Efek samping morfin bisa bermacam-macam, mulai dari yang ringan hingga berat, tergantung pada dosis dan jangka waktu penggunaannya. Makin tinggi dosis morfin, makin besar kemungkinan seseorang mengalami efek samping yang berat.
Morfin adalah obat pereda nyeri yang kuat. Dalam dunia medis, morfin bisa digunakan untuk meredakan nyeri sedang hingga berat karena berbagai kondisi, seperti efek samping pengobatan kanker atau kemoterapi, operasi, atau cedera parah.
Morfin tergolong obat analgesik (antinyeri) jenis opioid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sinyal rasa nyeri menuju ke otak, sehingga menghasilkan efek pereda nyeri sekaligus efek tenang. Dengan begitu, tubuh menjadi lebih rileks dan tidak merasakan nyeri.
Berdasarkan undang-undang tentang narkotika di Indonesia, morfin termasuk narkotika golongan 2 yang penggunaannya harus sesuai resep dan pemantauan dokter.
Efek Samping Morfin yang Umum Terjadi
Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, morfin memang bermanfaat dalam mengurangi rasa nyeri. Namun, obat ini dapat menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari yang ringan hingga berat. Efek samping ini tergantung pada beberapa faktor, seperti dosis obat dan berapa lama obat digunakan.
Berikut ini adalah efek samping morfin yang umum terjadi:
1. Sembelit
Sembelit merupakan efek samping morfin yang paling sering terjadi. Efek samping ini terjadi pada hampir setiap orang yang mengonsumsi morfin. Kondisi ini dapat terjadi karena morfin merangsang reseptor tertentu di dalam sistem pencernaan, sehingga menghambat proses pengosongan lambung dan mengurangi pergerakan usus.
2. Mual dan muntah
Efek samping umum lainnya dari penggunaan morfin adalah mual dan muntah. Keluhan ini dapat terjadi karena sinyal di area otak, yaitu zona pemicu kemoreseptor (CTZ), bereaksi terhadap morfin sehingga memicu terjadinya mual dan muntah.
Tingkat keparahan mual dan muntah pada setiap pasien bisa berbeda, tergantung pada dosis morfin yang digunakan.
3. Gangguan pernapasan
Efek samping morfin lainnya yang mungkin terjadi adalah membuat laju pernapasan menjadi lebih lambat, terutama saat mengeluarkan napas. Ini berkat kemampuan morfin dalam mengikat reseptor di otak yang mengontrol pernapasan.
Efek samping ini terkadang bisa membuat penderitanya merasa sesak napas. Jika dosisnya berlebihan, morfin bahkan bisa menyebabkan gagal napas.
4. Mulut kering
Mulut kering juga merupakan efek samping umum yang dapat terjadi pada orang yang menggunakan morfin. Pasalnya, obat ini dapat menekan produksi air liur. Kondisi ini bisa terjadi karena morfin memengaruhi sistem saraf pusat di otak yang berhubungan dengan produksi air liur.
5. Sering mengantuk
Ini merupakan salah satu efek samping morfin yang umum terjadi. Morfin merupakan salah satu obat yang memiliki efek sedatif (penenang), sehingga bisa menyebabkan kantuk.
Efek obat ini biasanya akan muncul selama morfin masih bekerja di dalam tubuh. Setelah morfin berhenti digunakan, efek samping ini pun biasanya akan menghilang.
6. Kecanduan
Efek samping morfin yang satu ini umumnya terjadi pada orang yang menggunakan morfin dalam jangka waktu yang panjang. Penggunaan morfin dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi. Hal ini juga cukup sering terjadi pada kasus penyalahgunaan morfin.
Efek samping morfin ini dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatur emosi secara normal dan cara berpikirnya. Jika tidak ditangani, hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan berdampak pada berbagai aspek hidup penderitanya.
Selain itu, penyalahgunaan morfin juga bisa berisiko menimbulkan gangguan mental lainnya, seperti gangguan cemas dan depresi.
7. Halusinasi
Terkadang, morfin juga bisa menimbulkan halusinasi. Efek samping morfin ini bisa membuat penggunanya mendengar suara atau melihat sesuatu, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak nyata. Efek samping ini umumnya hanya berlangsung singkat dan tidak akan muncul lagi ketika pemakaian morfin dihentikan.
Namun, pada kasus tertentu, halusinasi bisa muncul kembali pada pengguna morfin yang mengalami kecanduan atau bahkan overdosis.
Selain beberapa efek samping umum di atas, penggunaan morfin juga bisa menimbulkan efek samping lainnya, seperti:
- Detak jantung tidak teratur
- Pusing
- Banyak berkeringat
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Jarang atau tidak bisa buang air kecil
- Reaksi alergi obat
Itulah beberapa efek samping yang mungkin terjadi, mulai dari yang ringan hingga berat. Dengan mengetahui efek sampingnya, Anda dapat memantau kemungkinan munculnya efek samping tersebut selama menjalani pengobatan.
Jika Anda merasakan adanya efek samping morfin yang muncul setelah menggunakan obat ini, beri tahulah dokter yang merawat Anda atau konsultasikanlah secara online. Nantinya, dokter akan memberikan informasi yang tepat terkait penggunaan morfin yang sesuai bagi Anda atau penanganan efek sampingnya.