Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi HIV, dokter akan melakukan tes HIV. Skrining dilakukan dengan mengambil sampel darah atau urine pasien untuk diteliti di laboratorium. Jenis skrining untuk mendeteksi HIV adalah:

  • Tes antibodi
    Tes ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 2–8 minggu setelah terinfeksi. Tujuannya adalah agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
  • Tes kombinasi antigen-antibodi
    Tes ini bertujuan untuk mendeteksi protein p24 yang menjadi bagian dari virus HIV. Tes antigen dapat dilakukan 2–4 minggu setelah pasien terinfeksi.
  • Tes asam nukleat atau nucleic acid test (NAT)
    Tes ini disebut juga sebagai tes RNA. Tes ini mendeteksi keberadaan virus HIV di dalam tubuh dan dapat dilakukan 10 hari setelah terinfeksi. Namun, harga tes ini cukup mahal.

Bila hasil skrining menunjukkan pasien terinfeksi HIV (HIV positif), maka pasien perlu menjalani tes lebih lanjut. Selain untuk memastikan hasil skrining, tes tersebut bertujuan untuk membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita pasien dan menentukan metode pengobatan yang tepat.

Sama seperti skrining, tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien, untuk diteliti di laboratorium. Beberapa tes tersebut antara lain:

Hitung Sel CD4

CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Makin sedikit jumlah CD4, makin besar pula kemungkinan seseorang menderita AIDS.

Pada kondisi normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500–1400 sel/mm3. Infeksi HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel/mm3.

Pemeriksaan Viral Load (HIV RNA)

Pemeriksaan viral load bertujuan untuk menghitung kira-kira seberapa banyak jumlah virus di dalam tubuh penderita HIV. Selain itu, tes ini bertujuan untuk menilai efektivitas terapi HIV.

Jumlah virus di dalam tubuh digambarkan dengan jumlah RNA (materi genetik virus). Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi/mL darah bisa menandakan infeksi HIV baru saja terjadi, atau infeksi sudah lama terjadi dan tidak tertangani.

Sementara itu, jumlah RNA di bawah 10.000 kopi/mL darah menandakan perkembangan virus tidak terlalu cepat. Meski begitu, jumlah virus dalam rentang ini tetap dapat menyebabkan kerusakan secara perlahan pada sistem kekebalan tubuh.

Terapi HIV akan diteruskan sampai hasil tes viral load tidak terdeteksi atau kurang dari 20 kopi/mL. Hasil tes viral load yang tidak terdeteksi dapat menurunkan kemungkinan komplikasi penyakit ini secara signifikan.

Tes Resistensi Obat

Beberapa subtipe HIV diketahui kebal terhadap obat anti HIV. Melalui tes ini, dokter dapat menentukan jenis obat anti HIV yang tepat bagi pasien.