Diagnosis radang amandel diawali dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat langsung kondisi tenggorokan dan leher pasien. Dokter juga akan memeriksa telinga dan hidung, terutama jika diduga telah terjadi abses pada amandel.

Pada saat pemeriksaan fisik, pasien akan diminta untuk membuka mulut dengan lebar. Dokter akan menggunakan alat bantu seperti senter dan sendok kecil untuk menekan lidah pasien secara perlahan ke arah bawah, agar tenggorokan pasien bisa lebih jelas terlihat.

Selanjutnya, dokter akan meraba leher pasien untuk mendeteksi pembengkakan pada kelenjar getah bening. Dokter juga akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan proses pernapasan pasien.

Jika diperlukan, dokter akan melanjutkan proses diagnosis dengan melakukan tes di bawah ini:

Pemeriksaan swab atau usap tenggorokan

Dokter akan menyeka (swab) bagian belakang tenggorokan pasien menggunakan alat khusus, untuk mengambil sampel cairan. Sampel tersebut kemudian diteliti lebih lanjut di laboratorium, agar kuman yang menjadi penyebab tonsilitis terdeteksi.

Tes darah

Tes ini dilakukan dengan mengambil darah pasien untuk kemudian diuji di laboratorium. Selain untuk mendiagnosis radang amandel, tes darah juga dapat memeriksa kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.