Orang yang memiliki kerpribadian introvert sering kali dianggap sebagai sosok yang pemalu dan tidak suka bersosialisasi. Padahal, hal tersebut belum tentu benar, lho. Ada beberapa mitos kepribadian introvert yang perlu diluruskan dan penting diketahui.
Introvert merupakan tipe kepribadian yang lebih fokus pada perasaan dan pikiran yang berasal dari dalam diri. Orang dengan ciri kepribadian introvert, seperti kepribadian INFP atau INFJ maupun INTP, cenderung mengisi ulang energinya saat mereka sendirian.
Hal ini bertolak belakang dengan orang-orang berkepribadian ekstrovert yang bisa merasa lebih semangat dan berenergi saat berinteraksi dengan orang lain.
Mitos tentang Kepribadian Introvert
Tidak sedikit orang yang masih menyalahartikan kepribadian introvert, sehingga salah paham dan sulit berinteraksi dengan orang yang memiliki kepribadian ini.
Oleh karena itu, berikut adalah beberapa mitos seputar kepribadian introvert yang perlu diluruskan:
1. Orang introvert tidak suka bersosialisasi
Meski lebih suka menyendiri, bukan berarti orang introvert tidak suka bersosialisasi. Seorang introvert tentu bisa memiliki hubungan dengan orang lain dan mampu bersosialisasi secara baik.
Namun, berbeda dengan orang ekstrovert yang cenderung memiliki lingkup pertemanan yang cukup luas dan bisa dekat dengan siapa saja, orang introvert biasanya lebih memilih untuk mementingkan kualitas hubungan dan dekat dengan segelintir orang saja.
Jika orang ekstrovert bisa mudah untuk curhat ke semua teman-temannya, orang introvert mungkin lebih memilih untuk mencurahkan segala perhatian dan keluh kesannya hanya pada teman dekatnya yang mereka percayai.
2. Orang introvert sudah pasti pemalu
Walau lebih terlihat pendiam, bukan berarti orang introvert itu pemalu dan tidak percaya diri. Banyak orang introvert yang senang berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.
Hanya saja, orang introvert lebih memilih untuk mengenal seseorang terlebih dahulu sebelum terlibat dalam banyak percakapan. Ia juga merasa tidak harus berbicara jika memang tidak perlu.
Kadang kala, orang introvert lebih suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Bagi orang lain, sikap ini mungkin sangat membosankan. Padahal, orang introvert memang lebih senang mengobservasi hal-hal di sekitarnya.
3. Orang introvert merasa tidak bahagia
Mitos ini tentu tidak benar. Kebahagiaan seseorang tidak bisa diukur dari tipe kepribadiannya semata. Orang-orang introvert tetap bisa bahagia, kok, asalkan mereka memang merasa nyaman dan bisa menerima diri sendiri.
Karena sifatnya yang unik, sebagian orang menganggap kepribadian introvert yang cenderung dingin sebagai hal yang tidak normal dan perlu diatasi. Padahal, tidak ada yang salah dengan hal ini.
4. Orang introvert berisiko mengalami gangguan mental
Mitos lain yang melekat pada kepribadian introvert adalah lebih berisiko mengalami gangguan mental. Hal ini tentu tidak benar. Risiko seseorang menderita gangguan mental tidak bisa dinilai hanya dari jenis kepribadiannya.
Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah kejiwaan, mulai dari trauma psikologis, tingkat stres, gaya hidup, hingga riwayat gangguan jiwa di keluarga.
Itulah mitos seputar kepribadian introvert yang perlu diketahui. Jadi, jangan salah kaprah lagi, ya.
Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang unik, terlepas dari tipe kepribadian mereka yang introvert atau ekstrovert. Daripada membandingkan tipe kepribadian mana yang lebih baik, yang terpenting adalah kemampuan untuk bisa menerima setiap perbedaan sekaligus mencintai diri sendiri.
Sikap ini akan membuatmu lebih mudah untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain dan memiliki rasa percaya diri atau self-esteem yang baik.
Jika kamu merasa perlu berkonsultasi mengenai kesulitan-kesulitan yang kamu hadapi sebagai seorang introvert atau kamu belum mampu melihat dan menyadari potensi yang ada pada dirimu, jangan sungkan untuk bertanya kepada psikolog.