak mata bengkak, gejala lain yang nampak pada selulitis orbital adalah:

  • Nyeri saat menggerakan bola mata
  • Bola mata terlihat lebih menonjol
  • Kelopak mata bagian atas turun (terlihat sayu)
  • Penglihatan ganda
  • Penglihatan buram

Anak yang mengalami selulitis orbital juga bisa mengalami demam, merasa lemas dan mual, serta muntah.

Jika timbul keluhan di atas, segera periksakan ke dokter mata, karena selulitis orbital dapat menyebabkan gangguan saraf dan pembuluh darah mata, serta luka di selaput bening mata (ulkus kornea) yang dapat berujung pada kebutaan. Selain itu, infeksi pada rongga mata ini juga bisa menyebar ke selaput otak dan menyebabkan meningitis yang berakibat fatal.

Dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata, mulai dari ketajaman penglihatan, lapang pandang penglihatan, pergerakan bola mata, tekanan bola mata, hingga tingkat keparahan penonjolan bola mata (pengukuran proptosis).

Bila perlu, dokter mata dapat melakukan pemeriksaan lanjutan berupa tes darah dan kultur bakteri untuk mengetahui jenis bakteri penyebabnya, sehingga dapat ditentukan pengobatan yang tepat. Pencitraan dengan CT scan dapat dilakukan bila terapi yang diberikan tidak berhasil mengatasi keluhan.

Pengobatan Selulitis Orbital

Anak-anak yang mengalami selulitis orbital perlu dirawat di rumah sakit agar kondisinya dapat terus dipantau. Selama perawatan, dokter akan memberikan infus antibiotik untuk membunuh bakteri.

Jenis antibiotik yang diberikan tergantung dari jenis bakteri yang menyerang, dan dapat berubah selama pengobatan berlangsung, sesuai dari pemeriksaan kultur bakteri.

Jika keadaan membaik setelah dua hari, antibiotik yang awalnya diberikan lewat infus dapat diganti menjadi bentuk tablet yang diminum. Bila timbul nanah (abses) di tempat infeksi dan nanah tidak menghilang dengan obat-obatan, dapat dilakukan operasi.

Walaupun muncul nanah, selulitis orbital sering kali dapat membaik hanya dengan antibiotik. Namun, ada beberapa kondisi dapat menjadi pertimbangan dokter mata untuk melakukan operasi, antara lain:

  • Umur anak di atas 9 tahun
  • Gerakan bola mata terbatas
  • Tekanan dalam bola mata meningkat
  • Terjadi gangguan penglihatan

Selulitis orbital dapat sembuh dengan baik dan tidak meninggalkan efek di kemudian hari apabila ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, segera periksakan anak Anda ke dokter mata apabila matanya terlihat bengkak, terutama jika disertai dengan gangguan penglihatan.

Ditulis oleh:

dr. Dian Hadiany Rahim, SpM
(Dokter Spesialis Mata)