Perbedaan hidung normal dan polip penting untuk dikenali agar Anda dapat lebih waspada terhadap perubahan pada saluran pernapasan. Mengenali perbedaan kondisi ini sejak dini dapat membantu Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Hidung berperan sebagai jalan masuk udara dan penyaring kotoran sebelum udara mencapai paru-paru. Namun, fungsinya bisa terganggu oleh kondisi tertentu, salah satunya adalah polip. Perbedaan hidung normal dan polip tidak selalu mudah dikenali karena gejalanya sering kali menyerupai pilek biasa.

6 Perbedaan Hidung Normal dan Polip yang Perlu Diketahui - Alodokter

Meski demikian, ada beberapa ciri khas yang dapat membedakan hidung normal dan polip, sehingga Anda bisa lebih meminimalkan risiko terjadinya perburukan kondisi.

Berbagai Perbedaan Hidung Normal dan Polip

Berikut ini adalah beberapa perbedaan hidung normal dan polip yang perlu diketahui:

1. Rongga hidung

Pada hidung normal, rongga hidung tampak bersih tanpa adanya benjolan atau jaringan yang menonjol. Permukaan dinding hidung terlihat mulus dan tidak ditemukan perubahan warna atau pertumbuhan jaringan asing, sehingga proses pernapasan berjalan lancar.

Sebaliknya, pada polip hidung, akan ditemukan benjolan lunak mirip tetesan air yang tumbuh di dalam rongga hidung atau sinus. Polip ini biasanya berwarna keabu-abuan atau kemerahan dan tidak terasa nyeri saat disentuh. Kehadiran benjolan inilah yang sering membuat hidung terasa tidak nyaman atau tersumbat.

2. Proses pernapasan

Perbedaan hidung normal dan polip lainnya juga terletak pada proses pernapasan. Pada kondisi hidung normal, udara dapat keluar masuk dengan lancar tanpa hambatan. Seseorang jarang merasakan hidung tersumbat, bahkan saat beraktivitas berat atau tidur, sehingga kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari tetap terjaga.

Namun, jika terdapat polip di hidung, penyumbatan hampir selalu terjadi. Efeknya, pernapasan terasa berat sehingga menyebabkan bernapas melalui mulut atau bahkan dapat muncul suara dengkuran saat tidur. Kondisi ini bisa berlangsung lama atau berulang, meski sudah diobati.

3. Warna dan tekstur lendir

Hidung normal menghasilkan lendir berwarna bening, jumlahnya sedikit, dan hanya berfungsi untuk menjaga kelembapan serta membantu menyaring debu atau kuman yang masuk. Lendir ini tidak mengganggu pernapasan dan biasanya tidak terlihat berlebihan.

Pada hidung dengan polip, produksi lendir cenderung meningkat. Lendir sering kali lebih kental, bahkan bisa berwarna kekuningan atau kehijauan karena terjadinya infeksi atau peradangan. Kondisi ini membuat hidung meler dan sulit dibersihkan.

4. Struktur hidung

Struktur hidung juga menjadi salah satu perbedaan hidung normal dan polip. Pada hidung normal, tidak ada perubahan pada bentuk atau posisi hidung, baik yang dirasakan dari dalam maupun dilihat dari luar. Tulang dan dinding hidung tetap kuat serta tidak ditemukan tanda iritasi atau peradangan.

Sebaliknya, polip hidung kadang dapat menimbulkan mimisan, terutama bila ukurannya besar dan menekan pembuluh darah di sekitar rongga hidung. Selain itu, polip juga dapat menyebabkan nyeri di sekitar dahi, pipi, atau gigi atas akibat tekanan pada sinus, sehingga membuat penderitanya merasa tidak nyaman.

5. Fungsi indera penciuman

Seseorang dengan hidung normal umumnya tidak mengalami keluhan, seperti pilek berkepanjangan, penurunan penciuman, atau nyeri pada bagian wajah. Indera penciuman juga berfungsi secara maksimal, sehingga mudah membedakan berbagai aroma di sekitarnya.

Polip hidung dapat menyebabkan kemampuan mencium bau menurun secara bertahap atau bahkan hilang sama sekali (anosmia). Akibatnya, penderita sulit mendeteksi bau makanan atau lingkungan, yang bisa berdampak pada nafsu makan dan keamanan, misalnya tidak menyadari bau asap atau gas.

6. Risiko terkena infeksi

Hidung normal jarang terkena infeksi pada saluran sinus karena aliran lendir dan udara berjalan lancar. Fungsi filter dan pertahanan alami hidung bekerja secara optimal, sehingga risiko infeksi tetap rendah.

Pada hidung yang memiliki polip, saluran sinus kerap terhalang sehingga mudah terjadi penumpukan lendir. Hal ini membuat bakteri atau virus lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan infeksi sinus (sinusitis) yang berulang. Alhasil, penderita sering mengalami nyeri kepala, demam ringan, atau tekanan di wajah.

Dengan memahami perbedaan hidung normal dan polip, Anda dapat lebih waspada terhadap gejala awal yang mungkin timbul. Menjaga kebersihan hidung, menghindari paparan iritan, dan segera memeriksakan diri jika ada keluhan yang tidak biasa merupakan langkah sederhana untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan Anda.

Meski polip hidung tidak bersifat ganas, kondisi ini dapat menurunkan kenyamanan dan kualitas hidup jika tidak segera ditangani. Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter THT sangat dianjurkan jika Anda mengalami tanda atau gejala yang menyerupai polip hidung.

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami hidung tersumbat yang tak kunjung membaik, kehilangan penciuman, atau muncul benjolan di dalam hidung. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk memastikan diagnosis serta menentukan penanganan yang sesuai. 

Jika gejalanya tergolong ringan dan Anda masih ragu mengenai perbedaan hidung normal dan polip, manfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di ALODOKTER. Namun, jika keluhan berat atau sering berulang, sebaiknya buat janji konsultasi langsung dengan dokter THT agar Anda bisa mendapatkan pemeriksaan fisik dan penanganan yang lebih lengkap.