Selain kelainan bawaan lahir, beberapa kondisi medis atau penyakit tertentu juga bisa menjadi penyebab hidrosefalus. Kondisi ini memang umumnya terjadi pada bayi, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya dan biasanya akibat infeksi atau kerusakan di otak.  

Pada kebanyakan kasus, penyebab hidrosefalus tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor bisa menyebabkan seseorang terkena hidrosefalus, mulai dari kelahiran prematur, infeksi selama masa kehamilan, hingga cedera atau infeksi pada otak.

6 Penyebab Hidrosefalus dan Gejala yang Dapat Menyertainya - Alodokter

Hidrosefalus dapat terjadi ketika adanya penumpukan cairan di rongga otak. Cairan berlebih ini bisa memberikan tekanan pada otak dan membuat ukuran kepala menjadi besar.

Berbagai Penyebab Hidrosefalus

Penyebab dari hidrosefalus sendiri beragam. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:

1. Kelainan kongenital

Kelainan kongenital atau kelainan bawaan yang cukup sering menimbulkan hidrosefalus pada bayi baru lahir adalah spina bifida. Presentase bayi penderita spina bifida untuk terkena hidrosefalus adalah sekitar 15–25%.

Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang belakang keluar hingga menonjol keluar kulit bayi. Bila dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan kematian sehingga spina bifida perlu diatasi dengan operasi penutupan lubang di tulang belakang dan pemantauan untuk mencegah hidrosefalus.

2. Komplikasi kelahiran prematur

Bayi prematur berisiko lebih tinggi terkena hidrosefalus karena organ tubuhnya belum berkembang secara sempurna. Hal ini membuat komplikasi kelahiran prematur yang memicu hidrosefalus dapat mengintai. Salah satu komplikasi yang bisa memicu bayi prematur terkena hidrosefalus adalah perdarahan otak.

Perdarahan yang terjadi di otak bisa menyebabkan terbentuknya gumpalan darah yang menyumbat aliran cairan di otak atau cairan serebrospinal. Kondisi ini akhirnya dapat menyebabkan penumpukan cairan, sehingga memicu hidrosefalus.

3. Infeksi yang terjadi selama kehamilan

Infeksi yang terjadi selama kehamilan, seperti rubella atau sifilis, bisa membuat bayi berisiko terkena hidrosefalus. Pasalnya, infeksi ini bisa menyebabkan terjadinya peradangan pada jaringan otak janin sehingga bayi dapat mengalami hidrosefalus saat lahir.

4. Kerusakan otak

Penyebab hidrosefalus berikutnya adalah kerusakan otak, baik akibat penyakit stroke maupun cedera kepala berat. Pasalnya, kedua kondisi ini bisa memicu perdarahan dalam otak sehingga jaringan otak menyusut dan membuat rongga di sekitarnya menjadi lebih besar.

5. Tumor otak

Hidrosefalus juga bisa dipicu oleh tumor otak. Ini karena jaringan tumor yang ada di otak dapat menghalangi aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan penumpukan cairan di otak, sehingga penderitanya bisa mengalami hidrosefalus.

6. Meningitis

Meningitis merupakan penyakit yang terjadi akibat peradangan atau infeksi pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang atau disebut juga selaput meningen.

Meningitis yang tidak diatasi dengan baik bisa menyebabkan hidrosefalus, karena infeksi yang terjadi akan memicu iritasi di jaringan otak dan penumpukan cairan di dalam rongganya.

Itulah beberapa penyebab hidrosefalus yang perlu Anda ketahui. Saat terkena hidrosefalus, seseorang mungkin mengalami gejala yang berbeda karena gejala penyakit ini cenderung sangat bervarisi.

Pada bayi dan anak, selain kepala yang membesar, hidrosefalus juga bisa memicu gejala lain, seperti muntah, kejang, mudah kantuk, dan gangguan tumbuh kembang. Sementara pada orang dewasa, gejala yang muncul dapat berupa sulit berjalan, hilang keseimbangan, sakit kepala, dan hilang ingatan.

Segeralah berobat ke dokter jika gejala tersebut Anda rasakan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemeriksaan penunjang lain, seperti CT Scan atau MRI guna mengetahui penyebab dari keluhan tersebut.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan Anda terdiagnosis hidrosefalus, dokter akan mengatasinya sesuai penyebab hidrosefalus. Jika penumpukan cairan akibat infeksi bakteri, dokter dapat memberikan obat-obatan seperti antibiotik.

Selain itu, penumpukan cairan di otak juga bisa mengganggu fungsi otak, misalnya untuk mengingat dan berpikir. Biasanya, selain penanganan dengan prosedur medis, dokter mungkin akan menganjurkan penderitanya untuk mengonsumsi obat-obatan dan menjalani fisioterapi untuk mengembalikan fungsi otaknya.

Apabila penyebab hidrosefalus akibat kelainan bawaan lahir atau kerusakan otak, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan medis seperti operasi pemasangan shunt atau endoscopic third ventriculostomy (ETC) untuk mengeluarkan cairan berlebih yang ada di otak.