Obat pusing dapat dikonsumsi untuk meringankan kliyengan atau sensasi seperti berputar, meskipun keluhan tersebut umumnya tidak berbahaya dan dapat membaik dengan sendirinya. Namun, konsumsi obat pusing perlu disesuaikan dengan penyebab dan gejala yang dialami.

Pusing digambarkan sebagai sensasi seperti berputar, melayang, ketidakstabilan, kehilangan keseimbangan, atau merasa akan pingsan. Keluhan ini dapat disertai dengan mual, dan biasa dipicu atau diperburuk saat berjalan, berdiri, maupun menggerakkan kepala.

5 Jenis Obat Pusing yang Ampuh - Alodokter

Mengonsumsi obat pusing dapat dilakukan untuk meredakan berbagai keluhan tersebut.

Penyebab Pusing

Pusing bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari kondisi atau penyakit tertentu. Gangguan telinga merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami pusing yang disertai sensasi berputar (vertigo).

Selain itu, pusing juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini:

  • Mabuk perjalanan
  • Anemia
  • Migrain
  • Dehidrasi
  • Infeksi
  • Tekanan darah yang menurun dengan drastis
  • Gula darah rendah (hipoglikemia)
  • Penyakit kardiovaskular, seperti kardiomiopati, aritmia, serangan jantung, dan stroke
  • Penyakit saraf, seperti penyakit Parkinson dan multiple sclerosis
  • Konsumsi obat-obatan tertentu

Ragam Obat Pusing yang Ampuh

Saat Anda mengalami pusing, hindari melakukan perubahan posisi secara mendadak agar tubuh tidak terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Duduk atau berbaringlah sejenak jika Anda merasa pusing.

Untuk meredakan keluhan, Anda dapat mengonsumsi obat pusing. Namun, karena kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak kondisi, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter telebih dulu guna mendapatkan saran mengenai pilihan obat pusing yang sesuai dengan kondisi Anda.

Berikut adalah beberapa pilihan obat pusing sesuai dengan penyebabnya:

1. Diuretik

Diuretik adalah obat untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini dapat diberikan jika pusing disebabkan oleh penyakit Meniere.

Penyakit Meniere terjadi ketika telinga bagian dalam mengalami kelainan, sehingga menimbulkan beberapa keluhan termasuk pusing dan gangguan pendengaran.

Pemberian diuretik biasanya dibarengi dengan saran untuk membatasi konsumsi garam. Contoh obat pusing berupa diuretik adalah furosemide, acetazolamide, hydrochlorothiazide, dan indapamide.

2. Antihistamin

Antihistamin dikenal sebagai kelompok obat untuk mengatasi alergi. Namun, obat ini juga dapat digunakan sebagai obat pusing yang disertai dengan mual dan muntah, seperti pusing yang disebabkan oleh mabuk perjalanan. Antihistamin mudah didapatkan di apotek tanpa memerlukan resep dokter.

Anda tidak disarankan untuk berkendara atau mengoperasikan alat berat saat mengonsumsi obat pusing ini karena dapat mengakibatkan kantuk. Antihistamin yang diberikan untuk mengatasi pusing di antaranya adalah meclizine, diphenhydramine, dan betahistine.

3. Antikolinergik

Selain sebagai obat pusing, antikolinergik juga dapat digunakan untuk mengatasi inkontinensia urine, asma, diare, hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Meski banyak kegunaannya, obat ini tidak disarakankan untuk dikonsumsi oleh lansia karena dapat menurunkan fungsi kognitif. Selain itu, obat pusing ini juga dapat mengakibatkan kantuk.

Antikolinergik yang umumnya diberikan sebagai obat pusing adalah scopolamine. Obat ini tersedia dalam bentuk plester.

4. Anticemas

Obat anticemas, seperti diazepam, lorazepam, dan alprazolam, dapat diresepkan sebagai obat pusing jika mengalami keluhan pusing yang disebabkan oleh gangguan kecemasan. Namun, penggunaan obat ini hanya diberikan di bawah pengawasan dokter.

5. Obat migrain

Jika pusing disebabkan oleh migrain, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, aspirin, dan naproxen. Kombinasi obat yang mengandung aspirin, paracetamol, dan kafein juga dinilai efektif dalam mengurangi pusing akibat migrain ringan.

Migrain juga dapat diatasi dengan berbagai obat dari kelas obat yang berbeda, seperti antidepresan, penghambat beta, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), benzodiazepine, domperidone, atau antagonis kalsium.

Selain mengonsumsi obat pusing, ada terapi yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi gejala pusing, seperti terapi perubahan posisi kepala (manuver Epley) untuk pusing akibat vertigo, terapi keseimbangan, dan psikoterapi.

Pada kondisi pusing yang tidak membaik dengan mengonsumsi obat pusing atau terapi, dokter mungkin menyarankan operasi labirintektomi atau menyuntikkan antibiotik gentacimin ke dalam telinga.

Pusing dapat dicegah dengan mencukupi kebutuhan cairan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur yang cukup, menghindari stres, serta menghindari perubahan posisi secara tiba-tiba.

Pusing yang berulang atau berkepanjangan perlu diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Jika Anda menderita pusing yang disertai dengan sesak napas, nyeri dada, penglihatan ganda, kesulitan berjalan, mati rasa, kejang, atau bahkan kehilangan kesadaran, segeralah pergi ke IGD di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.