Xanthoma adalah penumpukan lemak yang paling sering terlihat di kulit. Kondisi ini bisa ditandai dengan munculnya benjolan dengan beragam ukuran pada kulit di satu area tubuh tertentu, misalnya kelopak mata, sendi, atau menyebar di seluruh kulit. Salah satu jenis xanthoma yang sering ditemui adalah xantelasma.

Selain di kulit, xanthoma juga bisa terbentuk di lapisan lebih dalam atau mukosa tubuh. Gangguan metabolisme lemak yang menyebabkan peningkatan kolesterol merupakan salah satu penyebab xanthoma. Di samping itu, kemunculan xanthoma juga dikaitkan dengan diabetes melitus.

Xanthoma - Alodokter

Umumnya, kemunculan xanthoma tidak berbahaya. Meski begitu, kondisi ini dapat mengganggu penampilan.

Penyebab Xanthoma

Xanthoma merupakan gejala akibat kondisi atau penyakit lain. Beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan munculnya xanthoma:

Tidak hanya diakibatkan oleh penyakit yang sifatnya sistemik (menyeluruh), xanthoma juga bisa disebabkan oleh gangguan lokal pada sel kulit.

Faktor Risiko Xanthoma

Secara umum, risiko terjadinya xanthoma tidak terkait dengan usia atau jenis kelamin. Namun, salah satu jenisnya, yaitu xanthoma diseminatum, diketahui lebih sering terjadi pada pria. Pada kebanyakan kasus, kemunculannya terjadi sebelum usia 25 tahun.

Gejala Xanthoma

Penumpukan lemak yang terjadi pada xanthoma bisa terjadi di kulit atau di organ. Xanthoma kulit ditandai dengan benjolan (papul hingga nodul) yang bisa berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan yang terasa lembut.

Beberapa area di kulit yang bisa menjadi lokasi munculnya xanthoma adalah sebagai berikut:

  • Xantoma kulit di kelopak mata (xanthelasma palpebrarum), ditandai dengan benjolan datar, simetris, berwarna kuning, dan bertekstur lembut.
  • Xanthoma di siku, lutut, atau area kulit yang sering mengalami tekanan (tuberous xanthomas), ditandai dengan benjolan padat tetapi tidak nyeri, yang berwarna kuning kemerahan.
  • Xanthoma di kulit tendon atau ligamen (tendinous xanthomas), yaitu benjolan yang mirip dengan gout yang kemunculannya dikaitkan dengan benturan atau trauma.
  • Eruptive xanthoma, yang ditandai dengan benjolan kecil berwarna kuning kemerahan, terasa lembut, dan disertai gatal, serta bisa menyebar ke anggota gerak, bahu, bokong, bahkan kadang hingga wajah dan lapisan dalam mulut.

Selain itu, xanthoma juga bisa muncul dalam bentuk benjolan tipis di lipatan telapak tangan atau lipatan kulit lain, serta gusi. Xanthoma juga bisa timbul sebagai plak yang menyebar luas dan besar di kulit, dengan dikelilingi benjolan-benjolan kecil.

Sementara jenis lain dari xanthoma yang bisa tumbuh di saluran pernapasan, lapisan mata dan bola mata, termasuk korna dan konjungtiva, hingga lapisan meningen otak, adalah xanthoma disseminatum.

Kapan harus ke dokter

Xanthoma merupakan kondisi yang bisa menjadi tanda adanya gangguan metabolisme lemak atau gangguan kesehatan tertentu. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter jika Anda menemukan xanthoma di permukaan kulit.

Diagnosis Xanthoma

Dokter akan melakukan tanya jawab secara lengkap, termasuk terkait riwayat penyakit atau obat yang sedang dan pernah dikonsumsi. Hal ini karena xanthoma berkaitan erat dengan penyakit dan kondisi kesehatan tertentu.

Setelah itu, dokter akan memeriksa benjolan dan lesi di kulit, kemudia melakukan pemeriksaan fisik lain. Untuk mengetahui penyebabnya dengan pasti, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang, termasuk tes laboratorium untuk memeriksa kadar kolesterol, fungsi hati, atau kadar gula darah.

Pengobatan Xanthoma

Xanthoma kulit dapat diatasi dengan beragam cara, seperti operasi pengangkatan, operasi laser, atau penggunaan asam trichloroacteic untuk menyingkirkan benjolan xanthoma.

Meski begitu, xanthoma tetap berisiko muncul kembali jika penyebabnya tidak diatasi. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti xanthoma. Jika penyebabnya sudah diketahui, pengobatan akan dilakukan berdasarkan kondisi medis yang mendasari kemunculan xanthoma.

Sebagai contoh, pada xanthoma yang disebabkan oleh hiperlipidemia, dokter akan melakukan tindakan untuk mengendalikan kadar kolesterol, termasuk dengan meresepkan obat seperti statin. Pada beberapa kasus, xanthoma bisa hilang dengan sendirinya seiring menurunnya kadar kolesterol dalam darah.

Di samping itu, pengobatan juga dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi kolesterol tinggi. Hal ini karena kolesterol tinggi yang tidak diatasi bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner sehingga harus mendapatkan pengobatan dan pemantauan secara berkala.

Pencegahan Xanthoma

Xanthoma tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, hiperlipidemia, penyakit liver, dan diabetes yang menjadi penyebab dari kondisi ini bisa dihindari dengan menerapkan pola hidup sehat.