Penggunaan obat HIV bertujuan untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh penderita, bukan menyembuhkannya. Makin sedikit jumlah virus, risiko terjadinya penularan makin rendah dan kerusakan sel imun pun makin sedikit. Dengan begitu, penderitanya tidak mudah terserang infeksi.

HIV merupakan virus yang menyerang sel kekebalan tubuh, tepatnya sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang berperan dalam menghancurkan berbagai virus, jamur, dan bakteri penyebab penyakit.

4 Jenis Obat HIV untuk Meredakan Gejala dan Mencegah Penularan - Alodokter

Hingga saat ini, tidak ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit HIV. Langkah pengobatan hanya dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan virus, meningkatkan kekebalan tubuh, memperlambat atau menghentikan gejala, serta mencegah penularan ke orang lain. Kumpulan obat HIV ini disebut obat antiretroviral atau ARV.

Konsumsi obat HIV dilakukan seumur hidup dan tidak boleh terlewat satu dosis pun. Jika hal ini sering terjadi, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi obat atau virus menjadi kebal terhadap obat dan khasiat obat pun menurun.

Berbagai Jenis Obat HIV

Obat HIV dapat dikombinasikan dengan obat lain untuk meningkatkan efektivitasnya sesuai petunjuk dokter. Berikut ini adalah berbagai jenis obat HIV:

1. NRTI (nucleoside reverse transcriptase inhibitors)

NRTI merupakan salah satu obat HIV. Obat ini bekerja dengan cara memblokir enzim yang dibutuhkan HIV untuk menggandakan diri atau berkembang biak.

Virus HIV menyerang sel dalam tubuh yang disebut CD4. Setelah HIV memasuki sel CD4, virus akan dengan mudah menggandakan diri. Untuk melakukan hal ini, dibutuhkan enzim yang disebut reverse transcriptase. Beberapa nama obat HIV golongan NRTI meliputi:

  • Abacavir
  • Emtricitabine
  • Lamivudine
  • Stavudine
  • Tenofovir alafenamide
  • Tenofovir disoproxil fumarate
  • Zidovudine

2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors)

Obat HIV jenis NNRTI memiliki cara kerja yang hampir sama dengan NRTI, yaitu dengan memblokir aktivitas enzim reverse trancriptase. Bedanya, golongan obat NNRTI tidak mengandung nukleosida.

Baik NNRTI maupun NRTI umumnya digunakan secara bersamaan untuk menunjang kinerja keduanya dalam menghambat pertumbuhan virus. Ada beberapa nama obat NNRTI, yaitu:

  • Evafirenz
  • Nevirapin
  • Rilpivirin

3. PI (protease inhibitors)

Obat HIV golongan ini bekerja dengan cara menghambat enzim protease. Protease sendiri merupakan enzim yang dibutuhkan untuk membantu proses pencernaan atau penyembuhan luka.

Namun, protease juga senyawa yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri. Dengan mengonsumsi obat HIV golongan penghambat protease, perkembangbiakan virus dapat dicegah.

Dengan begitu jumlah virus dalam tubuh akan menurun dan mengurangi gejala yang muncul. Beberapa nama obat HIV golongan penghambat protease adalah lopinavir dan ritonavir.

4. INSTI (integrase strand transfer inhibitors)

INSTI adalah jenis obat HIV terbaru yang sudah tersedia di Indonesia. Nama obat golongan INSTI yang ada di Indonesia adalah dolutegravir.

INSTI bekerja dengan cara memblokir integrase, yaitu enzim yang dibutuhkan virus HIV untuk masuk ke dalam DNA sel yang sehat. Obat ini mencegah virus HIV menggandakan diri, sehingga dapat mengurangi gejala.

Obat HIV di atas ada yang tersedia dalam kombinasi obat pada 1 tablet, ada juga obat yang terpisah-pisah. Kombinasi obat ini diberikan sesuai dengan arahan dari dokter dan sesuai dengan kondisi medis penderita, misalnya kehamilan atau adanya infeksi penyerta seperti tuberkulosis (TB).

Cara terbaik untuk mencegah gejala dan komplikasi HIV adalah dengan mempertahankan jadwal konsumsi obat HIV yang diresepkan dokter tanpa terlewat satu dosis pun. Meski tidak menyembuhkan, ada beberapa manfaat obat HIV, yaitu:

  • Memperkuat sistem kekebalan tubuh
  • Mengurangi kemungkinan infeksi penyakit
  • Mengurangi risiko kebal terhadap obat HIV
  • Mengurangi kemungkinan penularan HIV ke orang lain

Manfaat obat HIV juga dapat menurunkan risiko terjadinya beberapa penyakit, seperti:

  • Infeksi virus, seperti herpes zoster
  • Infeksi bakteri, seperti tuberkulosis atau pneumonia
  • Infeksi jamur, seperti candidiasis oral
  • Infeksi parasit, seperti toksoplasmosis

Selain mengonsumsi obat HIV, penderita juga perlu melakukan pemeriksaan jumlah virus dalam darah (viral load) dan tes hitung sel CD4 secara berkala guna memantau hasil pengobatan.

Dengan mengonsumsi obat HIV seumur hidup diharapkan dapat menekan jumlah virus dalam tubuh penderita, sehingga mampu menekan kerusakan sel CD4. Selain itu, obat HIV juga dapat mencegah infeksi berbagai penyakit.

Obat HIV hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Oleh karea itu, jika ada orang yang mengalami berbagai gejala HIV, segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui diagnosisnya dan mendapat penanganan yang tepat.