Kanker serviks berada pada urutan ke-4 sebagai jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Namun, pemberian vaksin kanker serviks dipercaya dapat mencegah terjadinya penyakit ini. Lantas, kapan vaksin kanker serviks bisa diberikan dan apakah ada efek samping dari vaksin tersebut?

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di dalam rahim dan umumnya disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama hubungan seks berisiko, seperti sering berganti pasangan seksual atau berhubungan seks tanpa kondom.

Ini Pentingnya Vaksin Kanker Serviks - Alodokter

Pemberian vaksin kanker serviks merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan virus HPV, sekaligus mencegah terjadinya kanker serviks yang disebabkan oleh virus tersebut.

Cara Pemberian Vaksin Kanker Serviks

Saat ini, vaksin kanker serviks sudah masuk dalam program vaksinasi wajib pemerintah. Vaksinasi HPV wajib ini akan diberikan setiap bulan Agustus secara gratis untuk mereka yang masuk sasaran kelompok vaksinasi wajib, yaitu anak usia 10–13 tahun atau anak kelas 5-6 SD. Untuk remaja usia 10–13 tahun, pemberian vaksin HPV atau vaksin kanker serviks adalah 2 dosis.

Meski tidak gratis, remaja usia 16–18 tahun juga bisa mendapatkan vaksin HPV di berbagai fasilitas kesehatan. Mereka membutuhkan 3 dosis vaksin HPV dengan jarak 1–2 bulan antara dosis pertama dan kedua, dan jarak 6 bulan antara dosis pertama dan ketiga. Dosis vaksin tersebut diyakini dapat memberi perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV.

Jika seorang wanita belum sepenuhnya mendapatkan vaksin kanker serviks hingga usia 26 tahun, ia tetap bisa mendapatkan vaksin tersebut secara lengkap. Namun, pemberian vaksin harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Sebenarnya tidak hanya wanita, pria pun dapat memperoleh manfaat dari vaksin ini, karena virus HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus, serta kanker tenggorokan.

Berbagai Jenis Vaksin Kanker Serviks

Ada banyak varian virus HPV dan beberapa di antaranya dapat menyebabkan kanker serviks. Oleh karena itu, vaksin kanker serviks juga tersedia dalam beberapa jenis, disesuaikan dengan varian virus HPV.

Berikut adalah beberapa jenis vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah kanker serviks:

Vaksin Cervarix

Vaksin Cervarix digunakan untuk mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV-16 dan HPV-18. Vaksin ini bisa diberikan kepada wanita berusia 9–25 tahun.

Vaksin Gardasil

Vaksin Gardasil digunakan untuk mencegah kanker serviks, kanker vulva, serta kanker pada vagina dan anus. Selain mencegah infeksi yang disebabkan oleh HPV-16 dan HPV-18, vaksin ini juga bisa mencegah infeksi varian virus HPV-6 dan HPV-11 yang menyebabkan kutil kelamin.

Pemberian vaksin ini dapat dilakukan pada pria maupun wanita usia 9–26 tahun.

Vaksin Gardasil 9

Cakupan pencegahan infeksi HPV dari vaksin ini lebih luas daripada vaksin Gardasil sebelumnya, yaitu mencakup HPV-31, HPV-33, HPV-45, HPV-52, dan HPV-58 yang juga merupakan penyebab kanker serviks. Pemberian vaksin ini dapat dilakukan pada pria maupun wanita usia 9–45 tahun.

Risiko Efek Samping Vaksin Kanker Serviks

Vaksin kanker serviks dapat menyebabkan efek samping yang umumnya terjadi sementara dan tergolong ringan. Beberapa efek samping yang sering dikeluhkan adalah bengkak, nyeri, dan kemerahan di area suntikan, serta sakit kepala.

Tak hanya itu, ada juga sebagian orang yang mengalami efek samping berupa demam, mual, serta rasa sakit di sekitar lengan, tangan atau kaki, hingga muncul ruam yang gatal.

Dalam kasus yang jarang terjadi, vaksin kanker serviks bisa memicu reaksi alergi parah atau alergi anafilaksis yang ditandai dengan sesak napas.

Selain dengan vaksin HPV, ada beberapa langkah pencegahan lain yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terserang kanker serviks, seperti berhubungan seks aman menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan, tidak merokok, serta rutin menjalani pap smear untuk memantau kesehatan serviks.

Bila ingin memperoleh vaksin kanker serviks, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui jadwal yang tepat untuk Anda dan efek samping apa saja yang perlu diwaspadai.