Cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penanganan penumpukan cairan di paru-paru (edema paru) ini perlu disesuaikan dengan kondisi yang menjadi penyebab penumpukan cairan di paru-paru.

Cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot umumnya dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan menjalani gaya hidup sehat. Salah satu gejala penumpukan cairan di paru-paru adalah sering mengalami sesak napas atau napas terasa lebih berat. Kondisi ini bisa membuat penderitanya merasa seakan seperti tercekik dan bisa menjadi makin parah saat berbaring.

4 Cara Menghilangkan Cairan di Paru-paru Tanpa Sedot - Alodokter

Normalnya, paru-paru mengambil oksigen dari udara yang dihirup dan memasukkannya ke dalam aliran darah sambil mengeluarkan racun karbon dioksida. Namun, ketika cairan memenuhi paru-paru, oksigen tidak bisa masuk ke aliran darah dan bisa membuat tubuh kekurangan oksigen.

Selain sesak napas, penumpukan cairan di paru-paru juga menyebabkan batuk-batuk, detak jantung yang tidak teratur, napas terengah-engah, dan kelelahan. Kondisi ini perlu ditangani secepatnya agar tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Oleh karena itu, penumpukan cairan di paru-paru, khususnya yang sudah parah, biasanya perlu ditangani di rumah sakit. 

Cara Menghilangkan Cairan di Paru-paru Tanpa Sedot

Untuk menghilangkan cairan di paru-paru, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik dan tes tertentu, seperti Rontgen dada, USG jantung (ekokardiografi), tes darah, atau elektrokardiogram (EKG).

Setelah penyebab munculnya cairan di paru-paru dan tingkat keparahannya diketahui, dokter akan memberikan penanganan. Bila tidak terlalu parah, penumpukan cairan di paru-paru bisa dilakukan tanpa sedot. Berikut ini adalah beberapa cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot yang biasanya direkomendasikan oleh dokter:

1. Obat diuretik

Obat diuretik adalah obat yang berfungsi untuk membuang cairan berlebih yang menumpuk di dalam tubuh. Obat ini cukup sering digunakan sebagai cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot.

Diuretik bekerja dengan cara membuat pasien lebih banyak buang air kecil, sehingga cairan berlebihan di paru-paru bisa berkurang. Dengan begitu, kerja paru-paru serta jantung bisa lebih efektif dan sesak napas pun berkurang.

Selain dalam bentuk obat minum, diuretik juga bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau infus. Jenis diuretik yang umum digunakan untuk mengeluarkan penumpukan cairan di paru-paru adalah furosemide

2. Obat tekanan darah

Dokter juga biasanya akan merekomendasikan cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot dengan memberikan obat penurun tekanan darah, seperti nitrogliserin dan nitroprusside. 

Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, sehingga mengurangi tekanan dan jumlah cairan yang masuk ke jantung dan paru-paru. Obat ini juga bisa meringankan beban kerja jantung, sehingga bisa digunakan pada kasus cairan menumpuk di paru-paru akibat gangguan jantung.

3. Obat untuk gagal jantung

Gagal jantung adalah penyebab umum dari edema atau penumpukan cairan di paru-paru. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak mampu lagi memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan tekanan berlebih pada pembuluh darah di paru-paru dan membuat pembuluh darah tersebut mengeluarkan cairan berlebih.

Nah, cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot untuk kondisi ini bisa dengan penggunaan obat inotropik. Obat ini diberikan melalui infus untuk penderita gagal jantung yang cukup parah di rumah sakit. Inotropik berfungsi untuk memperbaiki fungsi jantung dan mengontrol tekanan darah, sehingga cairan di paru-paru bisa berkurang.

4. Antibiotik

Bila penumpukan cairan di paru-paru disebabkan oleh infeksi atau peradangan paru-paru (pneumonia), penanganan yang umumnya diberikan adalah dengan obat antibiotik. Pada kondisi ini, paru-paru terinfeksi bakteri sehingga cairan menumpuk di kantung udara (alveoli). 

Jenis antibiotik yang digunakan umumnya akan disesuaikan dengan kuman penyebab pneumonia. Oleh karena itu, dosis dan jenis antibiotik yang digunakan harus disesuaikan dengan resep dokter.

Selain dengan obat-obatan, penting juga untuk melakukan beberapa cara berikut ini untuk mengurangi cairan di paru-paru:

  • Kontrol tekanan darah dengan minum obat sesuai resep dan periksa tekanan darah secara teratur.
  • Kelola kondisi medis lain yang diderita, misalnya mengontrol kadar gula bila menderita diabetes.
  • Hindari berada di ketinggian untuk mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah.
  • Batasi asupan cairan sesuai anjuran dari dokter.
  • Berhenti merokok.
  • Kurangi asupan garam, gula, dan lemak jenuh.
  • Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Jaga berat badan tetap ideal.
  • Olahraga secara rutin minimal 150 menit dalam seminggu. Jenis dan intensitas olahraga perlu disesuaikan dengan anjuran dokter. 

Cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot memang kerap menjadi pilihan karena umumnya lebih aman dan nyaman bagi pasien. Namun, jika tidak kunjung membaik atau cairan masih terus menumpuk di paru-paru, kondisi ini biasanya perlu ditangani dengan tindakan medis, misalnya dengan penyedotan cairan di paru-paru. 

Pilihan cara menghilangkan cairan di paru-paru tergantung pada tingkat keparahannya, apakah perlu disedot atau tanpa sedot. Nantinya, dokter bisa mempertimbangkan manfaat dan risikonya sesuai dengan kondisi Anda.

Sementara itu, untuk kondisi yang cukup parah atau disertai gagal napas, pasien yang mengalami penumpukan cairan di paru-paru bisanya perlu mendapatkan bantuan napas dengan mesin ventilator.

Jika Anda mengalami gejala edema paru-paru yang mendadak, seperti sulit bernapas, batuk berdarah, mengi, jantung berdetak cepat, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit terdekat atau minta bantuan orang di sekitar untuk diantarkan berobat. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan cara menghilangkan cairan di paru-paru tanpa sedot atau dengan sedot.