Banyak yang bilang pengantin baru adalah masa-masa paling indah karena akhirnya bisa hidup dengan pujaan hati. Namun, anggapan ini tidak selalu benar. Di awal pernikahan, kamu dan pasangan bisa saja melakukan kesalahan klasik yang menghambat terwujudnya impian tersebut.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan pengantin baru, sering kali terjadi tanpa disadari. Sebenarnya, hal ini umum terjadi dalam proses belajar berumah tangga. Masalah ini mungkin bisa membuatmu frustasi, tetapi kamu dan pasangan perlu menghadapinya bersama-sama dengan penuh pengertian.

5 Kesalahan Umum yang Kerap Menimpa Pengantin Baru - Alodokter

Beragam Kesalahan yang Sering Dialami Pengantin Baru

Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pengantin baru:

1. Berharap pasangan berubah

Menganggap kalau pernikahan bisa menjadi cara untuk mengubah sifat seseorang adalah kesalahan besar. Hal seperti ini justru akan membuatmu kecewa dan terus menyalahkan pasangan.

Sebaiknya, kamu perlu terbuka dan mendiskusikan masalah ini bersama. Coba ingat-ingat kembali apa alasan kamu yakin dan memilih hidup bersamanya. Dalam pernikahan, kamu memang perlu belajar berkompromi di mana kalian perlu saling menghargai kelebihan juga kekurangan satu sama lain.

Kamu pun perlu mengerti bahwa kepribadian tidak bisa berubah dalam hitungan detik. Kamu boleh kok memiliki harapan tinggi pada pasangan, tetapi pastikan hal tersebut memang dibutuhkan, bukan hanya sekadar keinginan semata.

2. Tidak terbuka soal finansial

Saat masih berpacaran, keuangan mungkin merupakan hal pribadi dan sensitif untuk dibicarakan. Namun, ketika menikah, urusan finansial harus dikomunikasikan secara terbuka, bahkan sebaiknya sudah dibahas sejak menjelang pernikahan. Kalian harus punya kesepakatan dalam menabung, mengatur pengeluaran, dan hutang piutang.

Tertutup soal keuangan dapat memicu banyak masalah. Contohnya, ketika menyiapkan biaya pernikahan mungkin memberatkan salah satu pihak hingga perlu berhutang dan tidak mempermasalahkan itu. Padahal, pihak lainnya sangat anti terhadap hutang. Alhasil, bisa terjadi pertengkaran.

Selain itu, pengantin baru juga bisa stres dan bertengkar saat mengatur biaya keperluan rumah tangga bila hal ini tidak didiskusikan dengan baik.

3. Tidak langsung menyelesaikan masalah

Masalah pasti ada di setiap hubungan, termasuk pada pengantin baru. Ada masalah yang bersifat kecil, contohnya perbedaan kebiasaan, dan masalah yang cukup besar, seperti sulit mendapat keturunan.

Bila kamu diam dan berharap setiap masalah dapat membaik dengan sendirinya, kamu justru menambah masalah. Kekesalan bisa saja terus menumpuk hingga kamu menyimpan dendam pada pasangan, atau bisa sebaliknya.

Jadi, selalu utarakan perasaanmu pada pasangan saat ada masalah dan tidak memberi “kode” yang sulit dimengerti. Diskusikan secara baik-baik dan tetap hormati perasaan masing-masing, ya.

4. Bertengkar di hadapan orang lain

Saat kamu marah pada pasangan, usahakan untuk tidak melampiaskannya di depan orang lain, termasuk keluarga atau teman. Hal ini mungkin bisa membuat orang lain berpikiran buruk terhadap pasanganmu yang akhirnya menimbulkan opini negatif dan penolakan terhadap hubungan kalian berdua.

Sebagian orang mungkin tidak begitu memedulikan opini orang lain. Namun, jika kamu atau pasangan termasuk orang yang mempertimbangkan perkataan orang, hubunganmu dengan pasangan bisa ikut terpengaruh. Jadi, jika kamu dan pasangan bertengkar, sebaiknya lakukan secara tertutup dan selesaikan dengan baik.

5. Memaksakan tradisi keluarga

Kehidupan bersama keluarga sebelum menikah dapat membuatmu memiliki keyakinan tertentu tentang rumah tangga. Contohnya, jika kamu dibesarkan di dalam keluarga di mana suami wajib membiayai semua keperluan rumah tangga, maka wajar kamu berharap suamimu harus melakukan hal yang sama.

Hal ini dapat menjadi masalah jika penghasilan suamimu sekarang belum cukup memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi, kalau kamu sampai membanding-bandingkan suamimu dengan pria-pria di keluargamu.

Kamu dan pasangan harus paham dan tidak bisa memaksakan tradisi dari masing-masing keluarga. Kalian harus mengerti dan saling support, ya.

Setelah mengetahui beberapa konflik yang kerap terjadi pada pengantin baru, kini kamu bisa berupaya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Pernikahan bahagia tidaklah terjadi sekejap mata, tetapi bisa terwujud berkat kerjasama yang konsisten dari kedua belah pihak.

Kalau kamu dan pasangan tidak bisa menyelesaikan suatu masalah atau sudah sampai berlarut-larut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog agar mendapatkan konseling pernikahan dan solusi yang tepat untuk rumah tanggamu.