Demam berdarah dengue bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali remaja. Untuk itu, Anda perlu mengenali gejala DBD pada remaja dan cara penanganan yang tepat, agar tidak kecolongan bahkan sampai berakibat fatal.
Seperti yang telah diketahui bersama, penyakit demam berdarah atau DBD adalah jenis penyakit yang kerap melanda daerah tropis, termasuk Indonesia.
Hingga saat ini belum ada gejala khusus DBD pada remaja. Namun, remaja dengan riwayat demam dengue sebelumnya akan lebih rentan terinfeksi penyakit ini dengan gejala yang lebih berat.
Gejala DBD pada Remaja
Sama seperti orang dewasa, beberapa remaja dapat mengalami demam dengue. Gejala dan tanda yang muncul pun serupa dengan gejala demam dengue yang dialami oleh orang dewasa pada umumnya, seperti:
- Demam tinggi
- Nyeri pada belakang mata
- Nyeri otot, sendi, dan tulang
- Sakit kepala hebat
- Bintik-bintik merah pada kulit
- Mimisan atau gusi berdarah
- Mudah memar
Mereka yang menderita demam dengue umumnya akan mengalami perbaikan gejala dalam waktu 2–7 hari. Namun pada sebagian orang, demam dengue dapat berkembang menjadi gejala DBD pada remaja setelah demam turun. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- Mual dan muntah
- Nyeri perut hebat
- Kesulitan bernapas
- Pendarahan hebat
Remaja yang mengalami gejala DBD ini, atau bisa disebut dengan tanda bahaya DBD, harus segera mendapat penanganan dokter.
Bila pendarahan yang terjadi cukup hebat, terutama bila yang menderita adalah remaja wanita pada siklus menstruasi, hal tersebut dapat membuat penurunan tekanan secara drastis, bahkan dapat mengancam jiwa.
Penanganan dan Langkah Pencegahan
Hingga saat ini, belum ada penanganan khusus untuk DBD pada remaja maupun kelompok usia lainnya. Penanganan yang diberikan biasa disesuaikan dengan gejala DBD pada remaja.
Beberapa cara yang biasa diberikan untuk mengurangi gejala tersebut antara lain:
1. Menjaga kebutuhan cairan tubuh
Gejala demam tinggi yang biasa terjadi sebagai gejala DBD pada remaja berisiko menyebabkan terjadinya dehidrasi. Untuk itu, pastikan memenuhi kebutuhan cairan dengan konsumsi air maupun cairan elektrolit.
Memperbanyak konsumsi cairan selama demam juga diyakini dapat membantu menurunkan demam.
2. Mengonsumsi obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan seperti paracetamol bisa membantu meredakan gejala DBD berupa demam maupun nyeri otot yang dirasakan. Namun hindari penggunaan obat yang mengandung aspirin atau ibuprofen sebab bisa meningkatkan risiko terjadinya pendarahan.
Selain itu, bila terjadi gejala DBD pada remaja cukup berat, penanganan lebih lanjut di rumah sakit perlu dilakukan, Beberapa penanganan yang mungkin diberikan adalah seperti pemasangan cairan infus, hingga transfusi darah.
Untuk mencegah infeksi penyakit DBD pada remaja ini, sebisa mungkin hindari gigitan nyamuk perantaranya, yakni dengan cara:
- Mengenakan baju yang menutupi tubuh
- Mengoleskan losion anti nyamuk dengan kandungan diethyltoluamide (DEET)
- Memasang kasa anti nyamuk pada jendela atau kelambu saat tidur
- Membatasi waktu berada di luar rumah saat nyamuk aktif, yaitu pada pagi hari dan petang
- Mengurangi lokasi yang memungkinkan untuk nyamuk berkembang biak dengan membuang barang bekas dan menutup tempat penampungan air yang berada di sekitar tempat tinggal
Jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala DBD pada remaja tidak kunjung reda, terlebih jika mengalami nyeri perut hebat, sesak napas, bahkan muntah atau BAB berdarah. Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan laboratorium sebelum memberikan penangan yang sesuai.